- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kerusuhan 98 di Jakarta, Ini yang Dilakukan Gubernur Sutiyoso


TS
mpiembie
Kerusuhan 98 di Jakarta, Ini yang Dilakukan Gubernur Sutiyoso
MANTAN Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menceritakan keterlibatannya dalam meredam kerusuhan Mei 1998. Saat kerusuhan pecah, Sutiyoso yang menjabat Gubernur, penasaran dengan apa yang menjadi pemicunya.
Sutiyoso menceritakan, eskalasi kerusuhan 98 itu mencapai puncaknya pada 13-14 Mei 1998. Kala kerusuhan memuncak, Sutiyoso pun mendatangi pos pengamanan kerusuhan di samping Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), di Jakarta.
"Di situ saya ketemu Pangdam Jaya Mayjen Syafrie (Syamsudin) dan (Letnan) Jendral Prabowo (Subianto) juga karena Kostrad kan di sebelahnya. Kami berdiskusi lalu kami bertiga naik helikopter untuk memantau kondisi ibu kota," kata Sutiyoso dalam acara Satu Meja di Kompas TV
Ia menambahkan, saat itu suhu politik tengah memanas. Dan Jakarta dipenuhi penjarahan dan pembakaran di sejumlah tempat. Menurut Sutiyoso, penjarahan yang terjadi disebabkan oleh kesenjangan sosial di masyarakat Jakarta.
Kerusuhan itu berbuntut pada banyaknya warga etnis Tionghoa yang menjadi korban.
Selaku Gubernur, Sutiyoso turut meredam aksi penjarahan dan pembakaran yang menyasar properti milik warga etnis Tionghoa. Ia mendatangi permukiman yang banyak dihuni etnis Tionghoa. Sutiyoso mencoba memotivasi mereka agar tak takut menghadapi penjarah.
"Karena itu saya datangi tempat yang banyak etnis Tionghoa, saya ceritakan masalahnya, saya motivasi mereka agar harga diri kembali. Berani melawan," lanjut Sutiyoso.
Kerusuhan di Jakarta memakan banyak korban. Tak terhitung jumlah kerugian. Para mahasiswa pun bergerak menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Akibat desakan itu, Pada 21 Mei 1998 Soeharto menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Gerakan reformasi memaksa Soeharto jatuh...
Beda bgt Ama Kebijakan Wan abud

Sumur : https://www.google.com/amp/wartakota...ernur-sutiyoso
Sutiyoso menceritakan, eskalasi kerusuhan 98 itu mencapai puncaknya pada 13-14 Mei 1998. Kala kerusuhan memuncak, Sutiyoso pun mendatangi pos pengamanan kerusuhan di samping Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), di Jakarta.
"Di situ saya ketemu Pangdam Jaya Mayjen Syafrie (Syamsudin) dan (Letnan) Jendral Prabowo (Subianto) juga karena Kostrad kan di sebelahnya. Kami berdiskusi lalu kami bertiga naik helikopter untuk memantau kondisi ibu kota," kata Sutiyoso dalam acara Satu Meja di Kompas TV
Ia menambahkan, saat itu suhu politik tengah memanas. Dan Jakarta dipenuhi penjarahan dan pembakaran di sejumlah tempat. Menurut Sutiyoso, penjarahan yang terjadi disebabkan oleh kesenjangan sosial di masyarakat Jakarta.
Kerusuhan itu berbuntut pada banyaknya warga etnis Tionghoa yang menjadi korban.
Selaku Gubernur, Sutiyoso turut meredam aksi penjarahan dan pembakaran yang menyasar properti milik warga etnis Tionghoa. Ia mendatangi permukiman yang banyak dihuni etnis Tionghoa. Sutiyoso mencoba memotivasi mereka agar tak takut menghadapi penjarah.
"Karena itu saya datangi tempat yang banyak etnis Tionghoa, saya ceritakan masalahnya, saya motivasi mereka agar harga diri kembali. Berani melawan," lanjut Sutiyoso.
Kerusuhan di Jakarta memakan banyak korban. Tak terhitung jumlah kerugian. Para mahasiswa pun bergerak menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Akibat desakan itu, Pada 21 Mei 1998 Soeharto menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Gerakan reformasi memaksa Soeharto jatuh...
Beda bgt Ama Kebijakan Wan abud


Sumur : https://www.google.com/amp/wartakota...ernur-sutiyoso
Diubah oleh mpiembie 22-05-2019 17:40






scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
3.5K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan