Sejarah pembantai massal memang memiliki cerita yang menarik, hampir disetiap negara memiliki cerita dan kisah mengenai pembantai massal. Terungkapnya kisah pembantai massal bisa berasal dari cerita dari mulut ke mulut, dan juga dapat berasal dari para arkeolog yang melakukan penggalian situs.

Sebuah kisah pembantai massal terungkap di sebuah daerah alaska. Dari penggalian situs tersebut ternyata peritiwa pembantai massal tersebut terjadi sekitar 350 tahun yang lalu. Didalam situs tersebut ditemukan puluhan tengkorak yang menurut para arkeolog mati dengan mengenaskan.



Pembantai di alaska ini begitu mengenaskan karena bekas luka ditengkorak ini memperlihatkan bagaimana sebelum kematian orang - orang yang ada dikota ini matanya dicongkel.

Pembantaian massal yang mengenaskan ini sebenarnya bermula dari sebuah permainan. Permainan yang melibatkan anak - anak, ketika anak lelaki dari keluarga yang berbeda asik bermain panah - panahan. Namun sayang malapetaka terjadi ketika anak panah mengenai bola mata seorang anak dan menyebabkan mata anak lelaki tersebut tercongkel keluar.



Melihat hal seperti itu, kedua orang tua anak tersebut berantam dan untuk membalas kejadian tersebut. Kedua orangtua tersebut membuat perjanjian bahwa mata boleh digantikan dengan mata, artinya satu buah bola mata pelaku boleh dicongkel oleh ayah korban.

Sayangnya karena tersulut emosi, ayah korban malah mencongkel kedua bola mata anak tersebut sehingga membuat pertikaian berlanjut dengan kedua orangtua tersebut saling serang dan mencongkel bola mata lawannya. Pertikaian pun meluas hingga melibatkan keluarga antar keluarga dan menyebar keseluruh desa. Pembataian terus berlanjut dengan amat sadis tanpa mengenal belas kasihan, emosi telah menyulut dendam harus terbalas, tercatat ada sekitar 28 orang yang mati dalam prosesi pembantai massal tersebut.



Setiap yang namanya balas dendam dipastikan tidak akan pernah berakhir dengan baik, karena dalam balas dendam memiliki prinsip nyawa dibayar nyawa, dan tidak akan ada yang menang ataupun yang kalah dalam balas dendam.



Tulisan : pemikiran TS
gambar dan mulustrasi: google
Referensi : ini