Sumber : kaskus kreator

Pemilu sebentar lagi, di televisi sudah ramai debat antara calon pemimpin negara kita. Di pinggir-pinggir jalan juga sudah terlihat banyak spanduk dan poster calon-calon anggota dewan yang minta didukung dan dipilih agar duduk dalam parlemen. Ada ragu terselip di hati. Akankah mereka juga akan mendukung dan membela kaum wanita ketika sudah berkedudukan.

Akankah suara para wanita diperhatikan dan didukung? Semoga saja para wakil rakyat yang terpilih pada periode ini dapat lebih peduli dan memperhatikan kesejahteraan wanita. Wanita butuh dukungan dan perlindungan, terutama ketika menghadapi kekerasan.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menolong wanita korban kekerasan?

1. Dengarkan dengan baik
Alih-alih menyalahkan, lebih baik dengarkan dengan baik. Bagaimana runtutan kejadian. Jangan menyalahkan korban tapi fokuslah pada bagaimana cara untuk membantu. Selama ini banyak wanita korban kekerasan enggan untuk bersuara karena ketika minta bantuan, orang-orang malah menyalahkan korban. Kenapa korban keluar di malam hari, kenapa korban berjalan-jalan di jalan yang sepi, kenapa korban memakai pakaian yang minim, pasti korban dan pelaku melakukannya tas dasar suka sama suka, dan lain sebagainya. Mereka lupa kalau yang harus dihakimi adalah pelaku kekerasan, bukan korban.




2. Segera lapor
Setelah mendengar kejadian yang lengkap. Temani korban untuk melaporkan tindak kekerasan itu. Kamu bisa melapor ke,perangkat desa, polisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) agar mereka bisa membantu.

3. Ajak Bicara Keluarga Korban
Beri pengertian kepada keluarga agar ikut mendukung korban. Korban mengalami trauma mendalam setelah mengalami tindak kekerasan. Jangan sampai korban merasa dikucilkan dan ditinggalkan. Dengan adanya dukungan dari keluarga maka korban akan lebih kuat saat menjalani kehidupannya di hari-hari mendatang.

Tindak kekerasan terhadap wanita bukan hanya dalam bentuk pemerkosaan. Kekerasan ketika pacaran, kekerasan dalam rumah tangga, bahkan kata-kata yang merendahkan dan menghina juga termasuk kekerasan terhadap wanita.


Saatnya wanita berani bicara untuk menghentikan tindak kekerasan. Karena kalau dibiarkan saja, bisa jadi korban akan bertambah banyak. Bukankah wanita adalah kaum yang berarti dalam kehidupan. Kalau hanya ada pria tanpa ada wanita pasti tidak terjadi keseimbangan hidup. Mari kita lebih peduli terhadap kesejahteraan kaum wanita di negara ini. Tanpa adanya kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, masalah tindak kekerasan ini tidak akan berkurang.