Kaskus

Story

ochuqueenaAvatar border
TS
ochuqueena
Ramuan Khusus dari Sebuah Kenangan (Cinta Tak Direstui
- Teruntuk Masa Depan -

Hai, kamu di masa depan. Bagaimana pun aku saat ini, aku harap kamu sedang tersenyum meski untuk alasan sederhana.
Aku menulis ini saat semburat jingga mulai raib. Sedang malam bersiap menyambut, bulan mulai terlihat di garis cakrawala. Desau angin memberikan dingin yang menenangkan, burung-burung telah kembali ke habitatnya.
Surat ini aku tulis sebagai pengingat bagi kita, untuk waktu-waktu yang terlewat, lelah yang akan menemani, mimpi yang ingin wujudkan, juga seuntai pesan untuk kamu yang akan membaca di masa depan. Masih dengan harapan, masa akan datang seperti indahnya jingga yang kutatap petang ini.
Perjalanan hidup kita adalah rangkaian khawatir, seolah sedang memecahkan teka-teki yang tiada akhir. Juga saat ini, ada risau dalam dadaku akan bagaimana aku menjadi kamu. Ketakutan untuk jatuh terlalu dalam, juga hilang arah tanpa pegangan.
Kita telah lalui, apa yang kadang membuat kita tak kuasa untuk hanya sekedar membuka mata. Melanjutkan hari juga cobaan yang berat tiada tara. Bahkan pernah ingin membenci dunia dan se-isinya. Belum bertanding, sudah kalah, ibarat jatuh terjerembap pula.
Kita telah lalui itu, meski tak ada jaminan akan bertemu lagi dengan fase hidup yang membuat kita layaknya dibawa arus gelombang dan pasang surutnya hidup. Namun, aku ingin kau tahu, hal-hal yang membuatmu takut dan ragu, pada akhirnya bisa teratasi dengan lalui saja terlebih dulu. Maka melangkahlah dengan yakin. Setiap  keputusan yang telah dibuat hanya perlu dipertanggungjawabkan dengan tekad yang bulat.
Meski terkadang, kaki ini butuh jeda untuk melangkah, sebab perjuangan untuk mewujudkan harapan tidak hanya lurus jalannya. Tetapi aku percaya, Tuhan tak pernah pergi untuk kita. Manusia hanya insan biasa, apapun masa depan yang diharapkan tak lepas dari restu Tuhan yang Maha Segalanya.
Waktu terus membawa kamu beranjak, aku harap kamu semakin mempesona lagi paripurna. Senantiasa mewujudkan cita yang pernah kamu kemas rapih di lemari harapan walau dengan segenap kekhawatiran.
Semoga saat kamu membaca surat ini, kamu telah siap sepenuhnya untuk menjalani hari baru kelak dimasa mendatang. Menapaki jalan hidup dengan wujudmu yang lebih cemerlang.
Karena sungguh aku, sebagaimana pun belajar setiap hari memaknai luka dan segala goresan dalam hati, masih sering saja remedi untuk kembali mengulang dari titik nol lagi. Terkadang menghempas mimpi, terkadang membunuh ingin.
Malam sempurna mendekap saat surat ini memasuki akhir, gemintang mulai memperlihatkan diri. Keinginan untuk mengetahui kabarmu semakin kuat. Akan bagaimana jiwa dan raga ini bertahan hingga masa depan.
Meski ini harapan, aku ingin katakan. Aku bangga padamu karena kamu telah berhasil melewati satu demi satu kisah pilu. Membawamu pada sebuah pemahaman baru, menjadikanmu lebih kuat dari dirimu di masa lalu.
Kabari aku perihal kita, seperti waktu bahagia yang telah terlalui, penerimaan terbaik yang akhirnya tercapai, mimpi-mimpi yang masih dimiliki. Mungkin juga perihal dermaga dimana kita berlabuh, atau rumah yang tak hanya tempat berteduh.
Hai, kamu di masa depan, apa kabar?
Tertanda, Masa Lalu Kala Petang.


***

- Teruntuk Masa Lalu -

Hallo, diriku di Masa lalu. Senang bisa menyapamu dengan senyum merekah dan syukur tiada tara sebab Tuhan masih memberi nafas dan sehat untuk terus melanjutkan hidup di tengah keadaan bumi yang (masih) belum baik-baik saja.
Ku tulis surat ini kala mentari tepat di atas kepalaku. Teriknya seolah ingin membakar semua penghuni bumi. Aku berada di antara hiruk-pikuk para pejuang nafkah, lalu lintas yang padat dan ramai, orang-orang yang berlarian mengejar waktu juga wajah-wajah pasrah penuh kekhawatiran.
Aku menulis ini untuk memberimu secarik kabar bahwa aku masih terus melanjutkan hidup seperti harapmu meski risau, takut dan sesak masih setia menemani, beruntungnya secarik suratmu mampu menguatkan langkah ini—terima kasih, aku.
Hari ini adalah kemarin, dan esok adalah hari ini begitulah aku memaknai perjalanan hidup. Kita adalah kumpulan dari apa yang sudah dan telah, begitulah hidup, begitulah aku dan kamu.
Kita tak kuasa, tapi bisa mengusahakan lagi dan lagi. Menjadi tangguh dan berani, menjadi pahlawan untuk diri sendiri. Hari ini aku sudah tidak sekalut waktu itu, tubuhku jauh lebih kuat dan keinginan untuk membunuh hari juga diri berangsur hilang. Semoga kamu berbahagia atas kabar ini.
Sejujurnya aku tidak pernah siap hanya mencoba menjadi siap atas cobaan dan badai yang seringnya datang tiba-tiba. Lelah? Tentu. Namun dunia memang tempatnya lelah. Jadi, lanjutkan saja meski susah payah.

Jangan khawatir. Aku akan terus berjalan melanjutkan langkah walau dunia terus menekan dan sangat kejam hingga membuatku hancur lebur aku tidak akan berhenti.

Aku tidak bisa menulis banyak, sebab PRku untuk kita sangat banyak. Ada mimpi yang masih harus ku usahakan, ada seseorang yang masih terus menungguku di ujung jalan dan aku tidak ingin membuatnya menunggu lebih lama

Ku tutup surat ini seiring turunnya hujan membasahi bumi.  Tenang, aku akan menjadi sebaik-baik dirimu. Aku tak akan kehilangan arah apalagi lupa jalan pulang.

Dari aku; Di Masa Depan.
Diubah oleh ochuqueena 12-07-2022 14:22
4
1.4K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan