- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
( Miris Sekali ) DKI Berkutat Menekan 15.657 Balita Kekurangan Gizi Kronis


TS
funrise.1
( Miris Sekali ) DKI Berkutat Menekan 15.657 Balita Kekurangan Gizi Kronis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta harus berkutat keras untuk menurunkan angka pengidap stunting atau kekurangan gizi kronis dan kekerdilan pada anak balita di Ibu Kota. Saat ini, angka pengidap stunting mencapai 15.657 jiwa dari 10,3 juta jiwa penduduk Jakarta.
Riset Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga Maret 2019 menujukkan bahwa jumlah anak balita stunting turun dari 17 ribu jiwa menjadi 15.657 jiwa terhadap kategori anak balita yang sangat pendek. Sedangkan anak balita dengan kategori pendek masih 19.122 jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan angka tersebut telah di bawah rata-rata stunting nasional. "Angka kami menurun dibanding standar nasional. Standar nasional kan harus (kurang dari) 20 persen anak balita. Kami sudah di sekitar angka 5 persen," ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis, 18 April 2019.
Laporan Dinas Kesehatan menyebut bahwa bayi penderita paling banyak berasal dari wilayah Kepulauan Seribu dan Jakarta Timur. Data tersebut berdasarkan status gizi anak balita usia 0-59 bulan.
Menurut Widya, 70 persen persoalan stunting disebabkan oleh buruknya kualitas lingkungan masyarakat. Karena itu, perlu ada upaya perbaikan mesti menyangkut semua aspek, mulai dari perbaikan fasilitas publik, akses terhadap air bersih, gizi, pendidikan, hingga gaya hidup masyarakat. "Kalau anggota keluarga ada yang merokok, kan itu gaya hidup Anda menyakiti anak dan istri."
Pemerintah DKI saat ini tengah merencanakan pemberangusan stunting secara jangka panjang melalui program terpadu untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Program disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta.
DKI menargetkan jumlah pengidap stunting turun hingga nol persen melalui perbaikan kualitas hidup masyarakat. Saat ini, mereka juga tengah melakukan penelitian bersama Universitas Indonesia terkait dengan perbedaan stunting di Jakarta dengan daerah lainnya. Hal ini untuk mengidentifikasi jenis stunting di Ibu Kota dan bagaimana upaya penanganan yang paling efisien.
Sebelumnya Anies meminta anak buahnya dan para orang serius memperhatikan gizi anak. "Harus lebih serius melihat makanan dan asupan yang diberikan kepada anak-anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, karena di situlah kuncinya," ucap Anies.
Menurut Anies, DKI akan menggandeng sejumlah lembaga terkait untuk melakukan penanganan bersama. Sementara ini, pemerintah DKI melakukan intervensi dengan memberikan gizi sensitif, melibatkan PKK di masing-masing wilayah di Jakarta.
Menurut laporan UNICEF, stunting atau kekurangan gizi kronis biasanya menyerang anak usia 0-59 bulan. Ciri-cirinya, antara lain, tinggi dan berat badan anak minus tiga diukur dari standar pertumbuhan anak menurut WHO. Selain itu, pertumbuhan kognitifnya terhambat. Penyebabnya antara lain kekurangan gizi yang kronis dalam waktu lama, retardasi pertumbuhan intrauterine, kekurangan protein, perubahan hormon, atau sering menderita infeksi.
sumber
Duh makin suram aja di Jakarta

Diubah oleh funrise.1 23-04-2019 10:12


bukan.bomat memberi reputasi
1
1.5K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan