darth.tytydAvatar border
TS
darth.tytyd
Dibakar Hidup-Hidup, Diduga karena Melaporkan Pelecehan yang Dilakukan Kepsek...


Pelaku bullying memang ada hampir di semua tempat, entah itu di sekolah, kantor, atau lingkungan tempat tinggal. Salah satu kasus bully yang paling menyita perhatian warga Indonesia adalah kasus penganiayaan siswi SMP di Pontianak yang bernama Audrey. Siswi SMP itu dikatakan dikeroyok oleh beberapa siswi SMA di sana. Tagar justice for Audrey kemudian menggema di media sosial.

Banyak warga Indonesia yang merasa ibah dengan nasib yang menimpa anak tersebut. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut. Tak sedikit warga Indonesia yang merasa geram dengan Audrey. Diketahui dalam media sosial Facebook Audrey kerap melontarkan kata-kata kasar dan vulgar yang dirasa sangat melewati batas, bahkan untuk ukuran orang dewasa. Terlebih lagi, dia masih SMP. Tagar Audrey juga bersalah kemudian yang menjadi trending topik di media sosial.

Terlepas dari masalah yang menimpa Audrey. Baru-baru ini ada kejadian bullying yang sangat parah. Para pelaku bully menghilangkan nyawa seorang anak SMA dengan cara dibakar hidup-hidup! Siswi tersebut dikabarkan meninggal dunia usai tubuhnya hangus terbakar. Pelaku pembakaran tak lain adalah teman sekolah korban.

Mengutip laman thedialystar.net, siswi malang yang dikeroyok dan dibakar hidup-hidup itu bernama Nusrat Rafi yang masih berusia 18 tahun. Nusrat Rafi berasal dari daerah Chittagong, Tenggara Bangladesh.

Peristiwa yang sangat tragis itu berawal pada Sabtu (6/4/2019) lalu. Waktu itu Nusrat Rafi mengalami kekerasan oleh beberapa orang di sekolahnya di Sonagazi Islamia Senior Fazil Madrasa (setingkat SMA).

Sebelum dibakar hidup-hidup, Nusrat Rafi diketahui melaporkan kejahatan seksual yang dilakukan oleh kepala sekolahnya.

Tepatnya pada tanggal 27 Maret, Nusrat Rafi mengatakan bahwa kepala sekolah memanggilnya ke dalam kantornya dan menyentu bagian-bagian vital Nusrat Rafi. Beruntung, akhirnya dia berhasil melarikan diri dari ruang kantor itu.

Dengan dukungan keluarganya, Nusrat Rafi mendatangi kantor polisi dan melaporkan kekejian yang dilakukan oleh kepala sekolahnya.

Sayangnya, di kantor polisi bukannya dijanjikan perlindungan, Nusrat Rafi malah divideokan pengakuannya tanpa jaminan perlindungan. Pada 27 Maret 2019 setelah mereka melaporkan kejahatan tersebut, polisi menahan si kepala sekolah.

Akan tetapi, keadaan tak berpihak pada Nusrat Rafi. Sekelompok orang dari jalanan menuntut pembebasan si kepala sekolah yang digawangi sejumlah politisi lokal dan dua pelajar pria. Mereka lalu menyalahkan Nusrat Rafi.

Setelah itu, pada tanggal 6 April 2019, 11 hari setelah dia dicabuli, Nusrat Rafi hadir di sekolah untuk mengikuti ujian. Sekelompok orang lalu datang, menyeretnya dan menyiram bensin, lalu membakar Nusrat Rafi hingga tewas

Kabar nahas yang menimpa Nusrat Rafi akhirnya sampai ke telinga adiknya, Mahmudul Hasan, yang bergegas menuju tempat kejadian usai ditelepon oleh pihak sekolah. Sang adik sangat terkejut sewaktu menyaksikan tubuh kakak perempuannya itu hangus terbakar dan hanya menyisakan wajah Nusrat Rafi yang masih utuh.

Nusrat Rafi sempat dilarikan ke rumah sakit Dhaka Medical College. Akan tetapi, luka bakar yang dialaminya hingga 80 persen membuat dia harus mengembuskan napas terakir beberapa hari sesudahnya. Lebih tepatnya, Nusrat Rafi akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (10/4/2019) waktu setempat.

Pada saat masih bisa berbicara dalam kondisi sekarat, dia berkata, "Guru itu mencabuli saya dan saya akan melawan hingga napas terakhir."

Nusrat Rafi juga mengatakan sejumlah pelajar di madrasah juga ikut membakarnya.

Tentu saja, kepergiaan Nusrat Rafi menimbulkan kesedihan yang sangat mendalam bagi keluarganya. Terutama sang ibu yang bernama Shirin Akter yang masih belum merelakan anaknya tewas secara tragis. Ibunya pun menuntut para pelaku yang mem-bully anaknya agar mendapatkan hukuman.

"Mereka (pelaku) telah membunuh anak saya. Sekarang kami menuntut keadilan," ujar sang ibu seperti dilansir laman benarnews.org (10/4/2019).

Tuntutan yang sama juga dilayangkan oleh adik Nusrat Rafi yang bernama Hasan. Hasan menyebut apa yang menimpa kakaknya bukanlah kasus perundungan biasa, tetapi sudah termasuk pembunuhan. Tak tanggung-tanggung, Hasan sampai meminta keadilan kepada perdana menteri Bangladesh saat ini, Sheikh Hasina.

"Ini bukan bullying (perundungan) tapi pembunuhan tingkat keji," ujar Hasan yang juga dilansir benarnews.org.

Kasus ini kini mendapat penanganan serius dari kepolisian di Bangladesh dan dianggap sebagai kasus pembunuhan berencana. Alasannya karena para pelaku diketahui menggunakan penutup wajah serta sarung tangan saat melancarkan aksinya.

Hingga saat ini polisi setempat sudah menahan 15 orang. Tujuh orang di antaranya telah menjadi tersangka pembunuhan atas Nusrat Rafi.

Wah, sungguh mengerikan sekali perbutan para pelaku yang membakar hidup-hidup Nusrat Rafi. Hal tersebut benar-benar keterlaluan.

Apa komentar kamu tentang hal ini?

hotelnya
Diubah oleh darth.tytyd 11-05-2019 14:54
simsol...
codimo
scorpiolama
scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.7K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan