mongkiefunAvatar border
TS
mongkiefun
Kasus Kekerasan pada Laki - Laki yang juga Tidak Kalah Mengerikan

Kasus Kekerasan pada Laki - laki yang juga
Tidak Kalah Mengerikan




Kekerasan pada laki-laki?? Mana mungkin kan? Kalau benar terjadi pasti akan berakhir dengan guyonan "suami - suami takut istri". Masyarakat awam kita serta berbagai media menggambarkan bahwa laki - laki tidak mungkin mengalami kekerasan. 

Namun, beberapa saat lalu, jagat maya dikejutkan dengan pelaporan Johnny Depp terhadap mantan istrinya, Amber Heard. (Amber Heard ini yang  barusan berakting di film Aquaman). Depp mempolisikan Amber disertai dengan bukti tebal serta kesaksian tertulis atas kekerasan yang dialaminya saat masih bersama dengan Amber. Foto wajah yang lebam serta jarinya yang dipotong oleh Amber langsung viral. Para fans Amber masih tidak terima dan menghujat balik Depp. Melihat bukti yang beredar cukup solid, tidak sedikit yang memberi dukungan bagi Johnny Depp.

Kasus Johnny Depp hanyalah satu dari kasus kekerasan yang dialami laki - laki. Kebanyakan korban laki - laki merasa malu atau takut untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya. Berikut adalah kisah dari Alex Skeelbahwa kekerasan yang dialami oleh laki - laki membuat heboh Inggris beberapa saat lalu.




Alex Skeel, 18 tahun hanya seorang anak kuliah biasa. Dia cukup jago dengan bola, selalu berkumpul dan bersenang bersama teman sepermainannya. Kehidupannya mulai berubah ketika dia dijodohkan dengan Jordan Worthpada 2012. Jordan seorang wanita yang cerdas, cantik, supel, serta bercita - cita menjadi guru, langsung membuatnya jatuh hati. Jadianlah mereka berdua.



Tidak ada yang aneh dari awal mereka jadian. Hanya Jordan sesekali pernah mengatakan ketidaksukaan warna baju atau model rambut Alex. Alex merasa tidak aneh, ya dia merasa punya kewajiban untuk berpenampilan bagus di depan pacarnya. 



April 2013, saat itu merupakan hari ultah Jordan. Jadi, Alex dan keluarga Alex mengajak Jordan untuk bersama - sama menonton teater besar di Lion King, London. Di tengah acara, Alex mengirim pesan bahwa pacarnya hilang ke ibunya. Paniklah semua, segera semua anggota mencari pacar Alex tersebut. Satu jam gak menemukan orangnya, Alex memutuskan kembali ke hotel. Ehh.. di lobby hotel Alex menemukan pacarnya. Bukannya memberikan penjelasan, Jordan malah tertawa ngakak tidak berhenti. Alex saat itu ya merasa pacarnya ini cukup aneh.




Agustus 2013, giliran Alex yang ultah. Di sini keluarga mengundang semua kerabat dan sahabat Alex. Jordan juga diundang ke pesta. Tapi Alex saat itu tampaknya lebih ingin meluapkan kesenangannya bersama keluarganya. Di tengah - tengah keramaian, pesta itu terhenti. Suara teriakan dari teman wanita Alex. Entah mengapa, Jordan bisa nekat mencakar wajah temannya. Jordan bersikukuh tidak melakukannya. Cekcok dan semua akhirnya memutuskan mengusir pacar Alex itu dari pesta...

Pesta dibubarkan, Alex saat itu cuma bisa menangis. sahabat baiknya cuma bisa berusaha menenangkan dia. Namun, temannya mengatakan dengan jujur kepada Alex bahwa pacarnya itu aneh, tidak bener orangnya. Dibutakan cinta, Alex cuma tetap ingin bersama Jordan.


Tanda-tanda kecil itu dihiraukan hingga Jordan membuat masalah lagi. Interogasi bertubi-tubi kepada Alex. Apakah Alex dekat dengan cewek ini, cewek itu. Dan akhirnya di tengah debat itu, Jordan berhasil merebut HP Alex, mencabut SIM-card, dan dipatahkan begitu saja. Melihat itu, shock, Alex langsung merasa bahwa keluarga dan sahabatnya memang benar, saat itu juga PUTUS.

Pupusnya hubungan mereka disyukuri oleh keluarga dan sahabat Alex. Mereka mengira sudah melewati neraka dan bisa kembali ke kehidupan semula. Ohhh.. tidak semudah itu, Jordan masih belum menyerah.

Suatu hari tiba-tiba dia berkunjung ke rumah Alex. Di hadapan ibunya, dia mengaku mengandung anak dari Alex. Gak percaya. Ibu Alex sepertinya sudah capek dengan permainan Jordan, langsung disuruhnya tes kehamilan saat itu juga. Dan hasilnya positif. Langsung Ibu Alex sedikit goyah, tapi Alex yang mengetahui kabar itu, tetap dengan tegas mengatakan tidak mau kembali bersama.. Dan menghilanglah Jordan dari kehidupan Alex.. untuk sementara.





Setahun kemudian, sebuah pesan singkat masuk, "Apakah Ibu mau melihat cucu anda?"



Tentu saja, siapa yang tidak mau melihat cucunya. Datanglah lagi wanita itu dengan membawa anak laki - laki mungil, T.J.nama anaknya. Tentu Ibu Alex begitu bahagia melihat cucunya.



Alex yang begitu jengkel kenapa ibunya mengizinkan wanita itu kembali lagi ke rumahnya, berubah ketika melihat anaknya. Alex begitu bahagia melihat bayi kecil di depannya. Naluri ayahnya muncul, Alex langsung merasa harus membesarkan dan menyayanginya.



Keluarga juga melihat Jordan yang begitu keibuan, sangat baik dan sopan. Mereka berdua sangat cocok dan serasi. Mungkin Jordan sudah berubah, jadi kesempatan kedua baginya, mengapa tidak?


Beberapa bulan hidup berkeluarga.. dan retakan - retakan itu kembali muncul, wajah lama Jordan kembali.Berbagai permainan dan ancaman mulai kembali hingga Ibu Alex langsung melabrak Jordan untuk menghentikan semua permainan gilanya. Dan ternyata, Jordan tidak mau kalah, dia langsung mengepak semua barang T.J. dan mempersilahkan Alex untuk memilih. Pilih keluarganya atau T.J.


Dengan berat hati, Alex merelakan keluarganya. Tidak mungkin dia mau merasakan kehilangan anaknya.. Dan pindahlah Alex dan Jordan ke Stewarby, jauh dari keluarganya dan Alex tidak akan menyangka bahwa saat itu dia tidak akan bertemu mereka lagi.



Satu bulan hidup sendiri sebagai keluarga, Alex masih bisa merasakan manisnya hidup sebagai kepala rumahtangga, ditambah juga sudah mendapatkan pekerjaan yang enak. Namun kelakuan Jordan tidak berubah, dia selalu curiga kepada suaminya. HP Alex sering disidak. Hingga suatu hari, Jordan merampas HPnya dan menyuruhnya ganti HP baru.  Alex jadi tidak bisa menghubungi keluarga atau teman - temannya sama sekali. Dan di sinilah sepertinya Jordan berencana menjauhkan Alex dengan keluarganya.




Suatu hari muncul akun FB, dengan foto Alex. Teman-temannya mencoba men-chat akun itu, dan mereka dibalas dengan hinaan yang sangat kasar. Sahabat yang tahu ini pasti bukan Alex, langsung diblock. bahkan yang paling parah ketika kakek Alex mengucapkan selamat ulang tahun pada Alex yang berumur 19, dan dibalasnya, "Gak usah menghubungi aku lagi." 

Belum cukup itu semua, konsol PlayStation milik Alex juga dibuang.. Jordan menyuruh Alex untuk berhenti dari pekerjaannya. Dia harus mengantar dan menemani Jordan setiap hari berangkat kuliah. Curiga. curiga, dan curiga. Apakah Alex dekat dengan ini dengan itu terus ditanyakan hampir setiap hari. Dan perdebatan, pertengkaran itu selalu berakhir dengan hantaman ke wajah dan badan Alex...


Bukan dengan tangan kosong, Jordan selalu menggunakan berbagai senjata, seperti: palu, panci, dan sisir. Memukulnya juga bukan dengan main - main, pukulan dengan sisir di wajah Alex mengakibatkan satu giginya pecah. Alex masih bisa ingat saat itu dia mau tidak mau harus mencabut giginya sendiri karena tidak ada uang ke dokter gigi.




Di rumah, layaknya di film horor, Alex harus selalu lari dan sembunyi dari Jordan. Senjata favoritnya di rumah adalah termos elektrik berisi air mendidih. Ancaman siraman air panas sering membuatnya harus mengurung diri di kamar mandi. Tapi, mimpi buruk tidak pernah berakhir, pernah dia dibangunkan dengan pukulan sepatu bola yang mendarat di keningnya. Dan darah merah mengucur..

Berbagai hantaman senjata tumpul tidak berhenti setiap harinya. Hingga Alex bisa bertahan dengan sakitnya, dan Jordan mulai menggunakan pisau dapur.



Tapi, di tengah mimpi buruk yang panjang itu, masih ada masa - masa mereka bahagia. Seperti saat mereka bersama menikmati konser band favorit Alex. Serta Jordan juga mengandung anak kedua mereka. Tetapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama..
Beberapa hari setelah konser itu, Alex dibangunkan dengan siraman air panas ke punggungnya. Hari - hari di neraka masih berlanjut.





2 Mei 2017, Iris, anak keduanya lahir dengan selamat. Dengan kelahiran anak keduanya yang begitu cantik, Alex masih sangat berharap Jordan mau berubah. Tiga hari setelah lahiran anak keduanya, Jordan mendadak melemparkan termos itu berserta isinya yang penuh..








3 Juni 2017, Polisi mendapat laporan dari keluarga yang merasa terganggu atas keributan di tetangganya jam 2 pagi. Petugas polisi, Ed Finn menerima laporan dan segera ke TKP. Ed mengetok pintu dan disambut seorang wanita, Jordan. Ed segera menanyakan ada keributan apa. Dengan sangat tenang, tanpa panik sedikitpun di wajahnya, ia meminta Ed untuk segera memanggil ambulans. Ed naik ke lantai dua dan menemukan banyak bercak darah. Di ujung tangga, duduklah Alex dengan muka pucat dan diam, menutup pergelangan tangan yang terluka dengan handuk.



Percobaan bunuh diri. Alex mau mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dengan pisau dapur. Alex sudah melakukan percobaan bunuh diri berkali - kali. Itulah pengakuan istrinya. Alex cuma mengiyakan saja. Ed saat itu merasa ada yang janggal, keduanya sangat rasional dan terlalu tenang. Tapi Alex yang hanya terus mengangguk atas keterangan istrinya, membuatnya dengan berat hati untuk percaya saja..

Alex dibawa ke rumah sakit. Petugas medis yang melihat keadaannya, sangat miris. Luka yang banyak dan infeksi, badannya yang kurus kering, seperti mayat hidup. Setelah mendapat pertolongan, Alex bersikeras ingin pulang saat itu juga. Petugas medis tentu saja melarang, bahkan sampai memohon dia untuk tetap tinggal. Tapi, usaha mereka sia-sia.



Kejadian yang sebenarnya, tentu saja luka sayatan yang dalam itu adalah perbuatan Jordan. Alex juga merasa heran pada dirinya kenapa saat ada kesempatan untuk melaporkan istrinya, dia malah memilih untuk membohongi polisi, perawatnya, serta dirinya sendiri..



Satu minggu kemudian, laporan masuk lagi dari perumahan yang sama, pertengkaran suami istri lagi. Ed yang mendengar itu merasa dia yang harus datang ke TKP. Mengetok pintu dan benar saja, Alex yang menyambutnya.




Ed melihat keadaan Alex saat itu, sangat mengenaskan. Wajah pucat, kurus kering, luka sekujur tubuh, dan pakaiannya sangat lusuh. Langsung instingnya mengatakan bahwa dia harus menyelamatkan Alex.



Ed lalu mengajak Alex naik ke lantai dua untuk tatap mata berdua. Alex diinterogasi siapa yang membuat dirinya seperti itu, apakah istrinya yang melakukan itu semua. Alex tetap menyangkal itu semua dengan berbagai alasan. Dia mengatakan bahwa dia sendiri yang melukai badannya. Ed tetap tidak percaya. Ada sesuatu yang tidak beres.


Akhirnya dibawalah Alex ke dalam mobil polisi olehnya. "Baiklah, kita tidak akan pergi sebelum kamu menceritakan dengan jujur apa yang terjadi."Kata Ed saat itu. Alex tetap keras kepala dia yang sendiri yang melakukannya. "Hei, kamera badanku baru saja kumatikan, hanya ada aku dan kamu di mobil ini." Kata Ed.



Akhirnya Alex mengakui itu semua perbuatan istrinya.Tapi, Alex memohon jangan sampai Jordan tahu dia yang melaporkannya. Dan Jordan dibawa saat itu juga ke kantor polisi, tanpa ada perlawanan dan sangat tenang.

"Apakah akan lama saya di kantor, Pak? Satu jam saja kan?" Tanya Jordan. "Mungkin akan lebih lama dari itu." Jawab Ed.






Alex dibawa lagi ke rumah sakit terdekat. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa dia beruntung, karena mungkin 10 hari lagi dia bisa mati dalam keadaan seperti itu. Alex hampir tidak makan apapun. Setelah keadaan membaik dia dibawa ke hotel, polisi membawakannya burger McD murah dan Alex makan burger sampai nangis, sudah lama dia tidak merasakan makan dengan enak. Paginya dia menikmati udara pagi yang menghangat di jembatan. Banyak orang berdasi keheranan melihat baju compang - camping dan cipratan darah. Tidak mempedulikan itu semua, saat itu dia sudah bebas.


Telepon berdering, Ibu Alex mengangkatnya. "Anak ibu sudah diamankan dan masih dalam sehat, saat ini dia sedang dalam perjalanan ke rumah."Dua tahun tidak pulang, dan akhirnya dia pulang. Ibu Alex langsung menangis melihat keadaan anaknya yang lama tidak pulang. Jalannya pincang, dan raut wajahnya tanpa ekspresi. Tapi akhirnya anaknya benar - benar telah pulang..




Beberapa tape video saat Alex di rumah sakit dan dilakukan penanganan trauma psikologis. Saat ditanyakan alasan apa yang membuat dirinya tetap bertahan di rumah itu.



Alex menjawab dia hanya ingin anak - anaknya aman dan tidak disakiti ibunya, dia sangat takut hal nekat apa yang akan dilakukan Jordan bila dia melapor.Dan dia juga mungkin merasa bahwa masih ada harapan bahwa Jordan mau berubah suatu hari dan mereka bisa hidup seperti keluarga normal.. Alex saat ditanyai apa yang diinginkan Alex setelah semua ini selesai, dia menjawab singkat,"Aku hanya ingin tidak dilukai lagi."


April 2018, Jordan dipidana 7 tahun penjara atas kekerasan dan melukai dengan parah, dia juga diganjar 6 bulan atas tindakan dan perilaku mengontrol dengan paksaan. Dia menjadi wanita pertama di Inggris yang dikenai pasal ini.


Saat ini Alex berusaha untuk membangun hidupnya kembali. Semua trofi yang sudah dihancurkan, dan kenangan yang hilang bersama keluarga dan sahabat - sahabatnya, saat move on dan melihat masa depan.



Dia sekarang menjadi coachuntuk tim sepakbola kecil dan menjadi pembicara untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan yang juga mengambil korban pria. Berkat kisah dia, banyak korban kekerasan pria yang tidak takut dan mulai berani speak up, muncul ke permukaan. Alex sekarang sudah bebas dari hubungan itu dan hidup bahagia bersama kedua anaknya.



Kekerasan tidak melihat gender. Korban adalah korban. Pelaku adalah pelaku. Jangan melihat bahwa kekerasan hanya bisa dilakukan atau yang melakukannya hanya satu gender saja. Apabila kita masih membutakan diri dengan stigma. Ada kemungkinan kita kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan korban dan pelaku bisa lepas dari tindakan kejahatannya. 

H5T6W68
eja2112
dafdiv11
dafdiv11 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
11.2K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan