- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gara-gara Game Online, Ibu Ini Harus Bayar Belasan Juta Rupiah


TS
wismangan
Gara-gara Game Online, Ibu Ini Harus Bayar Belasan Juta Rupiah
Mengawasi Si Kecil ketika bermain game online dengan gadget atau gawai milik Moms memang merupakan hal penting.
Tak hanya untuk mencegah Si Kecil terpapar konten kurang cocok untuk usianya, pengawasan ini juga perlu dilakukan agar tak sampai merugikan Moms dan keluarga.
Pasalnya, sebuah kisah menimpa seorang ibu asal Kediri, Jawa Timur, karena anaknya terlalu asyik main game online.
Membagikan kisahnya di Facebook, Ririn Ike Wulandari bercerita ia mendapat tagihan hingga lebih dari Rp 11 juta karena game online yang dimainkan oleh anaknya.
Melansir dari Kompas.com, Ririn mengunggah ceritanya pada Jumat (5/4/2019) sore setelah mengetahui tagihan itu pada pagi harinya.
Anaknya yang masih berusia 12 tahun, dan duduk di bangku kelas 6 SD tanpa sepengetahuannya menggunakan gawai dan layanan internet milik orang tuanya untuk membeli perlengkapan game online, yakni Minecraft, Free Fire, dan Mobile Legend.
Ririn awalnya hendak membayar tagihan bulanan telepon pascabayar suaminya.
Saat itu, pembayarannya melalui beberapa aplikasi jasa pembayaran online gagal dengan keterangan kurang bayar.
Situasi itu menurutnya tidak lazim karena pada bulan-bulan sebelumnya, tagihan teleponnya hanya kisaran Rp 40 ribu saja, dan saat ini merasa saldonya lebih dari cukup.
Setelah memeriksa lebih jauh, diketahui tagihannya ternyata mencapai Rp 6 juta lebih.
Setengah tak percaya, Ririn, kemudian menginstal aplikasi layanan informasi dan pembayaran milik provider telepon langganannya itu.
Itu untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya dari m-banking itu, dan hasilnya sama.
"Di sana jelaslah terbaca oleh saya tagihannya 6.108.xxx. Saya panggil suami, dan kami shock berdua," lanjutnya dalam unggahan tersebut.
Ririn kemudian menemukan adanya sambungan internet yang sudah berpindah dari provider yang dipakai sebelumnya, dan tak diketahui suaminya.
Barulah saat melakukan sinkronisasi e-mail dan SMS, muncul pencerahan.
Ririn bercerita datang bertubi-tubi notifikasi pembelian beberapa barang dari game online yang diketahuinya kerap dimainkan anaknya.
Melalui cetakan transaksi tagihan, terungkap pembelian yang terjadi capai nominal Rp 6.745.829.
Tagihan itu ternyata hanya selama kurun waktu 3-28 maret sehingga belum semua transaksi masuk.
Saat dilakukan pengecekan lagi, pada tanggal 1-2 April Ririn, menemukan transaksi lainnya sebesar Rp 4.803.000 sehingga total tagihan yang ditanggungnya sebesar Rp 11.548.829.
Ririn pun berupaya melunasi tagihan itu dengan meminta keringanan, dengan menghubungi pengembang game hingga penyelesaian ke pihak provider.
Ririn mengaku sudah mendatangi pihak provider dan menjelaskannya.
Saat itu provider menawarkan opsi pembayaran dengan cara dicicil selama enam bulan. Cicilan itu bisa dilakukan setelah membayar 50% dari tanggungan.
Ia juga berusaha menggagalkan beberapa transaksi hingga tanggal 10 April, agar tagihan tersebut tidak kembali bertambah.
sumber
perputaran uangnya memang luar biasa
Tak hanya untuk mencegah Si Kecil terpapar konten kurang cocok untuk usianya, pengawasan ini juga perlu dilakukan agar tak sampai merugikan Moms dan keluarga.
Pasalnya, sebuah kisah menimpa seorang ibu asal Kediri, Jawa Timur, karena anaknya terlalu asyik main game online.
Membagikan kisahnya di Facebook, Ririn Ike Wulandari bercerita ia mendapat tagihan hingga lebih dari Rp 11 juta karena game online yang dimainkan oleh anaknya.
Melansir dari Kompas.com, Ririn mengunggah ceritanya pada Jumat (5/4/2019) sore setelah mengetahui tagihan itu pada pagi harinya.
Anaknya yang masih berusia 12 tahun, dan duduk di bangku kelas 6 SD tanpa sepengetahuannya menggunakan gawai dan layanan internet milik orang tuanya untuk membeli perlengkapan game online, yakni Minecraft, Free Fire, dan Mobile Legend.
Ririn awalnya hendak membayar tagihan bulanan telepon pascabayar suaminya.
Saat itu, pembayarannya melalui beberapa aplikasi jasa pembayaran online gagal dengan keterangan kurang bayar.
Situasi itu menurutnya tidak lazim karena pada bulan-bulan sebelumnya, tagihan teleponnya hanya kisaran Rp 40 ribu saja, dan saat ini merasa saldonya lebih dari cukup.
Setelah memeriksa lebih jauh, diketahui tagihannya ternyata mencapai Rp 6 juta lebih.
Setengah tak percaya, Ririn, kemudian menginstal aplikasi layanan informasi dan pembayaran milik provider telepon langganannya itu.
Itu untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya dari m-banking itu, dan hasilnya sama.
"Di sana jelaslah terbaca oleh saya tagihannya 6.108.xxx. Saya panggil suami, dan kami shock berdua," lanjutnya dalam unggahan tersebut.
Ririn kemudian menemukan adanya sambungan internet yang sudah berpindah dari provider yang dipakai sebelumnya, dan tak diketahui suaminya.
Barulah saat melakukan sinkronisasi e-mail dan SMS, muncul pencerahan.
Ririn bercerita datang bertubi-tubi notifikasi pembelian beberapa barang dari game online yang diketahuinya kerap dimainkan anaknya.
Melalui cetakan transaksi tagihan, terungkap pembelian yang terjadi capai nominal Rp 6.745.829.
Tagihan itu ternyata hanya selama kurun waktu 3-28 maret sehingga belum semua transaksi masuk.
Saat dilakukan pengecekan lagi, pada tanggal 1-2 April Ririn, menemukan transaksi lainnya sebesar Rp 4.803.000 sehingga total tagihan yang ditanggungnya sebesar Rp 11.548.829.
Ririn pun berupaya melunasi tagihan itu dengan meminta keringanan, dengan menghubungi pengembang game hingga penyelesaian ke pihak provider.
Ririn mengaku sudah mendatangi pihak provider dan menjelaskannya.
Saat itu provider menawarkan opsi pembayaran dengan cara dicicil selama enam bulan. Cicilan itu bisa dilakukan setelah membayar 50% dari tanggungan.
Ia juga berusaha menggagalkan beberapa transaksi hingga tanggal 10 April, agar tagihan tersebut tidak kembali bertambah.
sumber
perputaran uangnya memang luar biasa
2
2.2K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan