- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hasil Simulasi Radar Bogor, Prabowo-Sandiaga Kokoh, Jokowi-Ma’ruf Naik


TS
db84x3
Hasil Simulasi Radar Bogor, Prabowo-Sandiaga Kokoh, Jokowi-Ma’ruf Naik
Sabtu, 6 April 2019 pukul 14.11 Iwan Gunawan

POJOKBOGOR.com – Mesin politik calon presiden (capres) Joko Widodo terus berupaya meruntuhkan dominasi keterpilihan Prabowo Subianto di tanah Sunda. Jelang akhir masa kampanye, selisih dukungan antarcapres di 12 daerah Jawa Barat mulai menyempit.
Hasil simulasi pencoblosan surat suara untuk Pemilihan Presiden tahap II yang dilakukan Radar Bogor Group akhir Maret lalu, menggambarkan realitas politik tersebut.
Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Radar Bogor bersama anak perusahaannya (Radar Bogor Group) kembali melaku kan simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2019 tahap II. Proses simulasi yang telah berlangsung pada 21-25 Maret lalu di 12 kota-kab. se-Jawa Barat kali ini, melibatkan 17.838 pemilih/responden.
Daerah yang disimulasikan di antaranya Kota-Kab Bogor, Kota Bandung, Cimahi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Hasilnya, tak kurang 59,47 persen warga 12 daerah di Jabar mencoblos paslon 02 Sedangkan 40,53 persen-nya mencoblos Jokowi – Ma’ruf. (selengkapnya Baca Berita Hasil Simulasi Pilpres 2019 Jawa Barat).
Lantas bagaimana dengan hasil simulasi pencoblosan suara di Bogor? Khusus di Kota dan Kabupaten Bogor, tim simulasi berhasil mengajak 5.059 pemilih potensial/ responden untuk berpartisipasi. Jumlah partisipan ini naik dari simulasi tahap I yang melibatkan 3.550 pemilih.
Dari total suara yang dicoblos secara sah, sebanyak 38,24 persen warga Kabupaten Bogor memilih pasangan capres nomor urut 1, Joko Widodo–Ma’ruf Amin. Sementara 61,76 persen mencoblos pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno.
Hasil simulasi di Kota Bogor pun tak berbeda jauh. Sebanyak 38,54 persen warga Kota Hujan mencoblos pasangan nomor urut 01, sedangkan sisanya, 61,46 persen mencoblos pasangan 02. Kendati masih tertinggal, redaksi Radar Bogor melihat adanya tren kenaikan dukungan terhadap pasangan Jokowi- Ma’ruf sebesar 3,55 persen di Kota Bogor dan 1,95 persen di Kabupaten Bogor. Itu jika dibandingkan hasil simulasi tahap I yang dilakukan koran ini pada 31 Januari– 4 Februari 2019 lalu.
Di simulasi tahap I, 34,99 persen warga Kota Bogor mencoblos pasangan nomor urut 01 dan 65,01 persen lagi mencoblos pasangan 02. Sementara di Kabupaten Bogor, sebanyak 36,29 persen warga mencoblos pasangan Joko Widodo–Ma’ruf Amin dan 63,71 persen mencoblos pasangan Prabowo Subianto– Sandiaga Uno.
Hasil simulasi Radar Bogor tahap II juga menggambarkan adanya kantong-kantong suara milik kedua capres. Baik itu di Kota maupun Kab. Bogor. Untuk Kota Bogor, Kecamatan Bogor Barat menjadi lumbung suara bagi Prabowo. Di wilayah tersebut, capres nomor urut 02 meraih 64,24 persen.
Sedangkan capres Jokowi-Ma’ruf hanya 35,76 persen. Capres Jokowi-Ma’ruf mencoba mengejar ketertinggalannya dengan dukungan dari basis pemilihnya di Bogor Selatan. Tak kurang 58,08 warga mencoblos sang petahana. Sementara Prabowo- Sandiaga mendapat torehan 41,92 persen suara.
Hasil akhir yang nyaris statis didapat di sisa empat kecamatan lainnya. Yakni, kecamatan Bogor Timur, Bogor Tengah, Tanah Sareal, dan Bogor Utara. Mayoritas warga yang mengikuti simulasi mencoblos pasangan Prabowo-Sandiaga. Dominasi Prabowo terlihat dari torehan suara di atas 60 persen.
Sementara pasangan Jokowi- Ma’ruf harus rela meraih suara di bawah 40 persen. Bagaimana dengan Kabupaten Bogor? Dari 40 kecamatan yang disimulasi, pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat suara signifikan di Kecamatan Klapanunggal. Tak kurang 51,69 persen warga mencoblos calon petahana tersebut.
Sedangkan coblosan untuk Prabowo- Sandiaga mencapai 48,31 persen. Namun ketika beranjak di Kecamatan Leuwiliang, pasangan Jokowi-Ma’ruf hanya memperoleh 33,88 persen suara. Sedangkan 66,12 persen lagi mencoblos Prabowo-Sandiaga.
Saling kejar-mengejar suara juga terjadi di Kecamatan Kemang. Dalam hasil simulasi, pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat coblosan sebanyak 45,22 persen. Sementara, pasangan Prabowo-Sandiaga dicoblos 54,78 persen (lengkap lihat grafis hasil simulasi Radar Bogor).

Perlu diketahui pada helatan pilpres dan pilkada sebelumsebelumnya, hasil simulasi Radar Bogor selalu tidak berbeda jauh dengan hasil versi KPU. Misalkan dalam hasil Pilpres 2014 di Kota Bogor. Versi KPU, paslon Prabowo- Hatta unggul dengan raihan suara 61,77 persen. Sedangkan Joko Widodo-JK mendapatkan 38,23 persen.
Angka ini tidak berbeda jauh dengan hasli simulasi Radar Bogor pada tahun yang sama. Pada saat itu, Prabowo–Hatta memperoleh suara 57,91 persen dan Jokowi–JK 42,09 persen. Hasil serupa juga terjadi di Kabupaten Bogor.
Versi KPU, Jokowi–JK mendapat suara 34,27 persen dan Prabowo– Hatta 63,73 persen. Sementara versi simulasi Radar Bogor di tahun yang sama, Jokowi–JK mendapat suara 37,56 persen sedangkan Prabowo–Hatta 62,44 persen.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Bogor Aswan Achmad menjelaskan, simulasi Radar Bogor merupakan salah saru program redaksi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan kesiapan warga dalam menghadapi pemilu. “Jadi hasil simulasi ini sama sekali tidak akan memengaruhi suara pilpres,” bebernya.
Pengamat Politik Luvie Triadi mengatakan, peralihan dukungan terhadap capres di Kota dan Kabupaten Bogor masih sangat berpeluang terjadi. Sebab menurutnya, Bogor adalah wilayah dengan jumlah pemilih rasional yang tinggi. Sehingga, migrasi pemilih bisa terjadi sewaktuwaktu tergantung tren dan isu yang sedang melanda.
“Berkaca terhadap apa yang terjadi di Pilgub Jabar tahun lalu, realitas politik berhasil mematahkan beragam hasil survei,” cetusnya.
Luvie melihat, dominasi dukungan terhadap Prabowo di Bogor dipengaruhi sejumlah unsur. Yang pertama unsur kedekatan. Prabowo berhasil membangun sebuah ikon Hambalang yang notabene bagian dari Bogor sebagai kerajaannya. Sama seperti Cikeas dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Cendana untuk keluarga Soeharto.
“Jokowi juga tinggal di Istana Bogor, tapi manfaat atas keberadaannya belum terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakat Bogor itu sendiri,” tuturnya. Unsur lainnya yang menopang Prabowo di Bogor adalah suara pemilih agamais. Perlu diketahui, sambung Luvie, warga Bogor merupakan tulang punggung atas hegemoni gerakan ”212” di Pilgub DKI Jakarta dua tahun lalu.
Sokongan pemilih untuk Prabowo kian gemuk ketika sebagian pemilih rasional di Bogor saat ini sedang mengikuti tren ”hijrah”. “Ini yang menarik. Tren hijrah menjadi fakta di mana bergabungnya pemilih rasionalis dan agamais,” ungkap founder lembaga survei Charta Politika itu.
Sementara itu, menanggapi hasil simulasi Radar Bogor, Wakil Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata mengatakan, hasil simulasi Radar Bogor sebenarnya jauh dengan hasil survei internal mereka. Meski begitu, pihaknya tak ingin percaya begitu saja dengan hasil survei yang ada.
“Dari hasil survei internal kita sudah leading. Walau tipis di Kota Bogor dan Jawa Barat,” ucap Dadang.
Senada diungkapkan Wakil Ketua TKD Jokowi-Ma’ruf Amin Kabupaten Bogor, Bayu Syahjohan. Politisi PDI Perjuangan itu mewajari jika ada hasil yang menyatakan paslon 01 masih di bawah paslon 02. Karena itu, pihaknya membentuk tim kampanye di tingkat kecamatan untuk mengawal hal tersebut.
“Kondisi ini memungkinkan untuk pergerakan 01 lebih baik lagi. Mudah-mudahan pada hari H posisi di Kabupaten Bogor terbalik. Artinya 01 pemenangnya di Kabupaten Bogor,” tambah Bayu.
Sementara di kubu sebelah, Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo–Sandiaga Kota Bogor, Riyanti Suryawan mengaku tidak terlalu risau dengan berbagai hasil survei/simulasi yang ada. Meskipun kondisinya pada simulai Radar Bogor pasangan 02 lebih unggul jauh dengan lawannya.
“Yang jelas kami tetap meyakini untuk Kota Bogor Prabowo – Sandi menang mutlak. Ya bila ada hasil simulasi yang mengabarkan bila hasilnya pasangan 01 mulai merangkak naik, itu bukan suatu persoalan buat kami. Karena yang jelas nanti hasilnya pada tanggal 17 April pasangan 02 menang,” tegasnya.
Menurutnya, BPD saat ini lebih fokus kepada tanggungjawab dan pergerakan bagaimana harus tetap pada tugas dan kewajiban. “Saat ini juga kita sedang konsentrasi soal saksi di TPS (tempat pemungutan suara).” imbuhnya.
Ketua BPD Prabowo-Sandiaga Kabupaten Bogor, Suhandi menambahkan walaupun simulasi Radar Bogor menyatakan perolehan besar diraih pasangan 02, tapi BPD tidak ingin terlena dan lengah. Apalagi menghadapi fakta politik yang begitu dinamis, sehingga kerja tetap harus ditingkatkan.
“Kami yakin dapat menyumbang suara nasional lebih dari 70 persen dari Kabupaten Bogor. Lihat saja acara kampanye terbuka kemarin, kita hitung ada 1,6 juta pendukung Prabowo Sandi yang hadir. Kita tidak ingin mempertahankan suara, tapi meningkatkan,” tegasnya.
https://bogor.pojoksatu.id/baca/hasi...owi-maruf-naik
Ngak kerja pengen dipilih lagi mikir

POJOKBOGOR.com – Mesin politik calon presiden (capres) Joko Widodo terus berupaya meruntuhkan dominasi keterpilihan Prabowo Subianto di tanah Sunda. Jelang akhir masa kampanye, selisih dukungan antarcapres di 12 daerah Jawa Barat mulai menyempit.
Hasil simulasi pencoblosan surat suara untuk Pemilihan Presiden tahap II yang dilakukan Radar Bogor Group akhir Maret lalu, menggambarkan realitas politik tersebut.
Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Radar Bogor bersama anak perusahaannya (Radar Bogor Group) kembali melaku kan simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2019 tahap II. Proses simulasi yang telah berlangsung pada 21-25 Maret lalu di 12 kota-kab. se-Jawa Barat kali ini, melibatkan 17.838 pemilih/responden.
Daerah yang disimulasikan di antaranya Kota-Kab Bogor, Kota Bandung, Cimahi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Hasilnya, tak kurang 59,47 persen warga 12 daerah di Jabar mencoblos paslon 02 Sedangkan 40,53 persen-nya mencoblos Jokowi – Ma’ruf. (selengkapnya Baca Berita Hasil Simulasi Pilpres 2019 Jawa Barat).
Lantas bagaimana dengan hasil simulasi pencoblosan suara di Bogor? Khusus di Kota dan Kabupaten Bogor, tim simulasi berhasil mengajak 5.059 pemilih potensial/ responden untuk berpartisipasi. Jumlah partisipan ini naik dari simulasi tahap I yang melibatkan 3.550 pemilih.
Dari total suara yang dicoblos secara sah, sebanyak 38,24 persen warga Kabupaten Bogor memilih pasangan capres nomor urut 1, Joko Widodo–Ma’ruf Amin. Sementara 61,76 persen mencoblos pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno.
Hasil simulasi di Kota Bogor pun tak berbeda jauh. Sebanyak 38,54 persen warga Kota Hujan mencoblos pasangan nomor urut 01, sedangkan sisanya, 61,46 persen mencoblos pasangan 02. Kendati masih tertinggal, redaksi Radar Bogor melihat adanya tren kenaikan dukungan terhadap pasangan Jokowi- Ma’ruf sebesar 3,55 persen di Kota Bogor dan 1,95 persen di Kabupaten Bogor. Itu jika dibandingkan hasil simulasi tahap I yang dilakukan koran ini pada 31 Januari– 4 Februari 2019 lalu.
Di simulasi tahap I, 34,99 persen warga Kota Bogor mencoblos pasangan nomor urut 01 dan 65,01 persen lagi mencoblos pasangan 02. Sementara di Kabupaten Bogor, sebanyak 36,29 persen warga mencoblos pasangan Joko Widodo–Ma’ruf Amin dan 63,71 persen mencoblos pasangan Prabowo Subianto– Sandiaga Uno.
Hasil simulasi Radar Bogor tahap II juga menggambarkan adanya kantong-kantong suara milik kedua capres. Baik itu di Kota maupun Kab. Bogor. Untuk Kota Bogor, Kecamatan Bogor Barat menjadi lumbung suara bagi Prabowo. Di wilayah tersebut, capres nomor urut 02 meraih 64,24 persen.
Sedangkan capres Jokowi-Ma’ruf hanya 35,76 persen. Capres Jokowi-Ma’ruf mencoba mengejar ketertinggalannya dengan dukungan dari basis pemilihnya di Bogor Selatan. Tak kurang 58,08 warga mencoblos sang petahana. Sementara Prabowo- Sandiaga mendapat torehan 41,92 persen suara.
Hasil akhir yang nyaris statis didapat di sisa empat kecamatan lainnya. Yakni, kecamatan Bogor Timur, Bogor Tengah, Tanah Sareal, dan Bogor Utara. Mayoritas warga yang mengikuti simulasi mencoblos pasangan Prabowo-Sandiaga. Dominasi Prabowo terlihat dari torehan suara di atas 60 persen.
Sementara pasangan Jokowi- Ma’ruf harus rela meraih suara di bawah 40 persen. Bagaimana dengan Kabupaten Bogor? Dari 40 kecamatan yang disimulasi, pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat suara signifikan di Kecamatan Klapanunggal. Tak kurang 51,69 persen warga mencoblos calon petahana tersebut.
Sedangkan coblosan untuk Prabowo- Sandiaga mencapai 48,31 persen. Namun ketika beranjak di Kecamatan Leuwiliang, pasangan Jokowi-Ma’ruf hanya memperoleh 33,88 persen suara. Sedangkan 66,12 persen lagi mencoblos Prabowo-Sandiaga.
Saling kejar-mengejar suara juga terjadi di Kecamatan Kemang. Dalam hasil simulasi, pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat coblosan sebanyak 45,22 persen. Sementara, pasangan Prabowo-Sandiaga dicoblos 54,78 persen (lengkap lihat grafis hasil simulasi Radar Bogor).

Perlu diketahui pada helatan pilpres dan pilkada sebelumsebelumnya, hasil simulasi Radar Bogor selalu tidak berbeda jauh dengan hasil versi KPU. Misalkan dalam hasil Pilpres 2014 di Kota Bogor. Versi KPU, paslon Prabowo- Hatta unggul dengan raihan suara 61,77 persen. Sedangkan Joko Widodo-JK mendapatkan 38,23 persen.
Angka ini tidak berbeda jauh dengan hasli simulasi Radar Bogor pada tahun yang sama. Pada saat itu, Prabowo–Hatta memperoleh suara 57,91 persen dan Jokowi–JK 42,09 persen. Hasil serupa juga terjadi di Kabupaten Bogor.
Versi KPU, Jokowi–JK mendapat suara 34,27 persen dan Prabowo– Hatta 63,73 persen. Sementara versi simulasi Radar Bogor di tahun yang sama, Jokowi–JK mendapat suara 37,56 persen sedangkan Prabowo–Hatta 62,44 persen.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Bogor Aswan Achmad menjelaskan, simulasi Radar Bogor merupakan salah saru program redaksi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan kesiapan warga dalam menghadapi pemilu. “Jadi hasil simulasi ini sama sekali tidak akan memengaruhi suara pilpres,” bebernya.
Pengamat Politik Luvie Triadi mengatakan, peralihan dukungan terhadap capres di Kota dan Kabupaten Bogor masih sangat berpeluang terjadi. Sebab menurutnya, Bogor adalah wilayah dengan jumlah pemilih rasional yang tinggi. Sehingga, migrasi pemilih bisa terjadi sewaktuwaktu tergantung tren dan isu yang sedang melanda.
“Berkaca terhadap apa yang terjadi di Pilgub Jabar tahun lalu, realitas politik berhasil mematahkan beragam hasil survei,” cetusnya.
Luvie melihat, dominasi dukungan terhadap Prabowo di Bogor dipengaruhi sejumlah unsur. Yang pertama unsur kedekatan. Prabowo berhasil membangun sebuah ikon Hambalang yang notabene bagian dari Bogor sebagai kerajaannya. Sama seperti Cikeas dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Cendana untuk keluarga Soeharto.
“Jokowi juga tinggal di Istana Bogor, tapi manfaat atas keberadaannya belum terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakat Bogor itu sendiri,” tuturnya. Unsur lainnya yang menopang Prabowo di Bogor adalah suara pemilih agamais. Perlu diketahui, sambung Luvie, warga Bogor merupakan tulang punggung atas hegemoni gerakan ”212” di Pilgub DKI Jakarta dua tahun lalu.
Sokongan pemilih untuk Prabowo kian gemuk ketika sebagian pemilih rasional di Bogor saat ini sedang mengikuti tren ”hijrah”. “Ini yang menarik. Tren hijrah menjadi fakta di mana bergabungnya pemilih rasionalis dan agamais,” ungkap founder lembaga survei Charta Politika itu.
Sementara itu, menanggapi hasil simulasi Radar Bogor, Wakil Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata mengatakan, hasil simulasi Radar Bogor sebenarnya jauh dengan hasil survei internal mereka. Meski begitu, pihaknya tak ingin percaya begitu saja dengan hasil survei yang ada.
“Dari hasil survei internal kita sudah leading. Walau tipis di Kota Bogor dan Jawa Barat,” ucap Dadang.
Senada diungkapkan Wakil Ketua TKD Jokowi-Ma’ruf Amin Kabupaten Bogor, Bayu Syahjohan. Politisi PDI Perjuangan itu mewajari jika ada hasil yang menyatakan paslon 01 masih di bawah paslon 02. Karena itu, pihaknya membentuk tim kampanye di tingkat kecamatan untuk mengawal hal tersebut.
“Kondisi ini memungkinkan untuk pergerakan 01 lebih baik lagi. Mudah-mudahan pada hari H posisi di Kabupaten Bogor terbalik. Artinya 01 pemenangnya di Kabupaten Bogor,” tambah Bayu.
Sementara di kubu sebelah, Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo–Sandiaga Kota Bogor, Riyanti Suryawan mengaku tidak terlalu risau dengan berbagai hasil survei/simulasi yang ada. Meskipun kondisinya pada simulai Radar Bogor pasangan 02 lebih unggul jauh dengan lawannya.
“Yang jelas kami tetap meyakini untuk Kota Bogor Prabowo – Sandi menang mutlak. Ya bila ada hasil simulasi yang mengabarkan bila hasilnya pasangan 01 mulai merangkak naik, itu bukan suatu persoalan buat kami. Karena yang jelas nanti hasilnya pada tanggal 17 April pasangan 02 menang,” tegasnya.
Menurutnya, BPD saat ini lebih fokus kepada tanggungjawab dan pergerakan bagaimana harus tetap pada tugas dan kewajiban. “Saat ini juga kita sedang konsentrasi soal saksi di TPS (tempat pemungutan suara).” imbuhnya.
Ketua BPD Prabowo-Sandiaga Kabupaten Bogor, Suhandi menambahkan walaupun simulasi Radar Bogor menyatakan perolehan besar diraih pasangan 02, tapi BPD tidak ingin terlena dan lengah. Apalagi menghadapi fakta politik yang begitu dinamis, sehingga kerja tetap harus ditingkatkan.
“Kami yakin dapat menyumbang suara nasional lebih dari 70 persen dari Kabupaten Bogor. Lihat saja acara kampanye terbuka kemarin, kita hitung ada 1,6 juta pendukung Prabowo Sandi yang hadir. Kita tidak ingin mempertahankan suara, tapi meningkatkan,” tegasnya.
https://bogor.pojoksatu.id/baca/hasi...owi-maruf-naik
Ngak kerja pengen dipilih lagi mikir

Quote:
Diubah oleh db84x3 06-04-2019 19:52
0
2.2K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan