
Foto: realtor.com
Jika ada pendapat yang mengatakan bahwa mall semakin sepi, ane salah satu yang setuju dengannya. Ya, bagi generasi millenial sangat mudah menebak faktor penyebabnya, apa lagi kalau bukan market place dan kegiatan jugal beli secara daring yang bisa menyebabkan para pengunjung mall besar menjadi tidak seramai dahulu.
Bahkan di Yogyakarta sendiri ada salah satu mall yang cukup besar merespon hegemoni aktivitas jual-beli daring ini dengan inovatif. Yaitu dengan membuat beberpa ruangan kosong sebagai kantor sewaan. Jadi, siapa saja bisa menggunakan fasilitas kantor yang memadai untuk pertemuan tertentu maupun disewa per tahun. Katanya mulai dari Rp150.000,- hingga jutaan untuk harga sewa per harinya.
Di tengah hiruk-pikuknya dunia persilatan jubel daring ini, ternyata para konsumen 'rewel' belum bisa dikatakan punah. Bukan maksud memojokkan pembeli sih GanSis, hanya saja sebagai yang pernah menekuni kegiatan jubel daring ini pasti pernah kan menghadapi beberapa pertanyaan ini.
Quote:
1. "Kok harganya mahal banget?"
Penjual menjawab dengan percaya diri, "Ini barang original Kak, bukan kaleng-kaleng."
Quote:
2. "Kok murah, jangan-jangan KW ya?"
Bukan hanya komplain ketika mahal, tetapi juga calon pembeli bisa komplain ketika harga murah. Jawabannya bisa beneran KW atau memang penjual dapat harga tangan pertama. Yang jelas, ada harga ada kualitas. Kayaknya gak ada tu barang ori nan baru dengan harga murah kebangetan.
Quote:
3. "Kok bayar dulu? Giman kalo gak dikirim?"
Sebetulnya, pertanyaan ini sering terlontar ketika penjualan dilakukan tanpa rekber atau di luar market place seperti transaksi di medsos. Alasan orang melakukan transaksi di medsos karena perputaran uang lebih cepat daripada di market place yang harus menunggu beberapa hari untuk cair.
Biasanya pembeli yang kayak gini masih 'awam' karena pembeli yang sudah level 'expert' pasti sudah tahu gelagat orang yang maun nipu pas transaksi di medsos. Cara memastikannya sebenarnya cukup mudah, lihat dari reputasi fanpage, kemudian minta contoh testimoni, nama penjual dan nama rekening diusahakan minta yang sama.
Quote:
4. "Barang ready?"
Ketika barang masih ada gak beli, tapi pas katanya mau beli nanyain barang yang habis. Tapi kalau barang kebetulan masih ada bilangnya saya kumpulin dulu uangnya.
Quote:
5. "Bisa gak nyicil bayarnya?"
Mungkin sekarang semakin jarang pertanyaan kayak gini. Kalau masih ada bilang aja, toko online bukan kredit online. Secara tanya dicicil beli pada penjual alakadarnya, kan bukan market place yang nyediain fasititas ginian.
Quote:
6. "Harga masih bisa nego gak?"
Padahal jelas-jelas di iklan ditulis HARGA NETT, NEGO NO RESPON.
Quote:
7. "Kok mahal? Di toko sebelah lebih murah."
Silakan beli di toko sebelah. Biasanya pertanyaan ini hanya pancingan dari calon pembeli supaya harga bisa digoyang lagi.
Quote:
8. "Bayar sekarang, besok bisa sampai gak?"
Bisa kalau Anda tetangga saya. Ya, namanya jauh pasti perlu waktu pengiriman.
Quote:
9. "Bisa COD gak dari Gunung Kidul ke Sleman?"
Bunuh aja, bunuh. (Maksudnya mending bunuh kecoa di dapur masing-masih daripada lanjutin transaksinya.)
Quote:
10. "Bisa dapat harga grosir gak Kak?"
"Emang mau beli berapa pcs?"
"Satu dulu aja."
Harus gimana tu?
Quote:
11. "Sehari bisa sampe gak?"
"Bisa. Pake yang Yes 200rb."
"Wah, mahal banget. Saya gak jadi deh."
Dikira punya pintu Doraemon ya?
Quote:
12. "Gan, please sisain selusin. Ane booking beneran besok ane ambil."
Besoknya, "Gan ane cuman ada uang buat beli 6pcs. Gak jadi selusin ya."
Quote:
13. "Booking, nanti bayarnya pas gajian ya?"
Maaf, yang jualan juga butuh gaji dari hasil jualannya.
Quote:
14. "Sis, ini bisa putih dalam sehari gak?"
Bisa, pake S*klin pemutih aja. 3 jam langsung putih.
Quote:
15. "Gan kurangin 300rb harganya boleh?"
Ane jadi pembeli situ aja kalo dapet harga segitu mah. Ane borong.
Itulah 15 pertanyaan yang cukup membuat para penjual jadi makain menaikkan harga mereka karena perlu ekstra tenaga buat ngadepin calon pembeli kayak gitu.
Sumber: facebook
Quote: