- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Egality 05/V : Counter Attack & Imajinasi Yang Menghilang.


TS
egalucu
Egality 05/V : Counter Attack & Imajinasi Yang Menghilang.
Bagian V
Counter Attack & Imajinasi Yang Menghilang
Counter Attack & Imajinasi Yang Menghilang
Quote:
21 Mei. 08:01 malam. Aku mengintai Adi yang sedang duduk diam dengan jari-jemarinya yang sibuk memainkan ponselnya. Aku langsung menelpon Veranda untuk memastikan kondisi disana.
"Bagaimana?" Tanyaku.
"Ini baru di depan rumahnya." Jawabnya.
"Kok baru sampe?"
"Emangnya nunggu ojek online itu cuma semenit? Lama tahu! Kayak nunggu kepastian."
"Kok malah curhat? Cepetan!"
"Iya-iya ini mau aku ketuk pintunya."
Veranda mengetuk pintu hati Ulan. Ehhh maksudnya pintu rumahnya. Ulan membuka pintu dengan tatapan layaknya calon mertua galak, ia melihat Veranda dari atas ke bawah baru ia bicara.
"Siapa ya?" Dengan tatapan sinis Ulan bertanya.
"Aku rekan kerjanya Ega. Namaku Veranda.
"Ohhh, maaf aku kira siapa. Ayo masuk." Veranda di persilahkan masuk setelah mengetahui Veranda itu siapa. "Berapa lama kerja sama Ega? Apa kamu gak puyeng sama tingkahnya?"
"Aku baru aja mulai kerja. Seneng banget bisa ikut jadi detektif."
"Kayaknya kamu cocok deh sama Ega."
"Ya, kayaknya kita bakal jadi rekan yang baik."
"Iya. Karena berhubung kamu yang kesini aku mau kasih tahu sesuatu sama kamu..."
"Kasih tahu apa?"
Aku melihat ada seorang wanita datang membawa sebuah paket.
"Maaf ya Kakak, aku telat. Tadi habis anter penumpang." Kata Wanita itu.
"Iya, gak apa. Gimana, barangnya aman kan?" Tanya Adi.
"Aman kok kak. Nih."
"Ok, ini uangnya makasih ya."
"Iya. Jangan lupa bintang limanya ya."
"Iya....."
"Kayaknya itu ojek yang tadi nganter Veranda." Kataku.
Ternyata selingkuh ini hanya sebuah salah paham. Aku harus segera menghubungi Veranda akan tetapi ia sudah meneleponku terlebih dahulu.
"Ega, cepetan!" Kata Veranda panik.
"Cepet kenapa? Ini aku udah cari tahu. Ternyata ini cuma salah paham. Adi cuma nunggu pesanannya datang. Nah kebetulan yang ngater itu cewek jadi itu cuma salah paham." Jawabku.
"Dia gak percaya. Dia mau penjelasan langsung dari Adi. Kalo dalam waktu 15 menit dia gak kesini dan jelasin. Ulan mau bunuh diri."
"Ahhhh! Aduhh isi bunuh diri lagi.... kamu halau dia kamu. Kam...... kamuuuii arrrrgr kenapa aku gak bisa berpikir!!"
"Halo, Ega. Kamu panik ya? Ega, Ega, Ega...."
"Diaaaaaam."
Aku langsung mematikan telepon dan langsung mengejar Adi.
"Woyyy!!! Kampret!" Teriakku.
Adi pun menoleh. "Ega? Ngapain?"
"Itu si Ulan mau bunuh diri. Kalau dalam waktu 15 menit kamu gak ke sana jelasin semuanya."
"Waduuh. Kok jadi ribet ya?"
"Mendingan kesana aja! Ayo cepet."
Adi dengan kecepatan penuh melaju dengan motornya menuju kediaman Ulan. Sesampainya disana. Adi dikejutkan karena rumah Ulan sangat gelap. Ia langsung masuk dari pintu depan. Saat ia membuka pintu. Sebuah pintu lainnya terbuka datang seorang perempuan membawa kue ulang tahun dengan lilin yang menyala menerangi gelapnya ruang itu.
"SUT sayang." Sahut Ulan perlahan.
"Aduuuh. Aku hampir mati tahu." Jawab Adi dengan perasaan malu-malu kucing.
"Kan yang mau bunuh diri itu aku. Ayo cepet tiup lilinnya jek!" Ulan pun ngegas.
Saat lilin di tiup lampu pun menyala teman-temannya langsung datang dengan menyodorkan Ponsel mereka yang siap merekam ekspresi Adi yang terkejut karena diberi kejutan hadiah ulang tahun.
"Selamat Ulang Tahun Adi...." ucap serempak ketiga temannya. Wowok, Depina, Dayu.
"Yey berhasil!!! Happy Birthday!!!!" Seru Veranda.
"Dia siapa?" Tanya Adi.
"Rekan kerjanya Ega. Ehh, Ega mana?" Tanya Ulan.
"Gak Tahu, dia panik tadi. Mending coba hubungi dia." Pinta Adi ke Veranda.
"Iya, coba aku cari langsung aja."
"Iya. Makasih ya Ve." Ucap Ulan.
"Sama-sama."
Veranda langsung pergi untuk menjemputku, tapi sebelumnya ia menghubungiku. Aku bilang kalau aku sudah ada di rumah. Ia langsung segera pulang. Wajahnya tampak senang dan bahagia. Entah apa yang ia lakukan disana aku tidak tahu. Otakku sedang merasa aneh, tapi karena dia tampak senang, itu. Berarti Ulan baik-baik saja.
"Berhasil! Pesta kejutan ulang tahun Adi sukses!" Seru Veranda.
"Apa? Pesta kejutan? Kok mereka gak kasik tahu."
"Begini skenarionya. Waktu kamu ditelepon untuk mata-matain Ulan, pikirnya kamu yang akan datang sendiri ke rumah Ulan. Tapi karena aku yang datang mereka jadi sedikit ngerubah rencananya. Dengan sedikit bantuanku aku nelepon kamu dan membuat Ulan seolah-oleh memutus kontak sama semua orang dan berniat untuk bunuh diri. Harusnya Adi yang panik, bukan kamu."
"Ulang Tahun ya. Aku bahkan lupa kalau hari ini temanku Ulang Tahun. Baiklah, kerja bagus. Aku mau tidur, ini hari yang sangat melelahkan bagimu."
"Apa aku mengacau?"
"Tidak juga."
"Tapi kamu kayaknya gak senang."
"Entahlah. Aku lagi pusing, semua imajinasiku hilang. Kalau besok ada kasus. Aku minta kamu aja yang urus dulu."
Hari yang sangat melelahkan dan benar-benar tidak terduga. Semua yang terjadi tidak masuk akal imajinasiku. Egality ku benar-benar tidak berguna pada saat ini. Aku rasa permainan detektif ini akan berakhir.
Seperti ada yang melakukan serangan balik dengan mengubah skenario kejadian disaat adegam klimaks. Tapi yang paling aneh, kenapa disaat seperti itu imajinasiku bisa menghilang.
Spoiler for Egality 06/VI:
Quote:
Diubah oleh egalucu 07-04-2019 09:57
0
420
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan