- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Yang Terjadi Saat Pelaku Pembunuh Ibu Kandung di Manggarai Diperiksa Penyidik
TS
chemical.sapto
Ini Yang Terjadi Saat Pelaku Pembunuh Ibu Kandung di Manggarai Diperiksa Penyidik
Vinsensius Moyo (19), pelaku dugaan pembunuhan Benedita Sil, ibu kandungnya mualai menjalani proses pemeriksaan sebagai tersangka di Polres Manggarai.
Penyidik memeriksa tersangka dalam rangka proses hukum.
Namun saat pemeriksaan tersangka yang ditanya penyidik tidak memberikan jawaban yang jelas.
Apa yang ditanya penyidik dijawab lain oleh tersangka.
"Kami sudah mulai periksa tersangkanya. Kami tanya lain dia jawab lain. Maka itu, kami masih terus berusaha agar tersangka bisa menjelaskan peristiwa yang ia lakukan," papar Kapolres Manggarai, AKBP Cliffry Steiny Lapian, SIK melalui Kaur Bin Ops Reskrim, Ipda Toni Ndapa yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Rabu (20/3/2019) pagi.
Ia menjelaskan, penyidik tentunya punya cara sendiri dalam proses pemeriksaan agar pelaku bisa menjelaskan perbuatan yang ia lakukan.
"Pemeriksaan akan dilakukan agar perbuatan pelaku bisa dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. Saksi-saksi pun sudah mulai menjalani proses pemeriksaan," papar Toni.
Sebelumnya, Kades Benteng Wunis, Yosep Hamanto Praktikno Kasus yang dihubungi POS-KUPANG.COM per-telepon dari Ruteng, Senin (18/3/2019) pagi, menjelaskan, pelaku adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Di kampung pelaku sering disuruh warga panjat pinang.
“Pelaku hanya lulus SMP saja.Setelah itu tidak mau sekolah lagi.Di rumah pelaku tinggal bersama bapak dan mamanya. Mereka tujuh bersaudara. Saudara-saudara ada di Bali dan tinggal di kampung. Setiap pelaku sehat. Tetapi mau bilang sehat juga kami bingung karena sering linglung. Kadan nyanyi sendiri tapi ia sehat,” kata Yosep.
Ia menjelaskan, kejadian pelaku membunuh ibunya terjadi dini hari pukul 01.30 wita, Minggu (17/3/2019). Yang mana malam itu pelaku tidur bersama dua keponakan di rumah mereka.
Menurut kakaknya Lasarus, pelaku tidur bersama anaknya Lasarus. Tiba-tiba pelaku terbangun dari tidurnya karena pantat dipukul salah satu keponakannya.
•
Pelaku bangun lalu teriak ada kucing dan anjing. Pelaku melihat dua keponakan yang tidur bersama seperti kucing dan anjing.
Mendengar teriakan itu sang Lasarus melalu pergi membawa anak-anaknya ke rumah tetangga agar menghindari teriakan pelaku.
Pelaku lalu menuju ke kamar mamanya. Mamanya yang sedang tidur di tarik keluar rumah
" Setelah itu pelaku menarik mamanya ke rumah Lasarus,sang kakak. Di dalam rumah Lasarus itu pelaku lalu menghabisi nyawa ibunya. Saat kejadian, Lasarus yang mau mendobrak pintu dari luar tidak bisa. Pelaku mengunci dari dalam. Lasarus lalu memanggil tetangga tidak bisa membuka pintu. Lasarus sempat mendengar tiga kali teriakan ibunya minta tolong dari dalam rumah,” kata Yosep.
Setelah beberapa jam di dalam rumah, ujar Yosep, Lasarus dan warga sempat mendengar pelaku memukul sesuatu dari dalam rumah. Bahkan pelaku sempat menyanyi kalau sudah menang DPR.
“Kemungkinan setelah menghabisi nyawa ibu pelaku sempat menanyi kalau kita sudah menang DPR. Pelaku pun ada memukul sesuatu yang didengar Lasarus dan tetangga,” papar Yosep.
Sang kakak, Lasarus yang mau masuk ke rumah, ujar Yosep, merasa takut. Pasalnya, Lasarus takut dirinya ikut dibunuh oleh adiknya.
“Lasarus lalu bersama tetangga menunggu sambil membujuk pelakukeluar dari dalam rumah. Lasarus dan tetangga membujuk pelakumemakai rokok. Pelaku yang keluar rumah langsung diikat. Memang ia sempat melawan dan bertanya kenapa ia diikat tapi Lasarus bersama warga tetap mengikat tangannya. Begitu tanganya terikatpelaku lalu dibawa ke rumah tetangga. Lasarus dan warga begitu masuk ke dalam rumah sudah melihat nyawa ibunya tidak bisa diselamatkan. Kepalanya hancur pak. Pelaku pukul sampai ibunya meninggal dunia,” tutur Yosep.
Ia mengisahkan, usai mengikat pelaku warga pun menjagaya di rumah tetangga agar pelaku tidak lari dan melarikan diri.
“Saya dan warga sempat tanya tapi pelaku tidak jawab kenapa ia membunuh ibunya. Pelaku malah santai dan sempat keluar kata ‘Kasih mati orang ini. Bahkan pelaku bilang ia memukul kucing besar dan sudah mati. Pelaku seperti kerasutan setan karena ia bilang ada yang menyuruhnya membunuh,” ungkap Yosep.
Yosep mengaku keluarga besar pun tidak tahu motif pelakumembunuhnya.
“Pelaku hanya bilang kalau ia sudah pukul kucing besar. Ia pun tidak tahu kalau yang dipukul adalah ibunya. Malah kami bilang yang kau pukul itu ibunya pelaku bilang ia pukul kucing besr. Terus terang anak ini kadang sehat kadang juga linglung,” kata Yosep.(Laporan Reporter POS-KUPANG, Aris Ninu)
http://kupang.tribunnews.com/2019/03...riksa-penyidik
masukin ke penjara biar dditusbol rame rame
Penyidik memeriksa tersangka dalam rangka proses hukum.
Namun saat pemeriksaan tersangka yang ditanya penyidik tidak memberikan jawaban yang jelas.
Apa yang ditanya penyidik dijawab lain oleh tersangka.
"Kami sudah mulai periksa tersangkanya. Kami tanya lain dia jawab lain. Maka itu, kami masih terus berusaha agar tersangka bisa menjelaskan peristiwa yang ia lakukan," papar Kapolres Manggarai, AKBP Cliffry Steiny Lapian, SIK melalui Kaur Bin Ops Reskrim, Ipda Toni Ndapa yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Rabu (20/3/2019) pagi.
Ia menjelaskan, penyidik tentunya punya cara sendiri dalam proses pemeriksaan agar pelaku bisa menjelaskan perbuatan yang ia lakukan.
"Pemeriksaan akan dilakukan agar perbuatan pelaku bisa dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. Saksi-saksi pun sudah mulai menjalani proses pemeriksaan," papar Toni.
Sebelumnya, Kades Benteng Wunis, Yosep Hamanto Praktikno Kasus yang dihubungi POS-KUPANG.COM per-telepon dari Ruteng, Senin (18/3/2019) pagi, menjelaskan, pelaku adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Di kampung pelaku sering disuruh warga panjat pinang.
“Pelaku hanya lulus SMP saja.Setelah itu tidak mau sekolah lagi.Di rumah pelaku tinggal bersama bapak dan mamanya. Mereka tujuh bersaudara. Saudara-saudara ada di Bali dan tinggal di kampung. Setiap pelaku sehat. Tetapi mau bilang sehat juga kami bingung karena sering linglung. Kadan nyanyi sendiri tapi ia sehat,” kata Yosep.
Ia menjelaskan, kejadian pelaku membunuh ibunya terjadi dini hari pukul 01.30 wita, Minggu (17/3/2019). Yang mana malam itu pelaku tidur bersama dua keponakan di rumah mereka.
Menurut kakaknya Lasarus, pelaku tidur bersama anaknya Lasarus. Tiba-tiba pelaku terbangun dari tidurnya karena pantat dipukul salah satu keponakannya.
•
Pelaku bangun lalu teriak ada kucing dan anjing. Pelaku melihat dua keponakan yang tidur bersama seperti kucing dan anjing.
Mendengar teriakan itu sang Lasarus melalu pergi membawa anak-anaknya ke rumah tetangga agar menghindari teriakan pelaku.
Pelaku lalu menuju ke kamar mamanya. Mamanya yang sedang tidur di tarik keluar rumah
" Setelah itu pelaku menarik mamanya ke rumah Lasarus,sang kakak. Di dalam rumah Lasarus itu pelaku lalu menghabisi nyawa ibunya. Saat kejadian, Lasarus yang mau mendobrak pintu dari luar tidak bisa. Pelaku mengunci dari dalam. Lasarus lalu memanggil tetangga tidak bisa membuka pintu. Lasarus sempat mendengar tiga kali teriakan ibunya minta tolong dari dalam rumah,” kata Yosep.
Setelah beberapa jam di dalam rumah, ujar Yosep, Lasarus dan warga sempat mendengar pelaku memukul sesuatu dari dalam rumah. Bahkan pelaku sempat menyanyi kalau sudah menang DPR.
“Kemungkinan setelah menghabisi nyawa ibu pelaku sempat menanyi kalau kita sudah menang DPR. Pelaku pun ada memukul sesuatu yang didengar Lasarus dan tetangga,” papar Yosep.
Sang kakak, Lasarus yang mau masuk ke rumah, ujar Yosep, merasa takut. Pasalnya, Lasarus takut dirinya ikut dibunuh oleh adiknya.
“Lasarus lalu bersama tetangga menunggu sambil membujuk pelakukeluar dari dalam rumah. Lasarus dan tetangga membujuk pelakumemakai rokok. Pelaku yang keluar rumah langsung diikat. Memang ia sempat melawan dan bertanya kenapa ia diikat tapi Lasarus bersama warga tetap mengikat tangannya. Begitu tanganya terikatpelaku lalu dibawa ke rumah tetangga. Lasarus dan warga begitu masuk ke dalam rumah sudah melihat nyawa ibunya tidak bisa diselamatkan. Kepalanya hancur pak. Pelaku pukul sampai ibunya meninggal dunia,” tutur Yosep.
Ia mengisahkan, usai mengikat pelaku warga pun menjagaya di rumah tetangga agar pelaku tidak lari dan melarikan diri.
“Saya dan warga sempat tanya tapi pelaku tidak jawab kenapa ia membunuh ibunya. Pelaku malah santai dan sempat keluar kata ‘Kasih mati orang ini. Bahkan pelaku bilang ia memukul kucing besar dan sudah mati. Pelaku seperti kerasutan setan karena ia bilang ada yang menyuruhnya membunuh,” ungkap Yosep.
Yosep mengaku keluarga besar pun tidak tahu motif pelakumembunuhnya.
“Pelaku hanya bilang kalau ia sudah pukul kucing besar. Ia pun tidak tahu kalau yang dipukul adalah ibunya. Malah kami bilang yang kau pukul itu ibunya pelaku bilang ia pukul kucing besr. Terus terang anak ini kadang sehat kadang juga linglung,” kata Yosep.(Laporan Reporter POS-KUPANG, Aris Ninu)
http://kupang.tribunnews.com/2019/03...riksa-penyidik
masukin ke penjara biar dditusbol rame rame
0
1.8K
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan