Saat ini Jakarta kembali diserbu dan dikepung banjir. Tepatnya ada dibeberapa titik seperti Pasar Minggu, dan juga Cililitan. Diameter banjirnya gak tanggung-tanggung loh guys, di Pasar Minggu aja mencapai 2 meter, sedangkan di Cililitan sampai setinggi atap rumah.

Bahkan di Pejaten Timur. Banjir bahkan merendam salah satu wilayah di Pejaten Timur hingga ketinggian 4 meter. Ketua RT 05 RW 08 Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rojali, mengatakan ada 60 rumah yang terendam banjir di wilayahnya. Sekitar 100 keluarga terkena dampak.

Warga yang terkena dampak banjir mengungsi ke pos RW 08, yayasan-yayasan setempat, masjid, dan toko-toko yang tak terkena dampak. Banjir menerjang wilayahnya sekitar pukul 03.00 WIB.

Pola banjir di Jakarta memang sudah berubah drastis dari lima tahun sekali menjadi setahun sekali. Ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan pola banjir tersebut, dari persoalan tata ruang, penggunaan lahan yang tak sesuai fungsinya, hingga drainase kota Jakarta yang masih buruk.

Musibah ini kembali menjadi ujian bagi Anies Baswedan. Bagaimana tidak, banyak warga yang justru protes terhadap kinerjanya. Bahkan tidak sedikit pula membanding-bandingkannya dengan era kepemimpinan Ahok.

Padahal setiap Gubernur itu sebenarnya sudah pasti akan menyelesaikan masalah yang ada, hanya saja setiap orang pasti berbeda-beda melakukan penyelesaiannya. Tidak terkecuali Ahok dan Anies. Buat kamu yang protes kinerja Anies dan menyanjung Ahok, sebaiknya lihat aja cerita beberapa warga korban banjir di bawah ini seperti dilansir dari CNN guys.

Seperti cerita Burhan warga RT 003 RW 006 Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu yang merupakan korban banjir beberapa tahun lalu. Air luapan Kali Pulo dengan cepat membanjiri rumah-rumah penduduk di sekitarnya, termasuk dirinya.

Burhan pun mencontohkan di tahun 2016 lalu Ahok sudah melakukan upaya pencegahan banjir dengan cara pengerukan Kali Pulo. Tetapi, pengerukan itu justru tidak membuat banjir tahunan di daerahnya menghilang.

Lantas bagaimana dengan Anies Baswedan? Menurutnya Anies hanya ala kadarnya saja ketika datang langsung ke lokasi banjir. Burhan juga menilai jika Anies sifatnya cuma memantau dan terkesan lamban dalam penanganan.

Sebenarnya di satu sisi, Anies seharusnya bisa saja memerintahkan anak buahnya segera memperkuat tanggul sekitar Kali Pulo guna mengantisipasi banjir karena sudah masuk musim hujan kala itu. Sayangnya, Pemrov DKI di bawah kepemimpinan Anies juga tidak berinisiatif memberi bantuan kepada warga. Padahal warga sudah berusaha sendiri untuk biaya pembenahan tanggul-tanggul lain.

Seperti diketahui, saat ini di beberapa titik di Jakarta sedang terkena banjir. Lagi dan lagi, Anies Baswedan pun bersikeras jika daerah yang terendam air saat ini adalah daerah langganan banjir. Dia juga menambahkan jika genangan tersebut diakibatkan oleh kiriman air dari hulu Sungai Ciliwung.

Kini dirinya pun sudah memerintahkan semua walikota untuk memantau daerahnya. Menurutnya, semua walikota saat ini sedang bekerja memantau banjir. Bahkan dirinya mengatakan jika pihaknya sudah bersiaga sejak semalam. Seluruh petugas terkait sudah bersiaga untuk mengantisipasi siaga I Bendungan Katulampa.

Semoga saja bencana banjir ini akan cepat selesai dan Jakarta bisa selamanya lepas dari jeratan bencana banjir. Untuk lepas dari banjir, tidak hanya ada di pemrov saja tetapi peranan masyarakat sekitar untuk buang sampah pada tempatnya juga sangat berpengaruh.