Mengetahui ada gerakan massif diantara sesama netizen, yang tiba-tiba banyak bercuit dan marah-marah onlen, membela seseorang yang bernama Audrey. 

Saya sebagai salah satu panglima netizen nonaktif, kebetulan saat ini saya sedang nonaktif, atas rekomendasi yang mulia pak Ndul, saya kini hanya bertugas untuk mengamati pergerakan dan perubahan iklim netizen di Asia tenggara. 


Saat baca tagar #justiceforAudrey, saya baca detail postingan-postingan yang dibagikan para netizen, saya tidak ada rasa penasaran akan kasusnya. Never! Never ever.

Kenapa? Karena bullying kadang hanyalah sebuah produk oleh proses sebab-akibat. Dan saya sebenarnya sejak awal tidak ingin mendalami kasus ini, karena ini hanyalah kasus receh menurut saya. 


Panglima!, kenapa receh? 

Ya receh, karena seorang bocah dikabarkan dikeroyok selusin, eh maap, duabelas bocah lainnya yang lebih tua? What?? Quite impossible without a reasonable reason right?. Jadi saya tidak ingin mencari tahu apa sebabnya.

Panglima!, sombong amat ga pengen tahu? 

Bukan sombong, saya secara kebetulan melihat foto beliau saat dikunjungi artis di rumah sakit, tau ga apa yang bikin saya heran? She looks good with her colorful hair. 


Bagi saya cukup alasan untuk tidak ingin tahu kasusnya, karena netizen menggemborkan seakan-akan beliau ini adalah gadis yang benar-benar polos 😜. But not with me.


Lalu panglima?, apa hubungannya sama prank? Prank kan ngerjain orang lain dengan tujuan lucu-lucuan?


Kenapa prank? Karena saya pantau sedikit pergerakan iklim netizen sekalian, begitu berapi-api membela beliau korban. Yang bikin saya geli banyak cowok-cowok yang mungkin belum sempurna bermetamorfosis, atau terlahir cacat logika, atau cacat otak. Ngomong gini nih, "sini lo gw colok", "colok rame-rame yuk", astaga saya sungguh terkejut dengan cuitan makhluk-makhluk cacat fikir seperti itu. Speechless bener. Sesalah apapun itu si pelaku, kamu tidak berhak berlaku semena-mena seperti itu baj*ngan!!. 


Dan akhirnya apa? Kalian yang gembor-gembor bela si korban, sampai bikin petisi berlapis-lapis, sekarang kalian menemukan bukti lain bahwa beliau korban punya akun lain yang ngomongnya tak kalah jorok dari mulut suci kalian😂. Terlebih lagi beredar kabar bahwa korban mengintimidasi korban secara verbal yang sungguh tak pantas untuk diucapkan oleh anak, karena itu urusan orangtua ke orangtua. 


Sekarang kalian ngomongnya jadi nggak respek? Yaudah, saya lucu melihat kalian. Kena prank deh 😜😜


Oh iya, yang mulia berpesan, be smart bro!, be smart sista. Ga smart gapapa, asal jangan bodoh-bodoh amat.