- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cari Simpati, Apa Intimidasi!?


TS
skydavee
Cari Simpati, Apa Intimidasi!?

Kejadian ini sebenarnya berlangsung beberapa pekan yang silam. Tapi saya berani bertaruh, kejadian serupa akan terulang kembali. Haqqul yaqin. Pokoknya pasti terjadi. Apa pasal?
Perjalanan sore hari yang belum begitu sore-sore amat, saya dikagetkan (lagi) dengan suara bising knalpot puluhan sepeda motor. Ramai pengemudi lengkap dengan atribut partai politik, nge-gas sepedanya sambil memenuhi jalanan. Suara bising motor hasil dari knalpot yang dimodifikasi, benar-benar bikin pekak telinga. Tentu saja, sebagai orang yang masih fullwaras lahir dan batin, saya lebih memilih menepikan kendaraan, dan melambatkan lajunya. Sebab, bisa saja, hal kecil berdampak lebih buruk bila saya nekat berkendara, meski di lajur yang sesuai. Menepi saja bro!
Rombongan di depan saya berjumlah ratusan. Kurang lebih begitulah. Karena, saya bukan manusia jeli, atau tepatnya kurang kerjaan, harus menghitung jumlah gerombolan pemotor yang sukses menjadi raja jalanan untuk sementara waktu. Merekalah pemilik jalan, meski saya menyakini, orang lain pun sama kesalnya dengan saya.
Lalu, siapakah gerangan mereka? Lalu untuk apa pemotor itu menggunakan knalpot yang suara bisingnya mungkin saja mirip suara terompet sangkakala pertanda kiamat telah tiba?

Mereka adalah saudara kita. Saudara berdasarkan nasab sumpah pemuda. Karena, mereka sama halnya dengan kita sendiri. Lahir dan dibesarkan di negeri tercinta bernama Indonesia.
Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan asupan dana dari yang "memperkerjakan" tenaga serta kenekatan darinya. Dengan bantuan logistik, mereka mencari knalpot yang bercorong besar, yang kemudian membuat polusi udara semakin menjadi-jadi. Tak lupa, beberapa helai kapas sukses disumpalkan ke telinganya dengan tujuan suara bising itu tak mengganggu telinganya. Mereka sendiri enggan melahap suara bising, tapi menyuruh orang lain memakannya. Biadab sekali bukan?

Mereka pula yang mengemban tugas mulia dari sang penyuruh. Bertugas mencari perhatian, lalu diharapkan masyarakat sekitar mengetahui sang penyuruh, berikut parpol yang mengusungnya. Tugas ini merupakan tugas yang luarbiasa. Remaja bahkan anak-anak kadang tak luput dari kegiatan ini. Masalah nyawa, sepertinya bukan sebuah perkara. Buktinya, tak sedikit dari gerombolan itu berkendara tanpa helm. Wajar. Mungkin mereka beranggapan dunia ini tak ubahnya permainan sebuah game. Sekali kalah atau mati, bisa di restartlagi.

Lalu bagaimana respons masyarakat? Halo, ini bukan ajang mencari simpati. Tapi lebih mengarah ke intimidasi. Tepatnya intimidasi telinga. Suara knalpot yang di blong, suaranya benar-benar menyakiti telinga. Apa mereka tak berpikir bahwa bisa saja ada warga yang sedang sakit di sekitar konvoi mereka? Tahukah mereka ada banyak orang yang merasa terganggu dengan berisiknya suara knalpot yang meraung-meraung?
Menurut hemat saya, sebaiknya timses mengarahkan konvoi dengan cara yang lebih elegan. Patuhi aturan berlalu-lintas, dan berikan hak kepada pengendara lainnya. Karena saya, sekali lagi, menyakini bahwa kebiasaan kampanye mengggunakan cara-cara seperti ini telah usang. Alih-alih mendapat simpati, justru mereka akan mendapatkan serangkaian caci maki. Minimal, dari saya. Bagaimana dengan anda?
©Skydavee 2019
Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 02-04-2019 10:52
6
1.7K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan