Quote:
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) DKI Jokowi-Ma'ruf, Prasetio Edi Marsudi mengingatkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto maupun pendukungnya akan hasil quick count atau hitung cepat saat Pilkada DKI 2017. Ini mengingat banyak pendukung Prabowo-Sandi yang menolak mengakui perhitungan cepat sejumlah lembaga terhadap Pilpres 2019. " Quick count yang ada sekarang, yang kredibel, ini kan semua melihat Pak Jokowi dan Pak Amin di atas mereka semua. Kita bisa lihat itu. Sama juga waktu Pilkada DKI Pak Anies dengan Pak Ahok terlihat juga kan," kata Prasetio kepada wartawan, Jumat (18/4/2019). Baca juga: Demokrat Hormati Klaim Kemenangan Prabowo, tetapi... Usai pemungutan suara untuk gubernur-wakil gubernur DKI pada April 2017, sejumlah lembaga survei menggelar hitung cepat dan menunjukkan Anies-Sandi meraih suara lebih banyak dari Ahok-Djarot. Lembaga yang dimaksud adalah Litbang Kompas (Ahok-Djarot 42 persen; Anies-Sandi 58 persen), PolMark Indonesia (Ahok-Djarot 42,44 persen; Anies-Sandi 57,56 persen), LSI Denny JA (Ahok-Djarot 42,33 persen; Anies-Sandi 57,67 persen), dan SMRC (Basuki-Djarot 41,94 persen; Anies-Sandi 58,06 persen). Hasil itu tak jauh berbeda dengan real count atau hitung nyata yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta yakni 57,96 persen atau 3.240.967 suara untuk Anies-Sandi dan 42,04 persen atau 2.350.366 suara untuk Ahok-Djarot. Baca juga: Prasetio: Saya Tahu Persis Pak Prabowo dan Pak Sandi Gentleman Sementara jika ditarik ke pilpres 2019, keempat lembaga survei menampilkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh suara lebih banyak. Hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya. Dengan sampel masuk 97 persen, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 54,52 persen. Adapun Prabowo-Sandi 45,48 persen Kemudian hitung cepat versi LSI Denny JA menunjukkan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan 55,77 persen atas Prabowo-Sandi yang meraih 44,23 persen. Perolehan ini berdasarkan 99,50 sampel suara yang sudah masuk. Sementara menurut SMRC, Jokowi memperoleh 54,86 suara dan Prabowo 45,14 persen. Ini berdasarkan 97,11 persen sampel suara yang masuk. Baca juga: Prasetio Minta Pendukung Jokowi Tak Euforia Meski bukan hasil pasti, Prasetio meyakini hitung cepat pilpres ini tak akan jauh berbeda dengan hitung nyata KPU nanti. "Quick count kan cuma pandangan, bayangan yang secara normatif kita bisa berharap kondisinya enggak terlalu jauh. Nah legalitasnya nanti setelah KPU memutuskan siapa pemenangnya. Kita alhamdulillah, itu aja," ujar dia. Soal tuduhan kecurangan, Prasetio mengatakan pihak yang keberatan bisa memprotes lewat jalur hukum. Ia mempersilakan mereka yang kecewa untuk menggugat hasilnya ke KPU, Bawaslu, maupun Mahkamah Konstitusi. "Ya kita enggak merasa curang. Kalau merasa curang ya laporkan aja dan kita akan hadapi curangnya di mana," kata dia. Hasil hitung cepat dari sejumah lembaga survei menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan selisih sekitar 10 persen dari Prabowo-Sandi. Namun, hasil hitung cepat memang bukan hasil resmi. KPU akan melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019. Pihak Jokowi-Ma'ruf Amin mengamini hasil hitung cepat tanpa selebrasi. Sementara pihak Prabowo-Sandi menolak mengakui hitung cepat dan mengklaim kemenangan berdasarkan "real count" sendiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaim Kemenangan, Prabowo Diingatkan Saat Anies Unggul dari Ahok Berdasarkan Quick Count", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/18/14344901/klaim-kemenangan-prabowo-diingatkan-saat-anies-unggul-dari-ahok.
Penulis : Nibras Nada Nailufar
Editor : Dian Maharani
emg muna ni nasbung pas pilkada 2017 abis quick count lgsg pesta2 pas quick count kalah
ga mau ngakuin ktny ga kredibel ksh liat C1,
klo konsisten kan hrsny 2017 ga ngakuin
intinya nasbung kampret tu 1, sore loser

quick count di pilpres 2014 pilkada 2017,2018 tu akurat
hrsny pilpres 2019 tu akurat jg apalagi lembaga survei ny kredibel smua dan hasilny ga beda jauh