kelayan00Avatar border
TS
kelayan00
UNGKAPAN RASA YANG TERTINGGAL, BUAT BUNDA TERCINTA

sumber gambar

Bunda,
Dulu kita pernah hidup satu atap, satu rumah, satu kota.
Ketika aku masih kecil Bunda besarkan aku, Bunda bimbing aku, Bunda didik aku sehingga aku menjadi besar, menjadi dewasa. Bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang benar mana yang salah. Mana yang harus dikerjakan, mana yang harus ditinggalkan.
 
Dengan susah payah Bunda ikut mencarikan nafkah karena pengahsilan Ayah tidak seberapa dan tidak pernah mencukupi. Bunda bekerja sambil merawat aku, menjaga aku. Bunda tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa meski kehidupan yang dijalani hari ini tetap sama dengan hari-hari sebelumnnya.
 
Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, hingga aku bisa mandiri. Punya keluarga dan punya rumah sendiri.
 

sumber gambar

Bunda,
Meski saat itu kita tidak lagi satu atap, satu rumah, tapi aku tetap menjenguk Bunda, karena rumah kita tidak berjarak terlalu jauh. Sehari kadang lebih dari empat kali. Kadang pagi, kadang siang, kadang sore, kadang malam. Dan itu kulakukan setiap hari. Selalu kusempatkan waktu untuk menjenguk Bunda.
 
Kemudian Bunda pergi bersama Ayah, bersama adik. Bunda pergi ke suatu tempat yang jauh untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Meninggalkan rumah. Meninggalkan Kota. Meninggalkan aku.
 
Di dalam hati aku bertanya-tanya. Kenapa Bunda harus pergi. Kenapa Bunda harus tinggalkan aku. Ke mana lagi harus kulangkahkan kaki ketika aku merindukan bunda. Rumah yang biasa kudatangi memang masih ada, masih utuh, tapi Bunda sudah tidak ada lagi di dalamnya. Hati seperti remuk. Kegembiraan, kebahagian selama bersama Bunda seolah lenyap tanpa sisa berganti kesunyian yang teramat sangat. Air mata pun kadang menetes tanpa terasa.
 
Saat itu, aku merasa seperti burung elang yang kehilangan sarang. Terbang melayang tanpa arah. Hinggap di dahan ketika lelah, lalu terbang lagi. Hinggap lagi lalu terbang lagi tanpa tau ke mana harus kembali.
 
Tahun-tahun berlalu, dan seiring berjalannya waktu aku bisa mengerti kenapa waktu itu Bunda pergi. Bunda pergi karena ketidak berdayaanku. Waktu itu aku tidak berdaya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik buat Bunda. Aku pun bisa memahami dan mengerti keadaan itu.
 
Bunda,
Meski Bunda berada di tempat yang jauh sewaktu-waktu aku masih datang menemui Bunda, menjabat tangan Bunda, mencium tangan Bunda. Kelelahan yang kubawa selama perjalanan perlahan lenyap di kala kurebahkan tubuh di samping Bunda meski tanpa kata, tanpa suara. Kelelahan berganti kegembiraan, berganti kebahagiaan.
 
Bunda,
Bunda pergi lagi. Kali ini Bunda pergi ke tempat yang jauh sekali. Lebih jauh dari tempat sebelumnya, bahkan sangat jauh. Bunda pergi ke tempat di mana mata tak bisa mencari. Di mana langkah kaki tak sanggup mendatangi. Bunda pergi menghadap Sang Ilahi.
 
Bunda,
Air susu Bunda yang telah menyatu dengan darah dagingku belum sempat kubalas. Selama hidup belum ada sesutu yang berharga yang bisa kuberikan sebagai pengganti air susu Bunda. Belum lagi pengorbanan selama puluhan tahun sejak aku dalam kandungan, kemudian lahir menjadi bayi, menjadi anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa belum ada yang kuberikan tapi Bunda keburu pergi. Dan kepergian Bunda kali ini tidak bisa lagi ditemui. Selamanya.

 
Bunda,
Tak ada lagi yang bisa kuberikan selain ungkapan perasaan yang tertingal, yang tak sempat terucapkan;

Bunda, maafkan aku
Ampuni aku
Redhoi aku
Dibandingkan diri Bunda
Dunia dan isinya tidaklah berarti

Selamat jalan Bunda
Semoga Bunda bahagia disi-Nya
Sebagaimana aku bahagia disisi Bunda
Amiiin ....

 


Diubah oleh kelayan00 24-02-2020 01:38
yukinura
yukinura memberi reputasi
7
4K
154
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan