- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BPN Minta Isu Prabowo-Sandi Didukung ‘Pencinta Khilafah’ Tak Digoreng Lagi


TS
anying.kau
BPN Minta Isu Prabowo-Sandi Didukung ‘Pencinta Khilafah’ Tak Digoreng Lagi
BPN Minta Isu Prabowo-Sandi Didukung ‘Pencinta Khilafah’ Tak Digoreng Lagi
4 April 2019, 18:31:08 WIB

JawaPos.com – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin memastikan isu mengenai kelompok orang yang ingin mendirikan negara khilafah atau negara Islam di Indonesia bukan pepesan kosong. TKN menyatakan, kelompok-kelompok itu kini ada di belakang pasangan calon nomor urut 02.
Demikian disampaikan oleh Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga dalam acara diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (4/4). Namun, Arya tak menjelaskan lebih lanjut ihwal kelompok mana yang saat ini ingin mendirikan negara khilafah dan mendukung Prabowo-Sandi.
Dia hanya menyatakan, kelompok itu sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Arya menyebutkan, organisasi Islam itu tak lama ini telah dilarang untuk melakukan kegiatannya di bumi pertiwi.
“Artinya kan ada barang itu (pendukung khilafah). Itu simpatisan 02, ini clear. Saya bisa buktikan kok. Orang-orangnya masih ada, member-nya juga besar. Artinya ideologi itu masih ada,” terang Arya.
Meski ormas tersebut telah dilarang, kata dia, akan tetapi orang-orang yang pernah bergerak di dalamnya masih eksis. Dia pun lantas mencontohkan upaya presiden kedua, Soeharto yang ingin memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurutnya, dibutuhkan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya PKI itu tidak lagi eksis di Indonesia. Bahkan menurut Arya, sampai di pengujung waktu jabatan Soeharto dalam Orde Baru.
“Artinya kan panjang juga sampai dulu ada namanya eks tahanan politik (eks tapol). Itu penghabisan yang dilakukan Orba pada masa itu. Artinya, untuk habisi organ parpol komunis yang 3 juta itu aja butuh waktu panjang,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menghargai upaya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengklarifikasi mengenai isu tersebut. Akan tetapi Arya menyayangkan Prabowo belum bisa menertibkan pendukungnya dari niat untuk mendirikan negara khilafah.
“Walaupun pemimpin di atas bilang kita Pancasila, tapi di bawah harus diselesaikan oleh pimpinannya, baik 02 atau 01. Pak Jokowi itu selalu sampaikan mengenai bahwa dia bukan komunis. Kok Prabowo nggak sampaikan apapun soal khilafah itu?” terangnya.
Di sisi lain, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Jansen Hutahean mengklarifikasi tudingan Arya. Dia menilai, perbedaan cara pandang antara pendukung dan pemimpin dalam berbagai konsep pemikiran merupakan hal wajar.
“Ada banyak hal dimana pemimpin itu bisa aja berbeda. Seperti konsep pembangunan gitu. Bisa aja beda terkait itu. Atau konsep ekonomi misalnya. Tapi, kalau persoalan ideologi ini saya kira udah selesai lah,” terangnya.
Dia menilai, perdebatan soal ideologi sudah selesai pada pelaksanaan debat keempat pilpres 2019. Kata Jansen, kedua capres telah sepakat bahwa isu mengenai PKI maupun khilafah telah selesai.
“Di debat keempat itu mesra sekali pernyataan mereka berdua. Pak Prabowo mengatakan, ‘Kalau saya jadi presiden, NKRI, Pancasila, merah-putih harga mati. Nggak ada namanya khilafah-khilafah.’ Maka saya ucapkan makasih,” ungkapnya.
Sebagai seorang Nasrani, Jansen mengaku kerap ditanya soal pilihan politiknya berlabuh di kubu 02. Jansen menuturkan, orang-orang heran mengapa dirinya memilih Prabowo-Sandi, yang isunya akan membangun negara Islam.
“Di kelompok Kristen dianggap ‘Nggak salah pilih dukung Prabowo?’ (Itu) karena Prabowo dianggap akan bikin negara Islam kalau jadi presiden. Makanya saya katakan, ‘Silakan untuk nggak milih Prabowo, tapi jangan karena (rumor) khilafah atau karena gereja dilarang. Jangan karena alasan itu'” tegasnya.
Lagipula, lanjut Jansen, mengamandemen ideologi negara sangat sulit dilakukan. Atas dasar itu, dia meminta isu tersebut tidak lagi digoreng jadi bahan perdebatan.
“Amendemen UUD aja sulitnya minta ampun, apalagi amandemen ideologi negara, Pancasila. Jadi, jangan musiman gitu. Lagu kaset rusak itu. Ini Pancasila vs Islam dan Pancasila vs khilafah,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Igman Ibrahim

https://www.jawapos.com/nasional/pem...digoreng-lagi/
Enak aja... Tidak semudah itu FerguWok....
4 April 2019, 18:31:08 WIB

JawaPos.com – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin memastikan isu mengenai kelompok orang yang ingin mendirikan negara khilafah atau negara Islam di Indonesia bukan pepesan kosong. TKN menyatakan, kelompok-kelompok itu kini ada di belakang pasangan calon nomor urut 02.
Demikian disampaikan oleh Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga dalam acara diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (4/4). Namun, Arya tak menjelaskan lebih lanjut ihwal kelompok mana yang saat ini ingin mendirikan negara khilafah dan mendukung Prabowo-Sandi.
Dia hanya menyatakan, kelompok itu sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Arya menyebutkan, organisasi Islam itu tak lama ini telah dilarang untuk melakukan kegiatannya di bumi pertiwi.
“Artinya kan ada barang itu (pendukung khilafah). Itu simpatisan 02, ini clear. Saya bisa buktikan kok. Orang-orangnya masih ada, member-nya juga besar. Artinya ideologi itu masih ada,” terang Arya.
Meski ormas tersebut telah dilarang, kata dia, akan tetapi orang-orang yang pernah bergerak di dalamnya masih eksis. Dia pun lantas mencontohkan upaya presiden kedua, Soeharto yang ingin memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurutnya, dibutuhkan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya PKI itu tidak lagi eksis di Indonesia. Bahkan menurut Arya, sampai di pengujung waktu jabatan Soeharto dalam Orde Baru.
“Artinya kan panjang juga sampai dulu ada namanya eks tahanan politik (eks tapol). Itu penghabisan yang dilakukan Orba pada masa itu. Artinya, untuk habisi organ parpol komunis yang 3 juta itu aja butuh waktu panjang,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menghargai upaya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengklarifikasi mengenai isu tersebut. Akan tetapi Arya menyayangkan Prabowo belum bisa menertibkan pendukungnya dari niat untuk mendirikan negara khilafah.
“Walaupun pemimpin di atas bilang kita Pancasila, tapi di bawah harus diselesaikan oleh pimpinannya, baik 02 atau 01. Pak Jokowi itu selalu sampaikan mengenai bahwa dia bukan komunis. Kok Prabowo nggak sampaikan apapun soal khilafah itu?” terangnya.
Di sisi lain, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Jansen Hutahean mengklarifikasi tudingan Arya. Dia menilai, perbedaan cara pandang antara pendukung dan pemimpin dalam berbagai konsep pemikiran merupakan hal wajar.
“Ada banyak hal dimana pemimpin itu bisa aja berbeda. Seperti konsep pembangunan gitu. Bisa aja beda terkait itu. Atau konsep ekonomi misalnya. Tapi, kalau persoalan ideologi ini saya kira udah selesai lah,” terangnya.
Dia menilai, perdebatan soal ideologi sudah selesai pada pelaksanaan debat keempat pilpres 2019. Kata Jansen, kedua capres telah sepakat bahwa isu mengenai PKI maupun khilafah telah selesai.
“Di debat keempat itu mesra sekali pernyataan mereka berdua. Pak Prabowo mengatakan, ‘Kalau saya jadi presiden, NKRI, Pancasila, merah-putih harga mati. Nggak ada namanya khilafah-khilafah.’ Maka saya ucapkan makasih,” ungkapnya.
Sebagai seorang Nasrani, Jansen mengaku kerap ditanya soal pilihan politiknya berlabuh di kubu 02. Jansen menuturkan, orang-orang heran mengapa dirinya memilih Prabowo-Sandi, yang isunya akan membangun negara Islam.
“Di kelompok Kristen dianggap ‘Nggak salah pilih dukung Prabowo?’ (Itu) karena Prabowo dianggap akan bikin negara Islam kalau jadi presiden. Makanya saya katakan, ‘Silakan untuk nggak milih Prabowo, tapi jangan karena (rumor) khilafah atau karena gereja dilarang. Jangan karena alasan itu'” tegasnya.
Lagipula, lanjut Jansen, mengamandemen ideologi negara sangat sulit dilakukan. Atas dasar itu, dia meminta isu tersebut tidak lagi digoreng jadi bahan perdebatan.
“Amendemen UUD aja sulitnya minta ampun, apalagi amandemen ideologi negara, Pancasila. Jadi, jangan musiman gitu. Lagu kaset rusak itu. Ini Pancasila vs Islam dan Pancasila vs khilafah,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Igman Ibrahim

https://www.jawapos.com/nasional/pem...digoreng-lagi/
Enak aja... Tidak semudah itu FerguWok....



Diubah oleh anying.kau 04-04-2019 18:45
3
2.9K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan