- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apa Yang Akan Kamu Lakukan Jika Makan hidangan Tanpa Rasa Garam?


TS
Surobledhek746
Apa Yang Akan Kamu Lakukan Jika Makan hidangan Tanpa Rasa Garam?
Quote:
Artikel ini barangkali hanya sebuah sampah, mana mungkin ada sajian tanpa garam?

sumbergambar
Spoiler for GARAM SUMBER NIKMAT SEBUAH HIDANGAN:
Sekarang bayangkan, saat makan dengan hidangan kesukaan, pas ketika di suap. Hemmm, rasanya tawar. Tak ada garamnya. Tidak ditelan sayang, mau ditelan tidak berasa. Sambel saja kalau tidak garamnya seperti apa? Tak akan jadi sambel. Jadinya pasti jamu campuran bawang dan cabe. Lucu.
Ibarat cinta, tanpa cemburu. Tidak asyik dan tidak seru. Tawar tidak nikmat sama sekali.
Atau misalnya ketika ada ikan yang banyak. Mau di pindang, taka da bawang. Mustahil jika dicampurkan gula kedalam ikan. Manis. Enak tidak ya?
Saya punya pengamalan menarik ketika saat itu tidak ada garam. Saat garam langka dari peredaran. Hobi memancing di laut ternyata memberikan keuntungan. Nah, ketika pulang mancing di laut. Bawa sebotol air 5 liter saat di tengah laut. Sampai di rumah saya rebus. Mengental kemudian mongering. Jadilah garam.
Jadi sekali lagi, mungkin jika garam benar-benar hilang dari peredaran. Apa yang akan anda lakukan. Haruskah ke pantai, ambil air laut, lalu bawa pulang dan rebus airnya. Dijadikan garam buat campuran sambel dan kuah sayur makan kita.
Semua pasti ingat ketika beberapa bulan yang lalu soal lenyapnya garam dari pasaran. Harga sebungkus garam 200 gr yang biasa dijual seharga Rp 2.000.- tiba-tiba hilang dari pasaran. Kemudian heboh. Lantas garar dijual dengan harga mencapai Rp 5.000 rupiah.
Tahukah anda jika garam yang sedang kita nikmati adalah garam yang berasal dari laut orang. Bukan dari laun Negara kita. Alias garam impor.
Negara yang 70 persen dari luasnya adalah lautan harus impor garam. Lantas laut kita diapain aja? Memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Menurut data geografis panjang garis pantai kita adalah 99,093 Km. harusnya kita bisa menjadi produsen garam terbesar di dunia.
Menjengkelkan tidak hayo? Padahal ternyata garam tidak hanya untuk keperluan bumbu dapur. Pabrik kertas perlu garam.
Atau misalnya, ketika kita mau membuat kecap sendiri di rumah, harusnya campurannya gula, kacang kedelai, dan salah satunya garam. Kalau tidak ada rasa asinnya. Kecap seperti apa rasanya ya?
Ibarat cinta, tanpa cemburu. Tidak asyik dan tidak seru. Tawar tidak nikmat sama sekali.
Atau misalnya ketika ada ikan yang banyak. Mau di pindang, taka da bawang. Mustahil jika dicampurkan gula kedalam ikan. Manis. Enak tidak ya?
Saya punya pengamalan menarik ketika saat itu tidak ada garam. Saat garam langka dari peredaran. Hobi memancing di laut ternyata memberikan keuntungan. Nah, ketika pulang mancing di laut. Bawa sebotol air 5 liter saat di tengah laut. Sampai di rumah saya rebus. Mengental kemudian mongering. Jadilah garam.
Jadi sekali lagi, mungkin jika garam benar-benar hilang dari peredaran. Apa yang akan anda lakukan. Haruskah ke pantai, ambil air laut, lalu bawa pulang dan rebus airnya. Dijadikan garam buat campuran sambel dan kuah sayur makan kita.
Semua pasti ingat ketika beberapa bulan yang lalu soal lenyapnya garam dari pasaran. Harga sebungkus garam 200 gr yang biasa dijual seharga Rp 2.000.- tiba-tiba hilang dari pasaran. Kemudian heboh. Lantas garar dijual dengan harga mencapai Rp 5.000 rupiah.
Tahukah anda jika garam yang sedang kita nikmati adalah garam yang berasal dari laut orang. Bukan dari laun Negara kita. Alias garam impor.
Negara yang 70 persen dari luasnya adalah lautan harus impor garam. Lantas laut kita diapain aja? Memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Menurut data geografis panjang garis pantai kita adalah 99,093 Km. harusnya kita bisa menjadi produsen garam terbesar di dunia.
Menjengkelkan tidak hayo? Padahal ternyata garam tidak hanya untuk keperluan bumbu dapur. Pabrik kertas perlu garam.
Atau misalnya, ketika kita mau membuat kecap sendiri di rumah, harusnya campurannya gula, kacang kedelai, dan salah satunya garam. Kalau tidak ada rasa asinnya. Kecap seperti apa rasanya ya?

sumbergambar
Quote:
SEBUAH CERITA TENTANG GARAM
Saya punya cerita lain nih, ketika suatu saat seorang suami pulang ke rumah sehabis kerja. Suami sangat sayang sam isterinya. Isteri pun begitu. Layak ditiru. Romantis banget.
Jadi ceritanya, ketika di jalan suami nelpon tidak sempat makan di Kantor. Saking kangen isterinya ingin segera pulang. Minta dibuatkan mie instan.
Sambil bercanda di telepon, isteri merebus mei instan. Suami sudah dekat rumah.
Tba-tiba, “Tin…. Tin….” mobil suami sudah ada di depan rumah, bergegaslah isteri menyambut suami datang. Mengambil tas yang dibawa. Masuk rumah setelah cium tangan suami tercinta.
Dibimbing tangan isterinya masuk rumah. Duduk di meja makan.
“Yang, mana mie tadi,” ucap suami manja.
Bergegas isteri mengambilkan mei yang sudah di mangkok.
“Ini, Pah. Baru selesai masak. Sesuai pesanan. Pasti nikmat, “ bisik isteri dekat telinga suaminya.
Mei dalam mangkok disuap dengan semangat oleh sang suami tercinta.
Melotot mata suami. Mei di dalam mulut mau dimuntahkan. Tak tega kalau menyinggung perasaan isteri tercinta.
Dibimbing tangan isterinya masuk rumah. Duduk di meja makan.
“Yang, mana mie tadi,” ucap suami manja.
Bergegas isteri mengambilkan mei yang sudah di mangkok.
“Ini, Pah. Baru selesai masak. Sesuai pesanan. Pasti nikmat, “ bisik isteri dekat telinga suaminya.
Mei dalam mangkok disuap dengan semangat oleh sang suami tercinta.
Melotot mata suami. Mei di dalam mulut mau dimuntahkan. Tak tega kalau menyinggung perasaan isteri tercinta.
Dengan terpaksa mei instan dikunyah dan ditelan dan… glek. Semua masuk dalam perut.
“Yang, sini aku suapi. Lama sudah kita tidak makan sambil suap-suapan.”
Tersipu sang isteri membuka mulut. Mendekat. Dan, haaaap…..
Kaget isteri tercinta, ada sesuatu yang beda. Mei instan yang disuguhkan keasinan. Lupa. Dikira memasukkan gula ke dalam the yang dibuat. Ternyata garam sedendok masuk ke mangok mei instan. Merasa adalah yang salah dari mei yang disajikan.
Jatuh, isteri bersimpuh di pangkuan suami.
“Loh…loh, ada apa ini?” suami menarik bahu isterinya.
“Maafkan aku, Pah. Maafkan aku, Pah,” menangis isterinya menyesal telah memasukkan garam sesendok dalam sajian mei instan.
“Ayo lagi, sini aku suapi. Enakkan?” suami tersenyum mesra.
Makin nyaring isterinya menangis, lalu dibimbing suami tercinta ke dapur. Membuat mei ulang sama sama. Mabil menghibur isterinya dengan cerita-cerita indah ketika pacaran dulu. Karena mei instan asin. Kemesraan pacaran berulang.
Quote:
BENAR KATA ORANG, TANPA GARAM CINTA PUN JADI HAMBAR RASANYA
Baca juga:
pecundang
Diubah oleh Surobledhek746 07-04-2019 13:43


nona212 memberi reputasi
20
11.4K
Kutip
306
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan