fachreal5Avatar border
TS
fachreal5
Space Dye Dress (a Short Story)


Spoiler for Buka dulu:

  


Kepulan asap tembakau kembali menyumbul dari bibir merah tipisnya yang kering. Terhitung sudah tiga hari ia tidak meneguk air putih selain Abshinte. Sesekali ia jambak rambut pirangnya yang ikal bergelombang kemudian menguntalnya hingga kusut. Warna hitam pucat kantung matanya semakin pekat, wajahnya pun kini putih memucat. Darah kental perlahan mulai keluar dari sebelah lubang hidungnya yang mancung, tubuhnya semakin rusak begitu jua mentalnya.
Gaun putih cerah pengantin yang ia kenakan kini terlihat keruh dan kusut. Tak kalah kusut dengan apa yang ada dipikirnya.

Gaun yang sejatinya akan ia gunakan seminggu kemudian nyatanya ia pakai lebih awal, pernikahannya gagal dan kini ia mengenakan pakaian itu semata hanya ingin merasakan bagaimana rasa memakai pakaian sakral itu. Cantik dan merepotkan imbuhnya.

"Anda terkena kanker serviks"suara itu kembali terdengar nyaring dari dalam otaknya kemudian dengan refleks ia menutup kedua telinga dan berteriak sekeras-kerasnya.

Butiran air kembali mencuat dari dalam matanya, berjalan bak perahu mengikuti alur sungai lalu jatuh menghempas batu karang. Semakin sering ia teringat maka semakin terasa sia-sia ia diciptakan sebagai wanita seutuhnya, akan tetapi nyatanya hal itu masih sedikit ia bisa terima karena ada perkataan lain yang jauh lebih menyakitkan hingga ia tidak sudi untuk mengakui cinta itu ada.

"Maaf dengan berat hati harus aku sudahi hubungan ini, orang tuaku tidak setuju apabila aku menikahi perempuan yang tidak bisa menghasilkan keturunan"

Itulah pernyataan dari pria yang sudah bertahun-tahun ia perjuangkan dan saling berjanji akan hidup bersama. Ia masih ingat betapa panas telapak tangannya usai menampar pria itu. Menyakitkan, namun nikmat.

Pernikahan yang seharusnya menjadi sebuah tawa bahagia kini berubah menjadi suatu trauma yang menyesakkan dada. Pun apabila ia berhasil melewati masa terkelam dalam hidupnya ini, ia tidak yakin apakah dapat mencintai pria lain sebelum penyakit sialan ini merenggut nyawanya lebih dulu dan merepotkan orang sekitarnya sebelum ia mati. Terlebih ia tidak ingin melihat air mata dusta dan orang-orang yang sok menangisi kepergiannya sebelum ia menutup mata untuk selamanya.

Sebelum kembali meneguk gelas untuk yang kesekian kalinya, ia pandang gelas yang sudah terisi setengah dengan tatapan kosong namun pikirannya berkelana jauh melintasi waktu yang telah lalu yaitu waktu dimana ia dan kekasihnya pertama kali bertemu dan jatuh cinta hanya karena sebuah obrolan ringan mengenai gelas setengah isi atau setengah kosong.

Kabar baiknya hal itu masih menjadi perdebatan sampai sekarang namun jika rumus kehidupan mengatakan dibalik kabar baik pasti selalu tersimpan kabar buruk. Kabar buruknya mereka tidak bisa memperdebatkan hal remeh temen nan filosofis seperti itu lagi dimana setelahnya mereka akan membahas obrolan lain sampai tengah malam lalu ditutup oleh sebuah cumbuan hebat dari seorang priayang menjadi alasan ia untuk terus melanjutkan hidup dan memberikan sebuah harapan baru usai sembuh dari trauma lain yang disebabkan oleh ulah kedua orang tuanya.

Ia teguk kembali minumannya namun rasa pahit kecut cairannya mulai terasa hambar begitupun dengan sensasi tenggorokan terbakar acapkali minuman tersebut melewati tenggorokan. Sadar bahwa ia mulai kebal dan tiada yang lebih pahit dibanding kehidupannya sekarang. Dalam nuraninya yang paling dalam tersimpan sebuah keinginan untuk bersekutu dengan setan lalu mengutuk orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya dengan instan.

Pria yang berdiri paling depan untuk menguatkan kini menjadi alasan utama penyebab ia tumbang, pun dengan orang yang membagi tawa kebahagiaan pada sebuah acara makan malam dengan dibumbui petuah petuah indah tentang pernikahan kini berubah haluan menjadi pembunuh yang paling kejam.

Seandainya mereka tahu bagaimana lelahnya membangun kembali sebuah harapan yang telah hancur, frustasinya seorang yang terus menerus dibayangi trauma harus berpura-pura menjadi orang yang normal karena tekanan sosial yang mengharuskannya untuk menjadi normal. Hidup hanya gumpalan nista kemunafikan dan ia sudah muak menjadi korban.

Love is an act of blood and im bleeding
A pool in the shape of a heart


Untaian lirik lagu Space Dye Vest yang berasal dari sebuah radio tape berdebu kini menggema memenuhi sebuah gudang yang pengap nan sempit. Ia biarkan James LaBrie, sang pelantun lagu tersebut bernyanyi sepuasnya sementara Kevin Moore sang pencipta lagu dengan nuansa kelam tersebut dalam halusinasinya sedang duduk pada sebuah kursi reyot yang berada di hadapnya sembari menopang dagu dan menatapnya teduh.

"Jika aku tidak pernah merasakan bagaimana perihnya dicampakkan dan sakit hati oleh seorang model peraga pakaian mungkin saat ini kau akan ditemani oleh Simon dan Garfunkel" ucapnya.

"Sejak umur tiga belas tahun aku sudah akrab dengan sound of silence milik mereka, Kevin" balas gadis itu sembari menuang minumannya kembali dengan asal lalu meneguknya.

"Dan dari lagu itu aku belajar bahwa sahabat sejati manusia adalah sebuah keheningan. Hening adalah teman sebelum kita dilahirkan, hening adalah teman ketika kita menutup pintu kamar untuk bersembunyi dari segala kepura-puraan dan hening juga yang menemani ketika kita sudah pulang pada keabadian " sambungnya, Kevin tersenyum lalu dengan senang hati menuangkan liquor itu kedalam gelas sang gadis yang sudah kosong.

But he's the sort who can't know

Anyone intimately, least of all a Woman,

He doesn't know what a woman Is,He wants you for a possession,

Something to look at like a painting or an ivory box.

Something to own and to display. He doesn't want you to be real, Or to think or to live.

He doesn't love you, but I love you.

I want you to have your own thoughts and ideas and Feelings, even when I hold you in my arms.

It's our last chanceIt's

Our Last chance

"He doesn't want you to be real or to think or to live" ulang gadis itu lembut usai mendengar penggalan lirik yang diambil dari sebuah dialog film Room With A View.

Setelahnya ia senderkan punggungnya pada sandaran kursi dan membiarkan kedua bola matanya bergeming memandangi sebuah tali tambang yang melingkar dan seakan tak sabar untuk mengantarkan nyawa manusia tepat beberapa meter diatas kepalanya. Kini batas antara hidup dan matinya hanya setebal tali yang sedang tergantung dan beberapa kali mengayun karena ulah angin yang menyelinap dari ventilasi. Untuk terakhir kalinya kembali ia hisap dan membiarkan kembali nikotin beserta racun-racun dalam lintingan tembakau itu mengalir dalam darahnya.

Ia teguk kembali Abshinte yang seharusnya terasa pahit, keras, dan membakar tenggorokan. Sontak beranjak ia dari kursinya namun langsung jatuh usai lambungnya melakukan penolakan hebat atas minuman yang sudah tiga hari menjadi teman setianya, ia muntah cairan warna hijau kekuningan yang bercampur darah dan beberapa tetes cairan bening dari matanya yang sudah kalut.

Ia seka bagian mulut serta bagian mata untuk membersihkan bekas cairan yang mengotori wajahnya lalu dengan sekuat tenaga ia beranjak lalu memijakan kedua kakinya pada sebuah kursi kayu kusam yang sedari tadi betah menyangga bokongnya yang molek. Kedua tangan mulusnya perlahan meraih tali yang sedari tadi setia menunggu untuk disambut. Kepalanya kini sudah memasuki lingkar tambang yang bahagia menyambut kehadirannya, rambut ikalnya menjuntai dan menyentuh lingkar tali tebal itu.

Di matanya, benda mati itu tak ubahnya seperti sesosok malaikat bijak yang melingkarkan tangan kepada bahunya yang rapuh. Ia pejamkan kedua matanya namun ia buka lebar-lebar kedua telinga untuk mendengarkan untaian lirik terakhir dari tembang favoritnya.

And I'll smile and I'll learn to pretend
And I'll never be open again
And I'll have no more dreams to defend
And I'll never be open again


"Tak usah lagi kau cemaskan tentang dunia, sebab ia kejam dan fana" bisik sang malaikat maut yang sudah sepenuhnya mengambil alih kemudi dirinya.
Gadis itu tersenyum namun terbangun ia sebelum menjatuhkan kursi dalam bunga tidurnya. Ia torehkan pandangannya ke langit-langit. Musik telah terhenti namun tali tambang itu masih lembut berayun, menunggu untuk ia jamahi.


End of story-

Quote:


Spoiler for Kunjungi juga thread ane yang lain:


#Everylifematters
Diubah oleh fachreal5 24-08-2019 17:17
m4ntanqv
islamisdevi
bukhorigan
bukhorigan dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan