TRIBUNNEWS.COM -- Siswi SMP yang masih berusia 14 tahun asal Pontianak, AU kini masih dirawat di Rumah Sakit usai dikeroyok 12 orang siswi SMA.

Kasus ini pun viral di laman Twitter dengan tagar Justice for Audrey dan menduduki urutan nomor satu.

Pada awalnya, runutan kejadian kisah penganiayaan AU ini dicuitkan oleh akun Twitter @syarifahmelinda.
Dalam thread yang ia bagikan, akun Twitter ini mendapatkan informasi mengenai penganiayaan AU oleh 12 siswi SMA dari berita dan juga dari tante korban.

"Maaf saya bukan mau pansos dan ini beritanya juga aku up sesuai berita dan tantenya juga jadi kalau pelakunya mau kenain saya UU ITE saya ngga takut saya mah memilih viral di notice idol korea aja dari pada di katain mau ikutan pansos berita ini wkwk," tulis akun @syarifahmelinda.
Akibat penganiayaan tersebut, kepala AU ini diduga dibenturkan ke aspal dan trauma bagian dada.


Tak hanya itu, bahkan salah seorang pelaku ini merusak organ intim korban agar tidak perawan lagi.

sumber

sumber lain :

sumber 2

sumber 3



buat yang penasaran kronologi bisa stalk twitter diatas.

yang bikin saya heran Komisi perlindungan anak daerah kok sebelum viral sempat ngajukan damai dgn alasan masa depan pelaku masih panjang, kalau melindungi identitas pelaku itu sudah sesuai UU tapi kalau minta damai itu apa mereka ini ga mikir korbannya ?.

kenapa sih selalu begini, pejabat maupun lembaga terkait kalau soal pengroyokan dibawah umur, atau kasus kasus di lembaga pendidikan pasti di awal terkesan selalu minta "damai" baru setelah viral dan di ambil alih yuridiksi yang lebih tinggi tiba tiba berubah keterangannya.

terakhir ada kasus di pesantren yang maksa damai dan malah korban dibilang kesurupan, trs ada taruna yang dikeroyok tp pelaku cuma 1.




yang lebih miris kelakuan pelaku yang gada minta maaf bahkan menuduh kejadiannya hoax, ada yang sampai cr orang tua bayaran. wt-fuk








PS : Judul di tribunews terlalu panjang

edit :

klarifikasi dari KPAI bisa di cek laman resmi twitter nya, yang mengajukan mediasi adalah dr kepolisian.