- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Senandung Hijrah Arinta Fi Istiqomah


TS
trifatoyah
Senandung Hijrah Arinta Fi Istiqomah
Mendadak Berhijrah


Namanya Arinta Fi Istiqomah, gadis remaja kelas dua SMA Negeri 1 Pekalongan. Wajahnya ayu memesona, mata lentik, hidung Bangir dan kulitnya laksana singkong baru dikupas, putih bersih. Badan tinggi semampai bak foto model. Membuat Arinta dengan mudah mendapatkan cowok tajir baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
Kalau remaja seusianya memiliki hobby yang positif, lain halnya dengan Arinta, hobbynya ngerentengin cowok kaya bin tajir. Semua itu dilakuka karena ingin terpenuhi semua kebutuhannya. Dari mulai baju baru, tas baru dan ponsel baru. Teman-teman sekolahnya tidak ada yang menyangka kalau Arinta sebenarnya gadis desa, yang sekolah di kota karena kebaikan teman sang ayah.
'Sendy, jalan yuk? Bosen di rumah mulu.' pesan Arinta pada Sendy sahabatnya melalui WA.
'Oke! Ke mana nih?'
'Kita nyobain mie baper, di jalan Kartini.'
'Enak nggak tuh.'
'Wow enak, pake banget.'
'Tapi aku lagi bokek nih, Ar.'
'Tenang, kamu bisa makan sepuasnya selagi ada Dewa."
'Siapa dia? Cowok baru lagi.'
'Arinta gitu lho.'
Sepuluh menit kemudian gadis itu tengah bersiap dengan dandanan yang menurutnya oke. Celana robek-robek, kaos yang sedikit menampakkan buah dadanya, dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Tak lama kemudian datanglah Dewa dengan mobil Avanza warna silver baru, milik orang tua tentunya.
"Hai cantik, lama nunggu?' sapa Dewa sambil memerhatikan wajah seksi di depannya.
"Nggak, barusan selesai dandan." jawab Arinta sedikit manja.
"Mau jalan ke mana kita?"
"Ke Mall ya? Tapi bareng Sendy."
"Sendy, siapa?"
"Temen aku, "
"Kita nggak berdua aja nih."
"Untuk kali ini enggak, karena aku butuh Sendy untuk ngerjain PR matematika."
"Oke deh."
Bergegas Dewa menuju mobil dan membuka pintu untuk Arinta. Gadis itu bak seorang putri yang dipersilakan masuk oleh pangeran. Dalam mobil sambil menyetir tak henti-hentinya Dewa memuji kecantikan Arinta. Perlahan jemarinya menyentuh jemari lentik Arinta dan mencium jemari itu. Arinta menikmati suasana romantis itu apalagi saat Dewa mengucapkan kata cinta.
"I love you, Beb."
"I love you too."
Ini adalah ke tujuh kalinya Arinta menjawab kata cinta dari seorang cowok, yang pertama Dika, bertahan hanya tiga bulan karena kurang tajir, yang ke dua Reno, Mahasiswa semester akhir, masih status sampai sekarang, yang ke tiga Reza anak pengusaha batik, berjalan cukup lama, enam bulan. Putus gara-gara Arinta ketahuan selingkuh dengan Angga. Kemudian ada Faisal, Edo, dan yang lagi hangat sekarang adalah Dewa.
"Itu Sendy." Arinta menujuk Sendy yang tengah berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Iya, emangnya kenapa?"
"Nggak pa-pa sih. Aneh aja "
"Aku baru sebulan kenal Sendy, anaknya baik, ibadahnya rajin."
"Nggak kayak, kamu," celetuk Dewa.
"Ish ngapain rajin-rajin ibadah, umur masih muda juga. Entar kalau dah tua, tiap hari aku ngaji, ibadah terus dah pokoknya."
"Ibadah kok nunggu tua."
"Yaaa terserah aku dong."
Mobil berhenti tepat di depan gerbang, Arinta turun menghampiri Sendy, setelah cipika pipi kanan pipi kiri, Arinta menyuruh Sendy masuk mobil.
"Maaf ya, Ar. Aku nggak jadi ikut makan mie baper."
"Emang kenapa?"
"Aku harus belanja keperluan dapur, tadi Ibuku nyuruh belanja di pasar."
"Kebetulan, kita belanja di mall aja."
"Maaf aku nggak biasa belanja di mall. Aku biasa belanja di pasar tradisional, kebetulan yang jualan masih saudara."
"Terus, ngapain kamu nungguin aku."
"Aku nggak nungguin kamu, aku mau nungguin Go-Jek. Eh baru mau buka aplikasi kamu datang."
"Ya udah, kamu boleh nebeng sampai pasar."
"Terimakasih, Ar."
***
Kantuk tiba-tiba menyerang gadis itu. Dalam tidurnya, datanglah sosok tinggi besar dengan tangan kekar berbulu siap mencekiknya. Arinta berusaha meronta, tapi cengkeraman itu semakin kuat.
Napasnya terengah-engah, keringat dingin keluar, dia berteriak minta tolong, tak satupun orang-orang yang melihat menolong. Tangisnya menjadi lebih keras, ketakutan luar biasa dirasakan gadis itu.
Sebuah perasaan lega menghampiri Arinta fi Istiqomah, seorang gadis yang pada dasarnya gadis baik-baik. Kembali berhijrah menuju ke jalanNya yang lurus, lewat sebuah mimpi yang terangkai berkat cinta Allah padanya. Senandung hijrah untuk gadis remaja yang pernah tersesat.
Pekalongan 8 Mei 2019

Quote:

Namanya Arinta Fi Istiqomah, gadis remaja kelas dua SMA Negeri 1 Pekalongan. Wajahnya ayu memesona, mata lentik, hidung Bangir dan kulitnya laksana singkong baru dikupas, putih bersih. Badan tinggi semampai bak foto model. Membuat Arinta dengan mudah mendapatkan cowok tajir baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
Kalau remaja seusianya memiliki hobby yang positif, lain halnya dengan Arinta, hobbynya ngerentengin cowok kaya bin tajir. Semua itu dilakuka karena ingin terpenuhi semua kebutuhannya. Dari mulai baju baru, tas baru dan ponsel baru. Teman-teman sekolahnya tidak ada yang menyangka kalau Arinta sebenarnya gadis desa, yang sekolah di kota karena kebaikan teman sang ayah.
'Sendy, jalan yuk? Bosen di rumah mulu.' pesan Arinta pada Sendy sahabatnya melalui WA.
'Oke! Ke mana nih?'
'Kita nyobain mie baper, di jalan Kartini.'
'Enak nggak tuh.'
'Wow enak, pake banget.'
'Tapi aku lagi bokek nih, Ar.'
'Tenang, kamu bisa makan sepuasnya selagi ada Dewa."
'Siapa dia? Cowok baru lagi.'
'Arinta gitu lho.'
Sepuluh menit kemudian gadis itu tengah bersiap dengan dandanan yang menurutnya oke. Celana robek-robek, kaos yang sedikit menampakkan buah dadanya, dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Tak lama kemudian datanglah Dewa dengan mobil Avanza warna silver baru, milik orang tua tentunya.
"Hai cantik, lama nunggu?' sapa Dewa sambil memerhatikan wajah seksi di depannya.
"Nggak, barusan selesai dandan." jawab Arinta sedikit manja.
"Mau jalan ke mana kita?"
"Ke Mall ya? Tapi bareng Sendy."
"Sendy, siapa?"
"Temen aku, "
"Kita nggak berdua aja nih."
"Untuk kali ini enggak, karena aku butuh Sendy untuk ngerjain PR matematika."
"Oke deh."
Bergegas Dewa menuju mobil dan membuka pintu untuk Arinta. Gadis itu bak seorang putri yang dipersilakan masuk oleh pangeran. Dalam mobil sambil menyetir tak henti-hentinya Dewa memuji kecantikan Arinta. Perlahan jemarinya menyentuh jemari lentik Arinta dan mencium jemari itu. Arinta menikmati suasana romantis itu apalagi saat Dewa mengucapkan kata cinta.
"I love you, Beb."
"I love you too."
Ini adalah ke tujuh kalinya Arinta menjawab kata cinta dari seorang cowok, yang pertama Dika, bertahan hanya tiga bulan karena kurang tajir, yang ke dua Reno, Mahasiswa semester akhir, masih status sampai sekarang, yang ke tiga Reza anak pengusaha batik, berjalan cukup lama, enam bulan. Putus gara-gara Arinta ketahuan selingkuh dengan Angga. Kemudian ada Faisal, Edo, dan yang lagi hangat sekarang adalah Dewa.
"Itu Sendy." Arinta menujuk Sendy yang tengah berdiri di depan gerbang rumahnya.
Quote:
"Iya, emangnya kenapa?"
"Nggak pa-pa sih. Aneh aja "
"Aku baru sebulan kenal Sendy, anaknya baik, ibadahnya rajin."
"Nggak kayak, kamu," celetuk Dewa.
"Ish ngapain rajin-rajin ibadah, umur masih muda juga. Entar kalau dah tua, tiap hari aku ngaji, ibadah terus dah pokoknya."
"Ibadah kok nunggu tua."
"Yaaa terserah aku dong."
Mobil berhenti tepat di depan gerbang, Arinta turun menghampiri Sendy, setelah cipika pipi kanan pipi kiri, Arinta menyuruh Sendy masuk mobil.
"Maaf ya, Ar. Aku nggak jadi ikut makan mie baper."
"Emang kenapa?"
"Aku harus belanja keperluan dapur, tadi Ibuku nyuruh belanja di pasar."
"Kebetulan, kita belanja di mall aja."
"Maaf aku nggak biasa belanja di mall. Aku biasa belanja di pasar tradisional, kebetulan yang jualan masih saudara."
"Terus, ngapain kamu nungguin aku."
"Aku nggak nungguin kamu, aku mau nungguin Go-Jek. Eh baru mau buka aplikasi kamu datang."
"Ya udah, kamu boleh nebeng sampai pasar."
"Terimakasih, Ar."
***
Quote:
Kantuk tiba-tiba menyerang gadis itu. Dalam tidurnya, datanglah sosok tinggi besar dengan tangan kekar berbulu siap mencekiknya. Arinta berusaha meronta, tapi cengkeraman itu semakin kuat.
Napasnya terengah-engah, keringat dingin keluar, dia berteriak minta tolong, tak satupun orang-orang yang melihat menolong. Tangisnya menjadi lebih keras, ketakutan luar biasa dirasakan gadis itu.
Quote:
Sebuah perasaan lega menghampiri Arinta fi Istiqomah, seorang gadis yang pada dasarnya gadis baik-baik. Kembali berhijrah menuju ke jalanNya yang lurus, lewat sebuah mimpi yang terangkai berkat cinta Allah padanya. Senandung hijrah untuk gadis remaja yang pernah tersesat.
Pekalongan 8 Mei 2019
Diubah oleh trifatoyah 11-05-2019 05:18






swiitdebby dan 18 lainnya memberi reputasi
19
3.4K
87


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan