pelaku hoax nya skr lagi jadi trending di twiter..kalo agan2 punya main twiter bantu naikin tagarnya ya...mari kita lawan hoax fitnah dan adu domba di NKRI
Wihh...Berita portal hoax jangan diposting atuh, dafuk 100an orang meninggal? mayatnya dibawa entah kemana? ditengah2 media bebas merekam? ditengah2 kerumunan orang yg anti pemerintah? pfffttt... no brainer sekali berita begini dipercaya.
JAKARTA-Aksi 22 Mei justru menimbulkan kericuhan dan menyisakan kepiluan. Diketahui, aksi demonstrasi tersebut dilakukan untuk menolak kecurangan Pemilu 2019 yang memicu gejolak dalam masyarakat Indonesia.
Banyak elemen masyarakat bersatu dan menggelar aksi spontan di berbagai wilayah Indonesia pada tanggal 21 dan 22 Mei 2019. Namun pasca aksi tersebut, diduga puluhan orang meninggal dunia, dan ratusan orang luka-luka.
Bahkan dikabarkan jumlah korban meninggal sebanyak 117 orang, yang mana diduga sebagian besar jenazah mereka dibawa polisi entah kemana.
Salah satu korban keganasan oknum polisi yang sempat terekam melalui video adalah warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Korban bernama Muhammad Harun Rasyid, anak berumur 15 tahun dalam video tersebut dipukul, ditendang, diinjak lalu diseret oleh sejumlah oknum polisi berpakaian lengkap disertai pentungan. Akibat penganiayaan tersebut nyawa korban tidak tertolong.
Tewasnya Rasyid yang diduga dianiaya oleh oknum polisi tersebut terjadi selepas penyisiran massa di daerah Petamburan, Tanah Abang Jakarta Pusat pada tanggal 22 Mei 2019 pagi hari. Penganiayaan yang terjadi terlihat jelas dilakukan di area kompleks Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Jakarta Pusat.
Atas kejadian mengenaskan tersebut, Koordinator Relawan Prabowo Sandi (RPS), Elyasa Budiyanto, melalui telepon menyatakan kutukan atas tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi.
Elyasa mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian harus bertanggung jawab atas kebrutalan anggotanya yang telah semena-mena melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap anak dibawah umur.
"Saya tegaskan, Kapolri harus bertanggung jawab atas kematian Rasyid. Karena sebelum aksi demo, dia sering ngomong tembak kepada anggotanya. Makanya tidak heran anggotanya tidak bermoral dan brutal saat mengamankan aksi demo 22 April," ujar Elyasa kepada Portaljabar.net, Sabtu (25/5/2019).
Lanjut Elyasa, dalam keadaan chaos seharusnya polisi bisa lebih beradab yaitu tidak menyerang rakyat yang lemah seperti wanita, anak-anak dan kaum jompo.
Menanggapi hal ini Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetio belum bisa berkomentar banyak karena kejelasan informasi belum lengkap.
"Saya belum dapat up date dari Polda Metro tentang isu tersebut," pungkas Dedi. (uya).
Anda akan meninggalkan Berita dan Politik. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.