Dalam pertemuan tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan soal pilihan teman-teman mau pilih 01 atau mau pilih 02, silakan saja tidak ada masalah. Tapi jangan kita memilih karena informasi yang salah/disinformasi.
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menulis pesan untuk teman-teman seangkatan sesama purnawirawan TNI. Dia meminta mereka tidak cemburu pada kalangan sipil dan menceritakan sosok capres Joko Widodo yang bukan merupakan purnawirawan TNI.
"Tidak perlu juga kita cemburu kepada kalangan sipil. Apakah selalu tentara yang lebih bagus? Saya pikir tidak selalu. Sebagai pensiunan tentara, menurut saya orang yang kerja dengan hati itu lebih bagus. Pak Jokowi datang dari kalangan sipil, tapi saya lihat Beliau kerja dengan hati," tulis Luhut dalam keterangan tertulis yang dikirim oleh staf Kemenko Maritim, Rabu (27/3/2019).
Baca juga: Luhut Undang Rekan Purnawirawan Diskusi, Luruskan Isu Miring soal Jokowi
Pesan Luhut ini disampaikan untuk teman-teman seangkatannya di AKABRI/Akmil melalui WhatsApp Group tanggal 26 Maret 2019. Seperti diketahui, Luhut merupakan alumni AKABRI angkatan 1970.
"Selain itu Beliau berani mengambil keputusan dan tidak mencari pencitraan-pencitraan. Semangatnya hanya bekerja. Tapi berhubung banyak yang dikerjakan, maka ada yang menilai seolah-olah pencitraan," tambahnya.
Lewat pesan di WAG tersebut, Luhut juga mengundang rekan-rekan seangkatannya untuk berdiskusi. Dia mempersilakan mereka untuk tetap bertahan pada pilihannya, Joko Widodo atau Prabowo Subianto, tapi dia tidak mau ada disinformasi. Luhut mengaku juga tak ingin sesama purnawirawan TNI berkelahi karena beda pilihan.
Baca juga: Kata Luhut, Jokowi Memenuhi Syarat 3T ala Pemimpin Militer
"Tidak perlu kita yang sudah menjalani hari tua seperti ini malah sibuk berkelahi di antara sesama sendiri. Ingat-ingat dulu kita masih muda, berhasil masuk Akabri/Akmil dengan nilai psikotes di atas rata-rata. Jadi saat sudah makin tua begini, logika kita musti makin jalan. Kalau logika kita tidak jalan, sedih juga saya melihat di antara kita menghabiskan hari-hari tua ini dengan penuh buruk sangka," papar Luhut.
"Siapapun yang mau Anda pilih itu hak konstitusi dan hak demokrasi Anda. Saya sebagai teman hanya memberikan informasi mengenai kemajuan yang sudah dicapai. Kalau Anda merasa bahwa ada yang lain yang terbukti lebih bagus, monggo tidak ada masalah," pungkasnya.
(imk/van)
https://news.detik.com/berita/d-4485...ja-dengan-hati