Quote:
Prolog
Pada suatu waktu, gue pernah bertanya pada diri gue sendiri; Bagaimana kelak keadaan disekitar gue ketika gue pergi? Ketika gue gak lagi bisa mengusahakan untuk memperbaiki hal-hal yang mungkin udah terlanjur terjadi. Ketika kesalahan gue adalah satu-satunya kenangan yang sempat gue tinggalkan. Ketika gue gak lagi bisa membuka pintu yang telah gue tutup dengan membantingnya berulang kali.
Gue selalu percaya, bahwa apapun yang terjadi dalam dunia yang kita tempati saat ini adalah sejalan dengan apa yang telah Dia tuliskan dalam buku 'skenario' -Nya.Tapi, sebagian kecil dalam hati gue berusaha mempertanyakan; Apakah segala kesalahan yang Lo, Gue dan Kita lakukan juga masih bagian dalam 'skenario' itu? Gue rasa gue bukan orang yang punya kapasitas untuk menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan yang mungkin akan menyulut sebuah perdebatan; bukan dengan orang lain, tapi dengan diri sendiri. Soal layak atau tidaknya Gue memperjuangkan kembali jalan yang telah jauh gue lalui. Soal sanggup atau tidaknya gue untuk terus melangkah dengan kepala tegap meski sesal yang berbalut benci masih tertanam di dasar hati.
Karna pada akhirnya, setiap langkah yang gue ambil selalu membawa gue pada kemungkinan-kemungkinan yang lain. Pada cerita-cerita yang mungkin bisa saja terjadi, atau bahkan tidak terjadi sama sekali. Pada kejadian-kejadian yang kelak menjadi gumpalan kenangan, atau malah menjadi penyesalan yang sama sekali gak berarti. Atau pada kenyataan yang akhirnya harus gue hadapi –mungkin dengan meratapi, atau justru malah mensyukuri.
Dan gue tau, sebelum gue berada di titik dimana gue sangat amat bersyukur dengan segala yang gue terima dan miliki saat ini, Gue pernah terkapar di suatu malam meratapi apa yang telah gue lewatkan. Gue pernah menyesal sejadinya atas kesalahan yang telah gue lakukan. Gue pernah memaki dan mengutuk kebodohan yang dengan mudahnya gue lakukan untuk menangisinya kemudian. Hingga bagi gue, gak ada satu rangkai kata pun dapat gue tulis tanpa mengecap manis dan pahitnya jalan yang pernah gue tapaki langkah demi langkah, untuk menjadi seorang Bagus Mahendra seperti saat ini.
*****
“Itu lagu siapa deh? Kayanya gue pernah denger.” Tanya dia setelah gue menyelesaikan lagu yang baru saja gue nyanyikan.
Gue meletakkan gitar bersandar di pinggiran tembok balkon yang tengah gue duduki, dan hanya menjawabnya dengan senyuman. Sengaja membuat dia penasaran. Karna anak ini kalo udah penasaran bakal setengah mati berusaha untuk mencari tahu.
“iish. Lagu siapa Gus?! Jangan resek aah. Gue beneran lupa. Liriknya juga tadi agak kurang jelas gue dengernya. Tapi gueyakin gue kenal nadanya.” Ucapnya dengan gemas sambil bangun dari kasurnya dan menghampiri gue.
Dia lalu menaiki tembok balkon depan kamarnya dan duduk disamping gue, kemudian menarik-narik rambut gue dengan sedikit kesal. Gue hanya tertawa meladeninya. Hingga akhirnya tarikannya terasa semakin sakit karna dia mulai beneran kesel.
“Iyaa.. Iyaa. Ampun. Lepas dulu.” Ucap gue menyerah karna dia semakin benar-benar keras menarik rambut gue.
“The second you sleep –nya Saybia.” Sambung gue cepat sambil mengusap-usap kepala yang kini beneran berasa sakit di kulitnya.
Dia yang gak merasa bersalah setelah menyiksa gue kemudian kembali berjalan kedalam kamarnya dan setengah melompat ke atas kasur lalu mengambil handphonenya dan mengetik sesuatu yang gue duga dia lagi nyari lirik lagu yang tadi guesebut judulnya.
“You close your eyes, and leave me naked by your side. You close the door so I can’t see, the love you keep inside, the love you keep for me..” Gue mengambil dan memetik gitar dengan perlahan sambil menyenandungkan lirik awal lagu yang tadi udah gue nyanyikan.
Dia mengangkat wajahnya yang tadi sempat menunduk memperhatikan handphone ditangannya. Kedua bola matanya menatap tepat ke dalam mata gue. Bola mata yang dulu selalu gue puja warna dan keindahannya. Bola mata yang kemudian sempat gue benci setiap kali terbayang dengan mudahnya didalam kepala gue.
“I stay to watch you fade away. I dream of you tonight. Tomorrow you`ll be gone. It gives me time to stay, to watch you fade away. I dream of you tonight. Tomorrow you`ll be gone. I wish by god you`d stay..”
Dia bersenandung pelan dengan irama yang sedikit berantakan. Meski sama sekali gak mengurangi keindahan senandungnya. Sebuah senandung yang entah bagaimana caranya membuat gue gak mampu mengalihkan pandangan dari wajahnya. Membuat gue mungkin harus berulang kali mengeja namanya untuk dapat sejenak menepikan nama wanita yang saat ini telah berhasil mengobati rasa kecewa saat gue dulu merasa di sia-siakan. Meski membutuhkan waktu cukup lama sejak dia memutuskan untuk mengikuti emosi sesaatnya kala itu.
Gue melihat jelas genangan air disudut matanya yang tengah ia pertahankan untuk gak menetes kepipinya.
“I wish by god you`ll stay..”
Ia mengucapkannya sekali lagi dengan suara yang kini bergetar. Dan tetesan air yang akhirnya tumpah begitu saja membasahi pipinya. Yang kemudian menyelimuti gue dalam sesaknya rasa sesal yang sempat mengucapkan bahwa gue gak akan pernah menetap disana. Di dalam hatinya yang juga basah meski tak terkena tumpahan air mata.
I never meant to hurt no one
Nobody ever tore me down like you
I think you knew it all along
And now you'll never see my face again
I never meant to hurt nobody
And will I ever see the sun again?
I wonder where the guilt had gone
I think of what I have become
And still
I never meant to hurt nobody
Now I'm taking what is mine
Letting go of my mistakes
Build a fire from what I've learned
And watch it fade away
Because I have no heart to break
I cannot fake it like before
I thought that I could stay the same
And now I know that I'm not sure
I even love me anymore
I never meant to hurt no one
Sometimes you gotta look the other way
It never should've lasted so long
Ashamed you'll never see my face again
I never meant to hurt nobody
I know I'll never be the same again
Now taking back what I have done
I think of what I have become
And still
I never meant to hurt nobody
Now I'm taking what is mine
Letting go of my mistakes
Build a fire from what I've learned
And watch it fade away
Because I have no heart to break
I cannot fake it like before
I thought that I could stay the same
And now I know that I'm not sure
I even love me anymore
I never meant to hurt nobody
Nobody ever tore me down like you
I never meant to hurt no one
Now I'm taking what is minS E N S O R
<< Cerita sebelumya
Quote: