- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT


TS
vestycide
["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT
![["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT](https://s.kaskus.id/images/2019/03/24/10447595_201903240446160770.jpg)
Stigma Negatif Janda
dan Beban Berat
yang Tak Dipahami Masyarakat
dan Beban Berat
yang Tak Dipahami Masyarakat
"Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"
![["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT](https://s.kaskus.id/images/2019/03/24/10447595_201903240443150150.jpg)
Janda berarti wanita yang tidak bersuami lagi, baik karena cerai maupun karena ditinggal mati oleh suaminya.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
Spoiler for WATCHOUT !!!!!!:
THREAD INI BUKAN CURHATAN EMAK, BRE !!!

JADI BANYAK YANG SEBUT EMAK JANDA NIH!

THREAD INI SEMACAM MATERI RENUNGAN.
KONTEMPLASI BERSAMA.
MENCOBA MEMANDANG SESUATU DARI SISI YANG BERBEDA.

JADI BANYAK YANG SEBUT EMAK JANDA NIH!

THREAD INI SEMACAM MATERI RENUNGAN.
KONTEMPLASI BERSAMA.
MENCOBA MEMANDANG SESUATU DARI SISI YANG BERBEDA.
Quote:
Pria maupun wanita yang telah menikah kemudian berpisah, baik disebabkan karena perceraian maupun kematian adalah berstatus sama.
Yang disayangkan, budaya ketimuran memberi kesan negatif kepada janda daripada duda.
Kaum janda seringkali ditempatkan sebagai wanita pada posisi yang rendah, lemah, tidak berdaya dan membutuhkan belas kasih sehingga dalam kondisi sosial budaya seringkali terdapat ketidakadilan.
Semakin maju zaman dan pendidikan tidak membuat stigma status janda membaik.
Lihat saja beberapa lagu, film dan beberapa oknum yang menjelekkan/merendahkan status janda itu sendiri.
Seorang janda sering diperlihatkan sebagai wanita lemah, tak berdaya, bahkan menjadi si penggoda suami orang.
Saat seorang wanita berstatus janda, maka selentingan negatif mulai bertebaran.
Berbeda dengan pria yang terlihat tetap terhormat dengan status sebagai duda.
Di budaya kita sendiri, seorang janda akan menjadi pergunjingan luar biasa. Apalagi di daerah pedesaan, dimana kata janda masih awam sekali di telinga mereka.
Menjadi janda itu sangat rentan dari segala permasalahan dan pandangan masyarakat sehingga banyak dari mereka yang sedikit berlebihan dalam menanggapi status itu.
Quote:
Menjadi Seorang Janda Lebih Berat Dibanding Duda
Yang sering dikesampingkan masyarakat, seorang janda justru sering menanggung beban lebih berat dibanding duda.
Di satu sisi dia berperan sebagai ibu dari anak–anak yang (seringkali) ditelantarkan oleh ayahnya, di sisi lain dia harus berperan sebagai kepala keluarga untuk memberi nafkah pada anak-anaknya.
Tentu saja berat menjadi seorang janda, dia harus tetap menjaga harkat dan martabat dirinya di tengah–tengah stigma negatif masyarakat dan harus mampu bertahan demi diri sendiri dan anak-anak tanpa didampingi sesosok pria yang bisa menjaga, menyayangi dan mengayominya.
Menjadi seorang janda bukanlah sebuah cita-cita, keinginan, maupun harapan seorang wanita.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menyandang status janda, bahkan status janda merupakan status sangat ditakutkan oleh seluruh wanita di dunia ini.
Menurut Ollenburger dan Moore (1996) mengenai norma yang berlaku di masyarakat, menyatakan bahwa kehidupan seorang wanita yang menyandang status janda sangat memengaruhi psikis dikarenakan wanita cenderung hidup lebih lama dari pria.
Wanita pada umumnya menikahi pria yang usianya lebih tua dari mereka sendiri, pria tua lebih mungkin menikah kembali dibandingkan wanita tua.
Adanya norma-norma sosial yang kuat, yang menentang perempuan tua yang menikahi pria muda, dan juga norma-norma yang menentang wanita tua menikah lagi.
Menjadi janda sesungguhnya adalah hal yang serba salah, bagaimana tidak janda akan diliputi kegalauan luar biasa tentang statusnya sekarang.
Akankah status itu dia buka ke masyarakat luas atau hanya dia simpan untuk dirinya sendiri ?
Walaupun sebenarnya semua akan terbongkar jika akan tiba saatnya semua itu terbongkar.
Hal inilah yang sering menyebabkan psikis seorang janda sendiri terganggu, janda takut mengungkapkan statusnya tetapi jika tidak diungkapkan akan lebih sakit slentingan yang beredar tentang status yang ia sandang saat ini.
Quote:
Godaan Laki-Laki Karena Dianggap Kurang Kasih Sayang
Hal lain yang sering ditakutkan wanita dengan status janda adalah banyak laki-laki yang akan masuk dalam kehidupannya dan membanggakan tentang dirinya dan niat baiknya untuk menikahi seorang janda.
Selain itu akan banyak juga pria mencoba mengelabui janda agar jatuh dalam pelukannya, sebab janda sering dianggap wanita lemah dan haus akan kasih sayang.
Banyak kasus pria menggoda seorang janda dengan iming-iming kebahagiaan sesaat.
Alasan itulah yang sering membuat para janda menutupi statusnya, sebab khawatir banyak laki-laki datang hanya untuk menganggu dan menggoda.
Sedangkan ketika mereka tidak mengungkapkan status janda secara jujur, sulit bagi janda itu sendiri untuk mencari pengganti suami mereka lagi.
Tidak ada seorang janda pun yang ingin untuk berlama-lama menyandang status janda, dan manusiawi sekali jika janda menginginkan dia diayomi, dilindungi dan disayang layaknya wanita pda umumnya.
Akhir dari dilema seorang janda adalah menjadi diam dengan statusnya, diam menerima perilaku yang tidak menyenangkan dan menjadi seseorang yang tertutup.
Berat menyembuhkan luka yang mereka rasakan, berdiri sendiri menyandang tugas ganda, menjadi kuat untuk anak-anaknya, menghilangkan rasa trauma yang ia rasakan dan anaknya (jika terjadi KDRT dalam keluarganya).
Quote:
Stigma Negatif
Dalam kehidupan sosial predikat janda cerai kerap menimbulkan ‘hambatan psikologis’ dalam kehidupan sehari-hari.
Karena cerai umumnya diasumsikan sebagai langkah akhir dari sebuah peristiwa huru-hara dalam keluarga.
Apapun masalahnya, apapun penyebabnya, siapapun pembuat ulahnya, masyarakat akan sepakat memberikan kesimpulan, kedua belah pihak memiliki andil yang sama akan kehancuran bahtera rumah tangga tersebut, gonjang-ganjing yang merupakan ruang privat dalam rumah tangga ini.
Lain halnya dengan istri yang ditinggal mati sang suami. Meskipun beban yang dipikul mungkin sama saja beratnya dengan akibat perceraian, tetapi masyarakat masih lebih menberikan rasa simpatik.
Quote:
Fenomena Janda.
Janda dalam masyarakat, menimbulkan fenomena tersendiri, berapa banyak tulisan telah dibuat dengan mengangkat tema janda, baik itu cerpen, cerbung, novel hingga film.
Mulai dari jenis "kepahlawanan“ perjuangan mengalahkan tantangan hidup, sesuatu yang miring, hingga anekdot-anekdot yang tidak lucu,
merendahkan dan pelecehan sarkastis tentang kondisi janda.
Dalam konteknya dengan kemajuan arus informasi,
posisi janda tetap mengundang sesuatu yang wah…,
Lihat saja misalnya pada media komunitas Friendster, twitter, Facebook dll.
Cukup marak diwarnai perempuan yang menyandang status janda.
Mereka gencar berburu pendamping hidup melalui dunia maya.
Pada satu sisi langkah ini cukup cerdik, karena dapat meminimalisir gunjingan dan stigma negative lingkungan ketika Janda mencoba mendekati pria yang kelak diharapkan menjadi suami.
Tetapi tidak sedikit,
ajang ini dimanfaatkan sebagai perburuan yang “lain”, baik oleh sang Janda maupun oleh sang “Calon suami”.
Indikasinya,
sangat jelas terlihat dengan tampilan yang terlihat kasat mata, maupun dari bahasa yang dilontarkan.
Sekali lagi Janda menjadi korban stigma yang kadung melekat di masyarakat.
Padahal tanpa stigma itupun, kehidupan Janda sudah sungguh berat, disamping harus menghidupi diri sendiri, juga harus menghidupi anak-anak, bertindak sebagai ibu sekaligus sebagai Ayah, belum lagi bagi yang berusia belum tua-tua amat, masalah kebutuhan rohani menjadi masalah sendiri.
Melihat fenomena Janda ini, sudah saatnya ada gerakan dalam masyarakat untuk, secara serius memikirkan nasib Janda ini, karena harus diakui mereka adalah bagian dari kita semua,
Mungkin saja, mereka adalah bibi kita, keponakan kita, tetangga kita, atau paling tidak, jenis kelamin mereka sama dengan ibu kita yang telah melahirkan kita.
Quote:
Solusi (?)
Sebagai sebuah fenomena, maka solusi yang dapat dilakukan :
Pertama,
Mulai dibentuk kesadaran dimasyarakat untuk tidak menggampangkan perihal perceraian, akibat yang ditimbulkan dari cerai sungguh menimbulkan efek negatife yang luar biasa, nasib anak-anak yang orang tuanya bercerai akan mempengaruhi masa depan mereka,
Meskipun mungkin saja secara finansial kebutuhan akan masa depan mereka dapat terpenuhi, tetapi luka psikis yang diakibatkan perceraian orang tua, bukan masalah sederhana yang begitu saja bisa dihapuskan.
Kedua,
Hilangkan fenomena nikah siri, semua pernikahan yang dilakukan untuk yang kedua atau ketiga atau seterusnya, dilakukan seperti nikah yang pertama, dengan segala konsekuensi hukum yang sama dengan pernikahan pertama, sehingga dengan demikian, fenomena mudahnya perceraian pada pernikahan yang kedua, ketiga seterusnya tidak terjadi lagi.
Kalaupun terjadi perceraian, maka nasib wanita yang diceraikan tidak menjadi pihak yang dirugikan, mereka dapat memperoleh apa yang menjadi haknya, baik itu perihal gono-gini, ataupun tunjangan pendidikan dan biaya lain untuk anak-anaknya.
Ketiga,
Persulit perkara gugatan cerai. Sudah menjadi hukum alam, bahwa pernikahan yang dilakukan, tidak ada jaminan akan selamat hingga akhir hayat, banyak factor yang dapat menghancurkannya, tetapi bukan berarti setiap masalah dapat dijadikan alasan untuk melakukan percerian, hanya untuk alasan yang sangat kuat perceraian dapat dilakukan, oleh karenanya, mesti dipikirkan sebuah system yang dapat mempersulit terjadinya perceraian.
Masih banyak solusi yang dapat ditawarkan,
Sehingga masyarakat dapat berkontribusi bagi kesejahteraan Janda, terutama bagi kelangsungan generasi yang menjadi tanggung jawab Janda-Janda itu,
Silahkan ente tambahkan sendiri point-point berikutnya ...
Sungguh berat menjadi “janda”.
Janda juga ingin didengar dan diayomi
bukan menjadi bahan pergunjingan,
apalagi jika janda itu memiliki anak,
menyembuhkan psikis anak sangatlah berat bagi seorang janda.
Mencoba menutup telinga demi anaknya dan menguatkan anaknya dari gunjingan orang lain.
Janda itu tidak selamanya jelek,
tidak selamanya mengganggu hubungan orang,
tidak selamanya dia hina.
Janda bisa berkarya,
bisa menciptakan lapangan pekerjaan
dan bisa menjaga perilakunya.
Jadi,
hargai mereka.
Karena mereka juga bisa
menjadi orang yang bermanfaat
Dan membanggakan untuk masyarakat ...
Janda juga ingin didengar dan diayomi
bukan menjadi bahan pergunjingan,
apalagi jika janda itu memiliki anak,
menyembuhkan psikis anak sangatlah berat bagi seorang janda.
Mencoba menutup telinga demi anaknya dan menguatkan anaknya dari gunjingan orang lain.
Janda itu tidak selamanya jelek,
tidak selamanya mengganggu hubungan orang,
tidak selamanya dia hina.
Janda bisa berkarya,
bisa menciptakan lapangan pekerjaan
dan bisa menjaga perilakunya.
Jadi,
hargai mereka.
Karena mereka juga bisa
menjadi orang yang bermanfaat
Dan membanggakan untuk masyarakat ...
![["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT](https://s.kaskus.id/images/2019/03/24/10447595_201903240448060136.jpg)
"Jadi,
Kalau Ane Janda,
Emangnya Kenapa ?"
Kalau Ane Janda,
Emangnya Kenapa ?"
🔥🔥🔥
Ayo, Semesta Kaskus Mana Suaranyaaaaaa
![["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT](https://s.kaskus.id/images/2019/03/24/10447595_201903240439300854.gif)
Hokya hokyaaaaaa
![["Kalo Ane Janda, Emang Kenapa ?"]STIGMA NEGATIF JANDA DARI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT](https://s.kaskus.id/images/2019/03/24/10447595_201903240439300854.gif)
Hokya hokyaaaaaa
Diubah oleh vestycide 28-03-2019 07:11



gembogspeed dan User telah dihapus memberi reputasi
26
18.7K
Kutip
242
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan