Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said menilai korupsi lebih efektif ditangani dengan menempatkan orang-orang berintegritas. Menurut Sudirman, langkah itu dinilai lebih cepat dan efektif dalam mencegah korupsi. "Once you get the best people, maka itu lebih efektif untuk mendorong reformasi," kata Sudirman dalam debat antikorupsi di Graha Bimasena, Jakarta, Jumat (5/4/2019). Ia mencontohkan sosok mantan Kepala Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto. Menurut dia, Kuntoro mampu menjadikan BRR sebagai lembaga rekonstruksi terbaik di dunia.
"Dia berhasil membuat lembaga BRR menjadi lembaga bersih, karena apa? Karena leadership. Dia bisa membawa orang baik, mendapatkan orang bersih dan perform dengan baik dan institusinya menjadi transparan," kata Sudirman. Kedua, Sudirman menyebut sosok mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Sarwono Kusumaatmadja. Sudirman menilai Sarwono salah satu menteri terbaik di bidang pendayagunaan aparatur negara. "Jadi saya kira soal capability dari pemimpin itu sebuah kompetensi dari pemimpin. Dan menurut saya pemimpin itu tugasnya tiga, menjaga fisik, values dan melakukan terobosan," kata dia. Menurut dia, hal itu yang kurang tampak dalam pemberantasan korupsi saat ini. Sebab, terkesan ada pembiaran ekosistem pemerintahan diisi oleh orang-orang yang tak memiliki pandangan sama dalam pemberantasan korupsi. "Presiden sebagai kepala negara tidak bisa menciptakan environtment dimana harus dikelilingi orang bersih. Kenyataan kedua adalah 650 lebih pejabat publik sekarang dipenjara sejak KPK berdiri, separuh di antaranya pada periode Jokowi," ujar dia. Sudirman menyoroti banyaknya kepala daerah hingga anggota legislatif yang terjerat kasus korupsi. Menurut dia, perilaku korup tersebut menciptakan iklim tidak sehat bagi orang bersih dalam bekerja.
"Pak Prabowo apabila menjadi presiden beliau berkali mengatakan we want to assemble the best and the brightest person. Tidak peduli partainya apapun, tidak peduli warna politiknya, yang penting orang itu tidak hanya cerdas tapi juga jujur dan punya kompetensi, integritas," katanya Sudirman mengaku pernah berpesan kepada Prabowo, apabila terpilih, segera mengumpulkan pimpinan partai di pekan pertama memerintah. "Kita bilang, masa kita mau membiarkan terus politik kita keruh seperti ini, mari kita hitung berapa ongkosnya, hitung-hitung barangkali misalnya Rp 20 triliun setahun. Kalau diberikan itu less than 1 percent APBN, banding kan sekarang ini partai dibiarkan bergerak sendiri," katanya. Harapannya, dengan dibiayai negara, partai juga bisa lebih bertanggungjawab ke publik.
sumber
arti kata integritas
Quote:
integritas/in·teg·ri·tas/ n mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran;
-- nasional wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara
sumber : KBBI
Quote:
Apa yang dimaksud dengan integritas? Secara umum, arti integritas adalah
kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri seseorangyang dilakukan secara konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh.
citation
---------------------------------------------------------------------------
TKN Menganalogikan Pemberantasan Korupsi Era Jokowi Seperti Petani Tangkap Tikus
Quote:
Merdeka.com - Jumlah pejabat di tingkat nasional maupun daerah yang terjerat kasus korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo disebut cukup tinggi. Hal ini dinilai pihak oposisi sebagai sebuah kegagalan dalam pemberantasan korupsi. Namun menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko, banyaknya pejabat yang ditangkap sebagai tanda bahwa Jokowi bekerja dalam memberantas korupsi.
Budiman menganalogikan Jokowi seperti seorang petani yang menangkap banyak tikus di sawahnya. Demikian disampaikan saat ditemui di Grha Bimasena, Jalan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/4) malam.
"Pak Joko Widodo tidak peduli mau partai pengusung atau partai oposisi. Jadi, kita tidak bisa mengecap seorang petani yang lebih banyak menangkap tikus sebagai orang yang memelihara tikus. Ini ada petani, dulu nangkapnya tiga, sekarang nangkapnya 10. Terus kita menuduh petani yang menangkap 10 tikus itu sebagai orang yang memelihara tikus. Kan enggak? Artinya dia bekerja lebih banyak, bekerja lebih baik dengan menangkap lebih banyak tikus," terangnya.
Menurutnya, logika kubu oposisi yang mengatakan menangkap lebih banyak koruptor sebagai kegagalan asal-asalan. Dia mengklaim ini justru lebih baik.
"Jadi cara berpikir oposisi itu adalah mereka itu memperkarakan orang yang berdebu tubuhnya padahal sudah bekerja," ujarnya.
"Justru ini (Jokowi) sedang bekerja, sedang membangun ekosistem. Artinya menggali, babat alas, babat semak-semak, ketemu ular, ditangkap ularnya, kita bunuh ularnya, seperti itu, itulah orang bekerja," lanjutnya.
Aktivis era reformasi ini mengatakan, korupsi bisa terjadi karena keterpaksaan dan kesempatan. Dan ini biasanya karena sistem yang tertutup atau gelap. Salah satu program yang ditawarkan Jokowi-Ma'ruf adalah membangun sistem pemerintahan berbasis elektronik agar lebih transparan dan akuntabel.
"Kenapa kemarin dalam debat terakhir berbicara tentang Dilan, digital dan melayani karena kita ingin meletakkan sesuatu di dalam terang," kata dia. [lia]
sumber
Menjadikan rejim seperti petani sepertinya modus, tapi ini dimaklumi karena musim kampanye, seolah-olah memperkuat tone petani representasi rezim.
Kalo petani = rezim gropoyokkan tikus, lah kalo petaninya lapar? contoh Novel Baswedan kan dia lapar soal kejelasan kasusnya.
Justru kalo itu disematkan kepada kelembagaan KPK ya itu baru fair.
Analogi yang mewakili adalah rejim sedang melakukan penelitian soal tikus-tikus tapi malah terjebak ada yang mengikuti perilaku tikus.
Persoalannya itu iklimnya yang sangat membantu tikus berkeliaran.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kurangnya pengetahuan bisa membuat iklim itu mendukung, kalo soal berbicara mengenai pengetahuannya aja sudah resisten apalagi ingin bicara soal pencegahan.
Dan orang yang lapar akan pengetahuan dia berbasis cara berpikir kritis.