DOMPU- Malang nian nasib gadis ABG bernama Uswatun Hasanah, 15 tahun, warga Dusun Soridei Desa Karombo Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Diduga karena memiliki masalah asmara dan kurangnya perhatian keluarga, remaja putri ini memilih untuk mengakhiri nyawanya dengan cara gantung diri di dalam kamarnya, Minggu (7/4). Lehernya terjerat kain kerudung warna merah miliknya yang diikatkan di kayu palang kamarnya. Diduga korban melakukan aksinya pada pukul 05.30 pagi setelah korban menjalanakan ibadah sholat subuh. Sepucuk surat berisi pesan terakhirnya juga tergeletak di kasurnya.

Seperti hari-hari biasanya, Uswatun bangun pada pukul 04.30 keluar kamar mengambil wudhu dan masuk lagi ke kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh dan mengaji. Pada pukul 05.00 suara korban sudah tidak terdengar dan dianggap sedang tidur kembali. Anehnya hingga pukul 07.00 korban tidak bangun untuk membantu ibunya di dapur.




Gambar 1-2 : TKP Gantung Diri

Peristiwa gantung diri ini pertama kali diketahui kakak kandung korban SF (21). Pagi itu, kakak korban hendak mengambil beras yang ada di kamar adiknya. Saat membuka pintu, rupanya pintu telah terkunci dari dalam kamar. Kakak korban lantas berinisiatif untuk mengambil kunci cadangan. Ketika pintu terbuka, kakak korban malah menemukan adiknya sudah menggelayut, lehernya terjerat kerudung dan lidahnya sudah keluar. SF berteriak dan memanggil anggota keluarga lainnya untuk menurunkan korban. Sayangnya nyawa Uswatun telah tiada.

Saat mendapat laporan adanya peristiwa bunuh diri tersebut, petugas Polisi langsung mendatangi rumah korban. Tim dari Polres Lobar pun langsung turun untuk melakukan identifikasi. Setelah kita lakukan visum luar, tidak ada tanda-tanda kekerasan dan murni gantung diri, ujarnya. Saat ditemukan lidah korban tergigit, dari anusnya mengeluarkan tinja, dan dari kelaminnya mengeluarkan air kencing yang membasahi celananya.

Penyebab korban melakukan tindakan tersebut, dikarenakan masalah asmara dan kurangnya mendapat perhatian dari keluarganya. Itu terlihat dari sepucuk pesan yang ditinggakannya. Di surat itu Uswatun minta maaf dan mengaku akan pergi ke surga dan menyusul ayahnya yang sudah pergi lebih dulu. Uswatun juga menyayangkan sikap keluarganya yang sangat acuh kepada dirinya. Di buku hariannya korban juga menulis curhatan perasaannya tentang pria berinisial MS yang sedang ditaksirnya tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan.

Kami akui kalau korban memang kurang diberikan perhatian, tetapi untuk kebutuhannya selalu dipenuhi, kami juga tidak menyangka Uswatun mengambil jalan nekat tersebut, ucap ibunya. Polisi sudah mengumpulkan motifnya dan mengamankan alat gantung diri yaitu kerudung warna merah, kursi kayu, pakaian korban sebagai barang bukti.


sumber