- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hati-Hati Dengan Status Sosial Media, Orang akan Tahu Siapa Kamu Sebenarnya


TS
Surobledhek746
Hati-Hati Dengan Status Sosial Media, Orang akan Tahu Siapa Kamu Sebenarnya
Quote:
Status Sosial Media yang diunggah setiap orang ternyata memiliki arti yang sesungguhnya. Seseorang yang sering mengunggah status sosial media, ternyata tujuannya cuma satu, mendapat perhatian atas eksistensinya. Paling tidak, melihat bahwa statusnya sudah dibaca orang lain merupakan kesenangan tersendiri. Apalagi jika ada komentar terhadap status sosial yang diunggah.
Spoiler for OPINI:
Pada tulisan kali ini kita akan kulik sedikit tentang keunikan status sosial media yang diunggah seseorang. Berdasarkan pengamatan yang mendalam terhadap orang yang sering menguggah status di sosial medianya menunjukkan keaslian dirinya. Tentang apa yang disukainya, tentang apa yang sering dilakukannya, tentang apa yang tidak bisa dia kerjakan sebenarnya. Hingga pada apa yang sebetulnya belum bisa dia lakukan, namun ingin orang lain tahu kalau yang diunggahnya merupakan kebiasaan yang sering dia lakukan.
Kita mulai dengan macam-macam status secara garis besarnya.
1. Status Berupa Foto Sefli
Dipastikan bahwa orang yang sering mengunggah foto pribadi dalam status sosial medianya menyatakan bahwa yang bersangkutan terkena gejala penyakit suka memamerkan wajah dan bentuk tubuh.
Sangat senang mendapat pujian, cantik, menarik dalan lain-lainnya.
Sangat berbahaya bagi kehidupan mereka. Kadang senang dengan sekejap bisa berubah menjadi sengsara yang tak terkira.
Bisa kita bayangkan, seandainya keinginan untuk mengunggah foto selfi, harapannya adalah mendapat pujian. Namun hingga se jam kemudian tak seorang pun ada yang memberikan pujia, lantas kebetulan ada yang iseng. Menyampaikan komentar yang mengatakan tentang kelemahan dari foto yang diunggah. Pasti marah tak terkira.
Apalagi jika yang mengunggah foto selfi adalah ibu-ibu setengah baya, jilbab yang dikenakan mendjadi andalan tampil sexy. Lucu. Ingn sexy tapi tampil dengan gaya yang lain. Jilbab. Alih-alih jilbab dijadikan penutup dada, malah dada besar yang ditampilkan dengan sengaja jilbab diangkat.
Adalagi yang sefli di tempat-tempat berbahaya. Biasanya dilakukan oleh remaja puteri, misalnya, naik di tepi pagar jembatan, melambaikan tangan. Bergaya tomboy, layaknya jagoan. Padahal aslinya mereka sangat takut ketinggian. Sehingga dengan selfi tersebut orang lain akan menganggapnya berani terhadap ketinggian.
Di samping itu ada juga terutama para perempuan, tidak muda tua, atau remaja yang suka pamer status berupa baju-baju menarik. Aslinya hanya ingin menutupi bahwa apa yang diunggahnya adalah seusatu yang sangat diinginkannya. Terus tidak kesampaian, akhirnya disampaikan lewat sosial media. Minimal jika da yang berkomentar akan memberikan hiburan tentang keinginan yang belum terlaksanakan.
Kesimpulannya, jika mereka sering foto selfi, rata-rata ingin jati dirinya diakui orang lain, dan menutupi kekurangan yang dimilikinya. Padahal dengan mengunggah begitu, malah orang lain akan tahu dengan kekurangan yang dimilikinya.
2. Status Berupa Tulisan Indah/Kata Mutiara, atau Cerita menarik
Sebagian mereka yang lain, ada juga yang seneng mnyampaikan status sosial media berupa kata mutiara atau cerita menarik. Biasanya cerita religius. Mengharu biru.
Apa sih sebenarnya yang mereka inginkan dari tulisan yang sudah di share itu?
Tak satu pun kata mutiara atau cerita menarik itu yang dibuat sendiri, rata-rata didapatkan dari cerita atau kata mutiara yang tersebar bebas dari grup ke grup lainnya dalam obrolan grup. Hingga tergelitik untuk mengunggah dalam status media sosial. Ada yang menulis ulang, ada yang langsung mengirim apa adanya.
Lucunya, walaupun sudah mengirim tulisan orang lain. Yang bersangkutan masih mengharapkan orang lain membaca dan memberikan komentar terhadap yang dibagikan dalam status media sosialnya.
Penomea seperti ini biasanya yang bersangkutan ingin mencoba menutupi ketidak bisaannya terhadap apa yang sebenarnya ingin disampikan dengan bahasa sendiri. Suka terhadap kalimat-kalimat dan nasihat yang baik dan berharga namun tidak kuasa menulis dengan bahasa sendiri.
Padahal bisa jadi kemungkinan tulisan-tulisan yang diunggahnya dalam status sosial medianya telah menggelinding di status media sosial orang lain, bahkan bertahun yang lalu. Mereka tidak mengetahui.
Jadi, jika tidak ingin kita dianggap tidak luas wawasan usahakan jangan sekali-sekali menyalin tulisan orang lain berupa kalimat indah dan cerita menarik kemudian diunggah dalam status sosial media kita. Orang akan tahu bahwa kita ktinggalan informasi dari yang lainnya.
3. Status Berupa Menu Masakan
Jelas sekali, bahwa biasanya mereka yang sering mengunggah jenis masakan dalam status sosial medianya adalah orang yang paling malas dalam memasak. Sehingga, keinginan untuk memasak sesuai yang ditemukannya dalam blog-blog memasak ingin dibagikan ke orang lain.
Alhasil, siapa tau ada teman yang rajin memasak lantas mengajak makan bersama. Hal ini membuktikan kalau sebenarnya kita tidak cukup waktu untuk memasak. Atau bahkan tidak bisa memasak sama sekali,
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengunggah status sosial media yang dimiliki. Apa pun yang diunggah sesungguhnya membuktikan keinginan yang belum terlaksanakan. Atau keinginan mendapat pujian dari orang yang membaca status kita.
Kita mulai dengan macam-macam status secara garis besarnya.
1. Status Berupa Foto Sefli
Dipastikan bahwa orang yang sering mengunggah foto pribadi dalam status sosial medianya menyatakan bahwa yang bersangkutan terkena gejala penyakit suka memamerkan wajah dan bentuk tubuh.
Sangat senang mendapat pujian, cantik, menarik dalan lain-lainnya.
Sangat berbahaya bagi kehidupan mereka. Kadang senang dengan sekejap bisa berubah menjadi sengsara yang tak terkira.
Bisa kita bayangkan, seandainya keinginan untuk mengunggah foto selfi, harapannya adalah mendapat pujian. Namun hingga se jam kemudian tak seorang pun ada yang memberikan pujia, lantas kebetulan ada yang iseng. Menyampaikan komentar yang mengatakan tentang kelemahan dari foto yang diunggah. Pasti marah tak terkira.
Apalagi jika yang mengunggah foto selfi adalah ibu-ibu setengah baya, jilbab yang dikenakan mendjadi andalan tampil sexy. Lucu. Ingn sexy tapi tampil dengan gaya yang lain. Jilbab. Alih-alih jilbab dijadikan penutup dada, malah dada besar yang ditampilkan dengan sengaja jilbab diangkat.
Adalagi yang sefli di tempat-tempat berbahaya. Biasanya dilakukan oleh remaja puteri, misalnya, naik di tepi pagar jembatan, melambaikan tangan. Bergaya tomboy, layaknya jagoan. Padahal aslinya mereka sangat takut ketinggian. Sehingga dengan selfi tersebut orang lain akan menganggapnya berani terhadap ketinggian.
Di samping itu ada juga terutama para perempuan, tidak muda tua, atau remaja yang suka pamer status berupa baju-baju menarik. Aslinya hanya ingin menutupi bahwa apa yang diunggahnya adalah seusatu yang sangat diinginkannya. Terus tidak kesampaian, akhirnya disampaikan lewat sosial media. Minimal jika da yang berkomentar akan memberikan hiburan tentang keinginan yang belum terlaksanakan.
Kesimpulannya, jika mereka sering foto selfi, rata-rata ingin jati dirinya diakui orang lain, dan menutupi kekurangan yang dimilikinya. Padahal dengan mengunggah begitu, malah orang lain akan tahu dengan kekurangan yang dimilikinya.
2. Status Berupa Tulisan Indah/Kata Mutiara, atau Cerita menarik
Sebagian mereka yang lain, ada juga yang seneng mnyampaikan status sosial media berupa kata mutiara atau cerita menarik. Biasanya cerita religius. Mengharu biru.
Apa sih sebenarnya yang mereka inginkan dari tulisan yang sudah di share itu?
Tak satu pun kata mutiara atau cerita menarik itu yang dibuat sendiri, rata-rata didapatkan dari cerita atau kata mutiara yang tersebar bebas dari grup ke grup lainnya dalam obrolan grup. Hingga tergelitik untuk mengunggah dalam status media sosial. Ada yang menulis ulang, ada yang langsung mengirim apa adanya.
Lucunya, walaupun sudah mengirim tulisan orang lain. Yang bersangkutan masih mengharapkan orang lain membaca dan memberikan komentar terhadap yang dibagikan dalam status media sosialnya.
Penomea seperti ini biasanya yang bersangkutan ingin mencoba menutupi ketidak bisaannya terhadap apa yang sebenarnya ingin disampikan dengan bahasa sendiri. Suka terhadap kalimat-kalimat dan nasihat yang baik dan berharga namun tidak kuasa menulis dengan bahasa sendiri.
Padahal bisa jadi kemungkinan tulisan-tulisan yang diunggahnya dalam status sosial medianya telah menggelinding di status media sosial orang lain, bahkan bertahun yang lalu. Mereka tidak mengetahui.
Jadi, jika tidak ingin kita dianggap tidak luas wawasan usahakan jangan sekali-sekali menyalin tulisan orang lain berupa kalimat indah dan cerita menarik kemudian diunggah dalam status sosial media kita. Orang akan tahu bahwa kita ktinggalan informasi dari yang lainnya.
3. Status Berupa Menu Masakan
Jelas sekali, bahwa biasanya mereka yang sering mengunggah jenis masakan dalam status sosial medianya adalah orang yang paling malas dalam memasak. Sehingga, keinginan untuk memasak sesuai yang ditemukannya dalam blog-blog memasak ingin dibagikan ke orang lain.
Alhasil, siapa tau ada teman yang rajin memasak lantas mengajak makan bersama. Hal ini membuktikan kalau sebenarnya kita tidak cukup waktu untuk memasak. Atau bahkan tidak bisa memasak sama sekali,
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengunggah status sosial media yang dimiliki. Apa pun yang diunggah sesungguhnya membuktikan keinginan yang belum terlaksanakan. Atau keinginan mendapat pujian dari orang yang membaca status kita.
Quote:
Bijaklah dalam menggunakan status sosial media milik kita. Apa pun yang tertulis akan bertahan sangat lama, bahkan setelah kita tiada.
Baca juga:
kaskus mania
Diubah oleh Surobledhek746 07-04-2019 13:52
13
10.3K
Kutip
170
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan