Calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pendukungnya untuk waspada terhadap serangan isu hoax 3 pekan menjelang pencoblosan. Dikatakan Jokowi, serangan isu hoax menggerus elektabilitasnya.

"Dalam 3 minggu ini, hati-hati. Dalam 3 minggu ini, ada isu-isu yang bisa menyebabkan kita tergerus, baik calegnya, baik partainya, baik capres dan cawapresnya, hati-hati," kata Jokowi kepada pendukungnya di GOR Ken Arok, Malang, Jawa Timur, Senin (25/3/2019).

Baca juga: Kedatangan Jokowi ke Sentra Kuliner Malang Kagetkan Pengunjung


Jokowi lalu menjabarkan beberapa isu hoax dan fitnah yang menyerangnya akhir-akhir ini. Salah satunya isu hoax yang mengatakan, jika Jokowi-Ma'ruf menang, pendidikan agama akan dihapus.

"Itu kabar bohong, itu hoax, itu kabar fitnah, tidak betul, harus diluruskan. Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian harus berani meluruskan," ujarnya.

Jokowi melanjutkan isu kedua yang juga sering menyerangnya adalah hoax yang menyebut Jokowi-Ma'ruf akan melegalkan pernikahan sejenis. Serangan hoax soal isu ini bahkan sudah sampai ke rumah-rumah.

"Ini sudah di medsos, sudah dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah. Moga-moga tidak ada di Jawa Timur, moga-moga tidak ada di Malang Raya. Kalau ada (isu itu), jawab. Kalau ada respons, jangan diam saja. Dipikir kita takut nanti," tuturnya.

Jokowi pun menegaskan kepada pendukungnya untuk tidak takut pada isu-isu itu.

"Ada lagi (isu) yang ketiga, nanti kalau Jokowi dan KH Ma'ruf Amin menang, akan ada larangan azan. Azan akan dilarang," imbuhnya.

"(Ini) tidak masuk logika, tidak masuk nalar, tapi itu dari pintu ke pintu di media sosial. Negara ini adalah negara yang menurut agama, negara ini adalah negara yang bernilai-nilai agama, negara ini adalah yang menjunjung nilai budaya dan norma tata krama," lanjutnya.

Baca juga: Jokowi Tak Mau Ciri Khas 'Baju Putih' Diambil yang Lain


Dikatakan Jokowi, siapa pun presidennya tidak akan berani melakukan isu-isu hoax yang disebutkan.

"Tapi hati-hati, survei terakhir mengatakan bahwa 9 juta lebih masyarakat percaya dengan isu ini, hati-hati. Yang di sini saya yakin tidak percaya, tapi 9 juta lebih masyarakat kita percaya. Hati-hati," tegasnya.
(nvl/idn)
https://news.detik.com/berita/d-4483...ng-pencoblosan