Prabowo: Bagaimana Bisa Khilafah Sambut Rocky Gerung Meriah
TS
n4z1.v8
Prabowo: Bagaimana Bisa Khilafah Sambut Rocky Gerung Meriah
Prabowo: Bagaimana Bisa Khilafah Sambut Rocky Gerung Meriah
Surabaya - Capres Prabowo Subianto berbicara soal dirinya yang kerap dituding akan mendirikan khilafah. Dia menegaskan tak pernah ada satupun yang membahas soal khilafah kepadanya.
Pembicaraan soal khilafah itu disampaikan Prabowo saat kembali menyapa tokoh-tokoh yang akan membantunya pada pemerintahannya jika terpilih di Pilpres 2019.
"Erwin Aksa ada nggak. Coba bagaimana penilaian kalian? Memenuhi syarat jadi pemimpin? Dari segi ganteng memenuhi syarat. Ada Didik Rachbini, Bambang Widjojanto," kata Prabowo saat pidato kebangsaan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Dia kemudian menyebut nama Rocky Gerung. Pada momen itulah Prabowo lantas membahas soal khilafah.
"Saudara-saudara Rocky Gerung kok kalian sambut begitu. Bagaimana bisa khilafah menyambut Rocky Gerung seperti itu," ujar Prabowo disambut sorakan antusias massa yang hadir.
Untuk diketahui, Rocky Gerung memang sempat mendapatkan sambutan dari massa yang hadir saat tiba di lokasi pidato kebangsaan. Rocky datang terlambat saat Prabowo tengah berpidato.
Kembali ke pembahasan khilafah, Prabowo kemudian menegaskan selama ini tidak pernah ada ulama yang berbicara soal khilafah kepadanya. Para ulama selalu meminta Ketum Partai Gerindra itu untuk menjaga perdamaian dan persatuan bangsa.
"Kiai-kiai besar ndak ada yang nitip khilafah kepada saya, habaib itu ndak ada. Yang selalu dititip itu Islam rahmatan Lil Alamin. Bener. Selalu dititip menjaga perdamaian, menjaga kerukunan, saling menghormati," katanya.
(mae/haf) SUMBER
=========================
Spoiler for Komen ::
Hmmmm...........
Kita perjelas sekarang, biar semuanya berpikir jernih.
Bicara Khilafah, seorang Prabowo yang sejujurnya harus kita akui bersama bukan muslim yang kaffah, tak akan terlintas dalam pikirannya akan menggulirkan ide Khilafah. Itu sebuah tuduhan tolol! Bukan juga seorang Rocky Gerung yang terindikasi Atheis.
Bukan itu maksudnya.
Kubu yang selalu mengedepankan jargon Akal Sehat justru seperti kehilangan akal.
Kalau boleh kita belah 2 kubu, Prabowo membawa jargon Akal Sehat, maka kubu Jokowi bolehlah memakai jargon Pikiran Sehat. Manusia sudah jelas dibekali Allah dengan akal. Dan setiap manusia waras pasti akalnya sehat. Tapi akal sehat tidak sejajar dengan pikiran sehat. Dengan akalnya manusia, kelicikan bisa terjadi karena ada atau tidak adanya kesempatan. Lantas apakah akal yang digunakan untuk sebuah kelicikan bisa dianggap akal sakit? Kembali lagi ke soal kewarasan tadi. Kelicikan bisa terjadi karena sehatnya akal. Tapi, kelicikan bukanlah sebuah pikiran sehat. Pikiran sehat adalah pikiran yang digunakan untuk berpikir yang baik, mengimajinasikan sebuah lamunan, harapan, menjadi sebuah karya yang nyata, kata-kata yang baik, perbuatan yang baik. Itu beda antara akal sehat dengan pikiran sehat,
Lantas apa hubungannya dengan tuduhan Khilafah di kubu Prabowo?
Kita sama-sama tahu, bahwa HTI dibela oleh kubu Prabowo sebagai pembela terdepan. Dan penyokong pembelaan terhadap pembubaran HTI adalah PKS dan Gerindra. Falsafah Simbiosis Mutualisme dan Komensalisme nampaknya dipraktekan benar disini. Dimana HTI mendapat pembelaan dan harapan, sementara Kubu Prabowo mendapat limpahan suara dan dukungan.
Lantas apakah HTI dan para pemimpi Khilafah akan mendapat tempat nantinya andai Prabowo berkuasa? Dipastikan tidak. Tapi mereka punya daya tekan dan daya rusak untuk bisa eksis lagi dan meracuni setiap sel-sel masyarakat dari level terendah sampai level tertinggi, hingga pada akhirnya mereka akan merebut kesempatan yang telah lama mereka impikan. Apa sandarannya? Ummat. Ya, jargon ummat yang akan dijual.
Bagaimana dengan PKS?
Kita sama-sama tahu, semenjak adanya PKS, isu agama menjadi sangat dominan. Sifat eksklusif mereka yang menutup diri diantara sel-sel kadernya, menimbulkan dampak yang tidak sedikit. Dengan kadernya yang militan, mereka aktif melakukan pergerakan di sosial media dan di kehidupan sehari-hari dengan isu-isu yang kadang hit and run. jangan salahkan jika muncul pepatah, dari mana datangnya lintah? Darimana datangnya fitnah?
Sampai pada sebuah meme yang bilang : Enaknya jaman Suharto itu cuma satu, tidak ada PKS!
Kembali ke masalah akal sehat.
Apakah kelompok akal sehat ini sehat juga pikirannya ketika Tuhan digambarkan sebagai seseorang yang menyesal membuat agama? Adakah satu saja Kyai, Ulama, Habib, atau Ustadz yang katanya mengaku sebagai kelompok garis lurus ini menggugat pernyataan Rocky Gerung? Tidak ada! Mereka bungkam sebungkam-bungkamnya. Mau berkelit bilang bahwa Tuhan yang dimaksud disini bukan Tuhan Allah, Tuhannya ummat Islam? Sah-sah saja. Tapi satu pertanyaan : Apakah Islam bukan sebuah agama? kalau memang agama, kenapa para pembela agama yang suka bersuara keras itu mendadak hilang nyali? Hilang nyali koq doyan teriak jihad!
Bicara soal Kitab Suci. Apakah Al-Qur'an, Al-Kitab atau Injil bukan sebuah Kitab Suci? kalau iya, kenapa bungkam saat Rocky Gerung menistakan Kitab Suci dengan sebutan Kitab Fiksi? Masih mau berkelit juga kalau Kitab Suci yangdisebut Gerung itu bukan Al-Qur'an? Kalau bukan, artinya Al-Qur'an bukanlah Kitab Suci. Kalau bukan Kitab Suci, kenapa sampai dibela habis-habisan?
Lantas kalau ada sebutan Ulama kepada Rocky Gerung, memberi ceramah di Masjid, sehatkah akal mereka?
Sekarang paham kalau Akal Sehat itu BUKAN Pikiran Sehat?
Seseorang yang mengaku punya akal sehat, bisa mendadak menjadi pandir, bodoh, bahkan munafik!
Tapi seseorang yang mempunyai Pikiran Sehat, dia bisa memilah mana yang benar mana yang salah.
Lalu kenapa kelompok Pikiran Sehat tidak mau mempermasalahkan soal Tuhan menyesal membuat agama serta Kitab Suci adalah Kitab Fiksi? Lho, bukankah para pembela agama, partai Allah, pemuja jihad, semua berkumpul disana? Di kelompok Akal Sehat itu?
Jadi kesimpulannya, Akal Sehat TIDAK SAMA dengan Pikiran Sehat.
Dalam kapasitasnya sebagai manusia yang mengaku mempunyai akal sehat, seseorang bisa jadi munafik, bisa jadi penyebar fitnah, bisa jadi pengecut.
Contoh :
- Anak buahnya berbaitan ke ISIS. ISIS dianggap sebagai penegak Khilafah. Tapi pimpinannya begitu ketakutan ketika bendera ISIS nempel didinding rumahnya. Padahal bendera ISIS itu benar-benar stempel Rasulullah. Bagaimana mungkin keturunan Rasulullah begitu ketakutan dengan stempel Rasulullah? Ada yang salah???????
- Ada seorang dokter yang tidak bisa membedakan antara bengep karena digebukin orang dengan bengep karena operasi plastik. Lalu dengan bangganya ikut menyebar hoax. LAntas dimana sumpah dokternya?
- Ada orang teriak-teriak anti asing, tapi begitu bangganya ketika mantan petinggi militer sebuah pakta pertahanan asing datang kerumahnya dan memberi tausiyah.
- Ada orang teriak-teriak anti aseng, tapi begitu gembiranya ketika kelompok aseng mendukungnya, bahkan memuji-muji setinggi langit.
- Ada kelompok yang mengaku pembela Islam, tapi terus menerus menyebar kebohongan demi pimpinannya. Yang dihormati sebagai tamu agung. Difasilitasi seperti tamu kehormatan. Dijaga agar jangan pulang ke Indonesia. Padahal jelas-jelas memang tidak bisa pulang ke Indonesia karena kebijakan negara tersebut.
- Ada kelompok yang selalu menuding PKI terhadap orang lain, tetapi justru mengharap suara dari cicit PKI.
- Ada sekelompok orang membawa nama Ulama, tetapi yanjg dibelanya tak bisa menyebut dengan benar gelar Rasulullah, mengidiomkan waktunya Adzan dengan waktunya ngopi, menyembah kuburan. Sehatkah akal para Ulama ini?
- Ada aki-aki yang ribut menagih janji orang lain, padahal dia sendiri sampai sekarang tidak menepati janjinya berjalan kaki jakarta-Jogja.
Ini belum termasuk seseorang yang tersandera akibat ucapannya sendiri mengenai dp 0 persen, dimodalin, menggeser, naturalisasi, membangun manusia bukan infrastruktur.
Terlalu banyak rasanya cacat dari jargon Akal Sehat ini.
Jadi masih bangga dengan jargon Akal Sehat?
KEBODOHAN BUKAN HANYA TERJADI KARENA DOKTRIN. KEBODOHAN BISA TERJADI KARENA ADANYA NIAT. MAU BODOH? JANGAN DUKUNG 01 !
Terima Kasih bagi yang bisa dan mau baca semua komen gw dengan seksama.