Ciri pemikiran filsafat Yunani ialah dengan adanya cara berpikir yang tidak relevan dengan realitas yang ada atau keberadaan yang benar benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan eksistensi yang sesungguhnya, karena setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki sebagaimana adanya api yang kemudian padam. Lalu orang mencari kemana perginya api. Apakah berubah menjadi benda lain atau bersembunyi didalam benda lain sehingga gesekan benda besi dapat mengeluarkan api bahkan gesekkan tersebut bisa kering? Oleh karena itu hakikat api yang sesungguhnya bukan realitas yang bisa terlihat secara awam melainkan terletak dibalik keberadaan yang berubah ubah dengan dimensi waktu yang berbeda.

Sebagaimana teori ide Plato yang merupakan usaha integrasi antara dua pemikiran yang berlawan, Heraklitos dan pengikutnya mengatakan bahwa segala sesuatu selalu berubah ubah dan pendapat ini telah di ubah oleh Pythagoras tokoh aliran sofisme, menjadi ajaran yang mengatakan bahwa manusia menjadi ukuran segala sesuatu. Kebalikan dari Heraklitos ialah Paramendies terkenal dengan ajaran aliran Elea yang mengatakan bahwa semua wujud ini satu, tidak ada banyak yang satu tersebut tetap, dan dalam alam ini tidak ada perubahan, kedua pendapat ini dipadukan oleh Plato dengan mengatakan adanya dua alam, yaitu "alam nyata" dan "alam Indrawi".

Pembagian Aristoteles terhadap wujud menjadi form dan matter merupakan bentuk aliran dari cara penggabungan terhadap pendapat pendapat Heraklitos dan Permendies. Seperti halnya dengan plato, Aristoteles mengatakan bahwa hanya dzat yang ada dengan sendirinya dan tidak berubah ubah biasa ada dan bisa tidak ada. Hanya zat yang bukan Indrawi yang menjadi objek pikiran yang dapat tidak berubah, dan tiap tiap kejadian memerlukan adanya dzat yang tidak dijadik. (Aku.Hanafi, 1991: 27-38)[https://www.filsafatumum.com/2019/02/ciri-ciri-pemikiran-filsafat-yunani-kuno.html?]Pemikiran Filsafat Yunani Kuno[/url]m=1img]https://s.kaskus.id/images/2019/02/19/10523233_20190219115205.jpeg[/img]