selamat waktu sekarang agan sista, mohon maaf sebelumnya tentang thread yang bakal ane bawain ini, soalnya akan sedikit menyinggung beberapa element terkait apa yang akan ane bahas.

Dari sanubari yang paling dalam ane mohon dibukakan pintu maaf yang selebar - lebarnya mengingat mungkin akan tertulis atau tersirat beberapa kata atau kalimat yang akan memiliki makna dan konotasi suatu karakter atau sifat kurang baik.

entah kenapa dari beberapa hal yang kini tengah tersarang dikepala yang ingin sekali ane keluarkan tentang perang dingin yang sedang terjadi di bumi pertiwi. Entah apa dan siapa yang menyebabkan semua ini terjadi. Nah berikut opini dari ane yang akan sesdikit membahas tentang kegaduhan yang sedang terjadi manakala kegiatan lima tahunan dilaksanakan.

Setuju atau tidak setuju, kegaduhan ini berasal dari keserakahan, ketamakan, keegoisan yang tertanam dalam kebodohan serta yang paling parah adalah memperbutkan kekuasaan. Siapa berkuasa dia berhak menentukan segala perkara. mungkin itu yang mereka pikirkan. Siapa mereka? Mereka adalah individu atau badan yang kini tengah mengusahakan ikhtiarnya menemui hasil yang diharapkan, meskipun kita sama - sama tau seperti apa tujuan asli mereka. Dalam hal ini kecenderungan segala sesuatu yang dikait - kaitkan dengan segala macam perkara yaitu pemilu pilpres. Benarkah mereka demikian, seperti apa yang saya tuliskan? Dalam laut bisa diselami dalam hati manusia tak ada yang mampu mengetahuinya kecuali diri pribadi mereka masing - masing. Secara Kasat mata dalang kegaduhan yang terjadi di bumi pertiwi ini adalah dilaksanakannya agenda 5 tahunan yakni Hadirnya para pasangan calon dengan Tim Pemenagannya baik Paslon A atau Paslon B. jadi kesimpulannya adalah Kegaduhan ini disebabkan oleh Pemilu Pilpres.

Tidak ada asap jika tak ada api, semua permasalahan yang kemudian dikategorukan akibat pasti ada sebabnya. akibat yang dimaksud adalah kegaduhan, penyebab yang dimaksud sedang kita telusuri. Kegaduhan ini tercipta karena kecerobohan, kelalaian dan juga kedzoliman yang berasal dari kebodohan. Bagaimana tidak dikatakan bodoh jika yang jelas - jelas dilarang oleh hukum yang berlaku masih dilaksanakan, bukankah pengendara yang pandai tidak akan jatuh dan tersungkur kecuali dalam kelalaian dan kecerobohan? Maka siapa yang ceroboh dan lalai disini? Oknum yang dimanfaatkan tenaganya dengan cara diberi imbalan berupa gaji serta diakui secara sah dan beberapa oknum yang dimanfaatkan dan diberi imbalan apabila mau melakukan pekerjaan - pekerjaan yang diperintahkannya tanpa ada ikatan kerja. Kesimpulannya, yang menyebabkan kegaduhan ini adalah oknum yang lalai dan ceroboh serta oknum yang dzolim yang tanpa mereka sadari mereka telah menghardik teman, saudara, keluarga dan kerabatnya.

Meluas sangat meluas dampak dari kegaduhan ini melebar sampai ke element paling bawah. Mereka (keluarga saya, kerabat saya, adik saya, saudara saya, saudara seiman dan saudara seperjuangan) menjadi korban kedzoliman oknum bejad yang ceroboh dan lalai itu. Kendati demikian tidak sepenuhnya salah oknum tersebut, tetapi juga ada yang lebih parah dari oknum - oknum itu, yaitu mereka yang saya anggap keluarga dan saudara serta kerabat. Kenapa demikian, karena mereka dalam keadaan yang tidak sama sekali memiliki pendirian dan pengetahuan yang luas juga pengalaman berpolitik yang lama. Maka tertariklah kesimpulan, ternyata dampak dari kegaduhan ini telah membuat orang - orang disekitar saya yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman berpolitik itu menjadi lebih bodoh dari yang bodoh.