"Kebahagiaan memang ada batasnya, tapi tidak ada batasan untuk mendapatkan kebahagiaan."
Sore itu, diatas bale sambil melihat indahnya hamparan hijau rimbunan padi yang menari mengikuti arah angin melaju. Aku duduk sendiri menikmati secangkir kopi dengan alunan musik 'poppy mercury' salah satu lagu dari Kumpulan album "Golden Memories"yang tersimpan di handphone pintar milikku.
"Bes, obes...." teriak emak dari dalam rumah sambil membuka pintu belakang.
"Iya mak." Sahut aku.
"Ada yuli tuh didepan bes." Ucapnya didepan pintu.
"Suruh kebelakang aja mak" jawab aku dengan sahutan bete.
Yups, yuli merupakan mantan aku yang membuat aku sulit untuk menjalin hubungan dengan wanita lainnya, bukan karena kenangan indahnya namun hal lainnya yang membuat aku berpikir "apakah semua wanita seperti ini?"
"Aa, apakabar?" Ucapnya kepadaku.
"Baik aja" singkat aku menjawabnya tanpa menoleh ke dia.
"Aa Masih marah?" Tanyanya padaku.
Aku diam tanpa menoleh kepadanya masih melihat pematang sawah, dia pun menghampiri dan duduk disampingku.
"Maafin aku ya a, maaf kalau selama kita pacaran aku sudah banyak salah ke aa, aku sadar bahkan yang aku lakuin itu salah." Ucapnya.
"Baru sadar? Baru sekarang minta maaf...? Kemana aja kemarin-kemarin emangnya?" Ucap ku dengan nada sedikit marah.
"Ya maka dari itu aku datang kesini minta maaf ke aa, aku menyesal melakukan itu ke aa." Ucapnya gemetaran.
"Kamu lupa apa yang kamu lakuin dulu..!!!" Ucapku berdiri melangkah kedepan sambil menceritakan apa yang terjadi di masa lalu itu.
Quote:
Original Posted By Flashback(2007 masa-masa SMA) Dung.S E N S O RungS E N S O Rung..sraappp....
"Yeaahhh three point." Jeritanku Sambil tos dengan teman-teman lainnya.
"Priiitt..priiit...Break" suara wasit meniup peluit.
Hari ini adalah jadwal pertandingan persahabatan dengan SMA Negeri 1, aku salah satu team dari SMA PGRI sebagai tamu yang bertandang ke sekolah mereka.
Siang itu cukup panas, kita bertanding sekitar jam 2 siang, teriknya matahari tak bisa menahan keseruan pertandingan ini, apalagi sorak suara dari pendukung masing-masing membuat suasana pertandingan cukup menarik perhatian.
"Bes, bes, gawat bes.."teriak si rena berlari diantara para pendukung, menghampiriku dan teman-teman.
"Ada apa ren?" Ucapku bertanya-tanya apa yang terjadi.
"Air mana air..glekk..glekk...glekk yuli bes yuli, masuk UGD" Dengan nada ngos-ngosan ia mengatakan bahwa yuli masuk UGD
"Haa??? Yang benar kamu ren?" Ucapku kaget
"Ya benar, udah sekarang ikut gua aja dulu" rena menarik tanganku dengan paksa.
Aku yang kaget mendengar hal tersebut, langsung bergegas pergi ke rumah sakit dengan rena.
Sepanjang perjalanan rena bercerita bahwa yuli masuk UGD gara-gara minum cairan obat nyamuk. Rena pun gak tahu apa yang terjadi dengan yuli sampai bisa senekat itu.
Dia menemukan yuli tergeletak di kamarnya ketika ingin belajar kelompok dengan teman-temannya. Ibunya yulipun kaget saat melihat dia seperti itu, sampai menangis dan teriak-teriak minta tolong. Tetangga rumahnya pun ramai melihat keadaan yuli saat itu, kemudian dia langsung dibawa ke rumah sakit sama tetangganya.
Tak lama kemudian Sampailah kami di rumah sakit, aku dan rena dengan cepat ke arah ruang UGD. Terlihat ibunya yuli sedang menangis di depan ruang UGD.
"Mah, gimana yuli?" Aku menanyakan ke ibunya yuli.
"Bes, kenapa bisa seperti ini? Yuli anak mamah sayang kenapa kamu begini" ibunya terus mengucapkan kata-kata seperti itu berulang kali sambil menangis, bajunya yang basah penuh dengan air mata.
Aku yang tidak tahu yang sebenarnya hanya bisa menunggu dan melihat tangisan dari seorang ibu yang mengkhawatirkan keadaan nyawa anaknya terus meracau mengeluarkan kata-kata yang tidak menginginkan anaknya pergi jauh.
2 jam kemudian dokter pun keluar.
"Keluarga pasien?" Ucap sang dokter menanyakan keluarga yuli.
"Ya dok, bagaimana anak saya dok?" Sambil berdiri gemetaran dengan muka yang merah dan basah penuh dengan air mata.
"Anak ibu sudah kami berikan pertolongan pertama, sekarang biarkan dia sendiri dulu didalam bersama suster yang jaga, kita akan usahakan semaksimalkan mungkin agar anak ibu bisa sehat kembali, sekarang ibu ke bagian pendaftaran, diisi data anak ibu biar nanti bisa kami pindahkan keruang perawatan" sahut sang dokter menjelaskan.
"Terima kasih dok terima kasih" terlihat wajah ibunya sedikit lega mendengar penjelasan dari dokter. Rena pun merangkul ibunya yuli ke bagian pendaftaran. Aku yang berdiri menunggu di depan ruang UGDpun khawatir bagaimana keadaan dia di dalam.
Setelah itu yulipun dipindahkan keruang perawatan, aku yang tetap disana masih menunggu bersama ibunya dan rena, dia masih belum siuman. Masih ada kekhawatiran apakah dia baik-baik saja, Terlintas sejenak dalam pikiranku apakah ini gara-gara aku putus dengannya. "Aaahhh...."teriakku menggaruk-garuk rambut dengan kedua tangan
Spoiler for seminggu sebelum kejadian:
Seminggu tepat sebelum kejadian, yuli dan aku bertengkar saat itu, aku ingat di danau dalam komplek kami berdua bertemu. Keadaan saat itu memang sedang sepi bahkan hanya ada beberapa pemancing saja. Seperti pasangan lainnya kita menikmati terpaan angin yang menyejukan, Aku yang duduk di motor pun asik memandangi yuli yang bermain air di sisi danau.
"Cling....cling...cling.." HP yuli berbunyi, ada sebuah pesan yang masuk. Tanpa sepengetahuan dia, ku ambil HP nya dari tas yang menggantung di motornya,
"Oh..pesan dari taufik" pikirku dalam hati, ku buka lah pesan tersebut naas saat ku membacanya amarah ku meninggi.
Sebuah pesan yang bertuliskan "Sayang, kamu dimana? Aku di depan rumah kamu nih."dari taufik membuatku geram. Aku pun menunjukan isi pesan tersebut ke yuli namun dia mengelak bahwa itu hanyalah candaan, sebelumnya aku sudah tahu bahwa dia main belakang dengan taufik dari beberapa teman yang memberitahuku.
Dengan barang bukti yang sudah jelas di depan mata dia menangis mengatakan bahwa semua itu hanya candaan.
"Kita Putus!!!" teriakku meninggalkan dia sendiri, namun yuli bersikeras menjelaskan bahwa itu hanya candaan sambil menangis ia mencoba menahanku "A..aa jangan marah, ini cuma bercanda, aku ga mau putus A...aa jangan tinggalin aku." Ucapnya Tersedu-sedu meneteskan air mata.
Aku yang sudah geram dengannya pun "Sudahlah, kita jangan bertemu lagi!!" mengelakan pegangan yuli dari tangan kiriku dan meninggalkan dia. 3 tahun kita berpacaran ternyata dia menduakanku, kepercayaan selama ini yang aku berikan padanya dikecewakan dengan mudahnya.
Mulai saat itu hingga sekarang aku tidak bertemu lagi dengannya, namun apa yang terjadi saat ini didepan mata ku apakah semua karenaku? Merenungi yang telah terjadi adalah sebuah penyesalan.
Hari ke 3 yuli dirawat kini ia sudah mulai bisa duduk dan terlihat sehat, seperti biasa pulang sekolah ku sempatkan datang ke rumah sakit hanya untuk melihat keadaannya. Siang itu para pejenguk terlihat lebih ramai dengan santai ku langkahkan kaki di atas ubin-ubin rumah sakit, tengak-tengok kanan kiri para pasien yang terlihat mulai sehat sedang diluar mencari angin.
Ku berdiri sejenak didepan pintu ruang rawatnya, terlihat sosok pria berdiri di tempat tidur yuli. Aku tak tahu pasti siapa itu tubuhnya setengah tertutup hordeng kamar.
"sayang...makan yang banyak ya"
Terdengar suara pria tersebut berbicara, perlahan-lahan ku menghampiri tempat tidur di sebelahnya, mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"Ya pokoknya aku ga akan ninggalin kamu lagi deh, aku minta maaf sudah membuat kamu seperti ini hingga dirawat di rumah sakit. Aku ga akan minta putus ke kamu"
"Glek.." aku menelan ludah, mendengar percakapan mereka seperti itu membuatku penuh tanya. Padahal sebelumnya yuli mengatakan bahwa ia seperti itu karena tidak mau putus denganku!!!
Aku yang dari tadi bersembunyi di kamar sebelahnyapun menghampiri mereka berdua. Yups benar, ternyata pria tersebut adalah Taufik anak kelas 3.D. sekarang aku tahu semuanya, air mata itu hanyalah dusta!!!
Aku sangat kecewa, setiap omongan, perilaku, serta air matanya hanyalah DUSTA!!!. Setelah kejadian itu akupun tidak pernah bertemu lagi dengannya, meskipun beberapa kali yuli mengirim pesan dan menelepon tak pernah sedikitpun aku menggubrisnya.
"Sekarang kamu paham kenapa aku sangat membencimu, Aku sudah bahagia seperti ini tanpa ada dirimu" ucapku setelah menceritakan yang telah terjadi waktu itu.
"Ya makanya, aku kesini minta maaf a, dulu aku bahagia banget pacaran sama aa" Ucapnya tersedu-sedu seperti menyesali apa yang telah terjadi.
"itu terjadi 12 tahun lalu, setiap kebahagiaan selalu ada batasannya, dan mulai saat ini maka carilah kebahagiaan sendiri-sendiri karena mencari kebahagiaan itu tidak akan pernah ada batasnya, sekarang hidupmu adalah hidupmu, dan ini hidupku tanpamu itulah kebahagiaanku"