Pecandu Game dan Tempat Rehab-nya. Game adalah penyakit?

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Pecandu Game dan Tempat Rehab-nya. Game adalah penyakit?

panggilakudian

30-04-2019 07:15

Pecandu Game dan Tempat Rehab-nya. Game adalah penyakit?

Kejuaraan dunia untuk video game Dota 2 telah berlangsung di Vancouver.

Daya yang dihabiskan untuk turnamen tsb saat ini lebih dari 25 juta dolar. Tertinggi dalam sejarah e-Sport.

Game adalah bisnis besar namun game juga telah menjadi permasalahan kesehatan masyarakat.

Bulan lalu [Juni 2018] Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] menjadikan game disorder [kecanduan game] secara resmi sebagai penyakit.

Spoiler for reSTART:

reSART adalah tempat rehab pecandu video game pertama di Amerika Serikat. Tempat ini telah mengobati lebih dari 275 pecandu game.

sejak berdiri 9 tahun yang lalu dan saat ini memiliki banyak daftar tunggu untuk dirawat di sana.

Fase 1, fase yang sangat intensif di mana mereka tidak memiliki akses terhadap media digital.

Pada fase 1, di dalamnya minimal ada 8 minggu upaya melepaskannya dari teknologi. Tanpa handphone. Tanpa layar. Dan tidak ada kontak dengan dunia luar.

“Bagi mereka [ekonomi kelas menengah] yang tinggal di sini selama 8 minggu tarifnya 30 ribu dolar [422 juta rupiah]." jelas Hillarie, salah satu pengurus di reSTART

Tetapi, itu baru program fase 1. Tarifnya bisa lebih tinggi daripada rehab untuk para pecandu narkoba. Perbedaannya adalah [rehab pecandu game] ini tidak ditanggung oleh asuransi.

Ini adalah jadwal mereka. Jadwal ini dirotasi setiap minggunya.

Hillarie Cash mendirikan reSTART dan dia adalah pimpinan klinik untuk progam [rehabilitasi] ini.

"Kebanyakan mereka berusia 18 sampai 30 tahun. Mereka berasal dari keluarga baik-baik. " kata Hillarie.

“Merekalah [pembuat game] yang mendorong ini semua ke masyarakat secara umum untuk mendapatkan uang. Jadi bukanlah kepentingan mereka untuk mengakui [kecanduan game] sebagai problem yang serius." ungkap Hillarie.

Ini adalah tempat tidurnya, salah satu tempat tidur untuk pasien laki-laki.

Diklasifikasikannya kecanduan game oleh WHO menjadi kabar gembira bagi Hillarie.

itu menjadi isyarat yang telah lama dinanti kalangan medis bahwasanya kecanduan game bisa menjadi buruk sebagaimana yang dia katakan.

Orang-orang cenderung berpikir itu tak mungkin [disebut sebagai penyakit]. Mereka keliru sebabjika Anda kecanduan game dan secara aktif bermain game maka bagian tertentu pada otak Anda akan aktif sama seperti mereka yang kecanduan kokain [Jenis narkotika].

Hillarie Cash berpendapat bahwa perusahaan merekrut para psikolog untuk membantu mereka merancang game agar lebih menyenangkan dan membuat mereka tertarik untuk terus bermain lebih lama.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bermain game dapat menyebabkan perubahan struktural pada sistem “reward” di otak para pecandunya.

Spoiler for Game Addict:

“Aku bermain hingga 12-13 jam setiap harinya, bahkan mungkin lebih. Aku tidak bisa memastikannya.”

“Seperti halnya kecanduan yang lain, ini semua tentang bagaimana meningkatkan hormon dopamin, mereka memasukkannya ke dalam game, mereka mengaturnya sedemikian rupa agar kita jatuh pada jebakan tsb."

“Saya hanya sekedar meminimize-nya. Malas untuk keluar. Malas berinteraksi dengan siapapun.”

“Saat ini bahkan sulit untuk mengatakan, ‘Aku suka melakukan itu.” dan berpikir tentang diriku, ‘Wow ternyata diriku adalah seorang yang bodoh’”.

"Apakah menurutmu orang-orang yang kalian ceritakan tentang reSTART bahwa di sana ada fasilitas hanya untuk para pecandu game, mereka akan terkejut?" tanya Pewawancara.

“Mereka terkejut dan mungkin juga akan marah. Reaksi mereka, “Oh kalian hanya anak kecil, mengapa tidak bersikap dewasa?” jawab John.

“Coba bayangkan mengatakan itu kepada pecandu alkohol. Anda tidak bisa begitu saja menyingkirkannya. Itu membutuhkan banyak upaya dan usaha.”

"Apakah Anda akan bermain game lagi?" tanya Pewawancara.

"Aku ingin kembali [bermain game], tapi aku seorang pecandu, itu ada dalam darahku" tegas John

***

Mereka adalah dua pasien dari reSTART. Mereka dibawa kesini oleh orangtua mereka setelah mereka gagal dalam perkuliahan.

***

Kevin sudah melewati fase 2 selama 4 minggu. Dan Kevin telah mendapatkan pekerjaan di minggu pertama.

Kevin direhab di reSTART setelah orangtuanya memberikan ultimatum padanya, memilih dibantu [untuk rehab] atau keluar dari rumah.

Dia saat ini mengikuti program pada fase rawat jalan yang disebut sebagai “Open World”.

Usia Kevin mungkin hampir 30 tahun tetapi Kevin belum bisa menghasilkan uang sendiri. Mereka [orangtua] yang membayar tagihan-tagihannya, mereka memberikan makanan untuknya, hal-hal yang belum pernah Kevin bisa lakukan seorang diri.

Untuk biaya lebih dari 7 ribu dolar [98juta rupiah] setiap bulannya, orangtua Kevin membiayainya untuk tinggal di rumah singgah khusus para gamer dan agar mendapat terapi harian untuk mengintegrasikan kembali teknologi secara perlahan ke dalam hidupnya.