

TS
erie2904
ANTOLOGI PUISI YANG DIBUANG SAYANG!

Sumber gambar : Instagram @betyal04
Hallo hallo semuanya


Pembaca setiaku atau yang baru kali ini membaca tulisanku; terimakasih sudah meluangkan waktu hanya sekadar membaca pepuisi picisan, yang kata orang-orang kubu tertentu
"puisi itu alay gak penting, gak bernilai, dst"

Hihiii sini sini dah merapat boleh curcol, boleh bagi cendol, tapi jangan lempar bata sakiiit gan sis


Menurutku, dari pada nyampah nyetatus di medsos lain yang notabene lebih alay dan memalukan. Karena nanti hanya akan menjadi status sampah, mendingan ngaskus di mari yeee gansis.
Itung-itung buat investasi masa depan. Kumpulkan poin dari setiap tulisan galaumu berupa puisi atau lainnya. Dari pada ngegalau gak guna mending berkarya. Benar atau betul gansis

So... Siapa bilang puisi tidak bernilai. Yang tidak bernilai itu ngegalau di setiap medsos alay hanya akan mengundang kebahagiaan stalker

Kali ini jawabannya harus IYA gan sis

Karena kalau tidak jadiiiiii STUPID PEOPLE bukaaan?

Okay sebelu nyimak pepuisi gajeku dari tahun antah berantah hingga hari ini yang tak kunjung temu

Mari kasih cendol

Jangan lupa kasih bintang juga yaaa

WELCOME TO MY POETRY

***
RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Menepis dahaga merindu
Walau tak kunjung temu
Kau, kini mengelilingi kamarku
Penuh khitmat bayang masa itu
Sungging senyum membisu
Menobatkan rasa yang takkan ku biarkan berlalu
Du ... du ... du ... du ...
Aku rindu
Dermayu, 01 Mei 2016
***
KENANG LALU
Oleh : Erie Jaegar
Ambisi yang erat menyirnakan semua resah
Yang telah tercipta begitu indah
Laksana pujangga yang membukukan kisahnya
Aku, hanya ingin menulis yang terdalam dari hati
Membiarkan butiran lembut membasahi pipi
Dan biarkan mata ini membengkak
Hingga tak bisa melihat abjad dalam keyboard
Hingga tak bisa lagi mengetik kata demi kata bak pujangga
Aku hanya ingin merangkainya hanya untukmu
Biarkan semuanya sirna, mengalir hingga rasa yang terdalam
Bersama angin malam dini hari yang semakin kelam
Pun menari dalam rinduku yang suram
Kendati salah mencintaimu
Biarkan ragu yang kan menyapu rasa yang menahun membisu
Terpaku melihat rona kehidupan yang tak selaras ambisi lubuk hati
Merah yang selalu gagah, berani mewarnai tiap detiknya darah ini mengalir
Panah yang telah menghunjam di hati tak akan mudah lepas
Kendana hati ini untuk mengikat kenangan yang terhempas
En, Indramayu 18-08-2014
***
SUARA HATI
Oleh : Erie Jaegar
Biarkan pena ini menjadi saksi abadi
Apa yang tertera di lubuk hati
Kenangan yang tak pernah mati
Ambisi yang terucap sehidup semati
Tertatih menuju puncak yang sejati
Cinta yang hakiki di mana dikau berdiri?
Aku sungguh merindukan dikau bediri di sini!
Menghapus bulir lembut di pipi
Mengubah tangisku menjadi riang di masa kini
Mengenyahkan semua masalalu yang selalu terbebani
Mengupas semua lebam yang menghujam di hati
Hingga menjadi tawa tiga jari setiap hari
Janganlah dikau bersembunyi!
Tetaplah di sini, bersama diri ini
Mengarungi kisah yang hakiki
Marilah, kita rangkai kenangan termanis menuju puncak yang abadi
Hanya dikau dan diri ini yang akan ada hingga akhir sejati
En 21.08.2014
***
BILA WAKTUNYA TIBA
Oleh : Erie Jaegar
Jiwa yang layu tak mewarnai
Ingatan pun mulai mengering
Jemari lentik hanya bisa berkutik
Tak ada lagi ambisi, hanya ingin bertemu alam kedua
Dunia bising terasa asing
Suara keheningan berbisik di telinga
Tak seorangpun mendengarnya
Bahkan ia hanya terbaring
Tenang, hanya hembusan nafas terbata-bata kecil
Suara nyaring mendengking
Bagaikan orang bisu, hendak berteriak?
Ampuni segala khilaf yang menumpuk
Kereta terakhir akan menjemput
Lidah tertarik menuju pangkal
Nama-Nya tak lagi mampu tersalinkan
Ia hanya berpasrah tuk pergi diiringi sembilu
Bibir tua telah mengering basi
Mata lembut pun turun ke bumi
Meratapi sekujur tubuh yang telah kaku
Kini hanya tinggal sendu
Oh nafas terakhir yang beku
Kini rindu tiada lagi terpaku
Indramayu Oktober 2015
***
RINDU UNTUK KEKASIH
Oleh : Erie Jaegar
Merinduimu bagai tertusuk duri limau
Runcingnya tumpulkan asa
Segera menjelma rindu yang menyatu
Kian nyata
Kepadanya seseorang yang aku sebut
Kekasih ...
Indramayu 2016
***
PUISI BALADA BERUANG MADU
Oleh : Erie Jaegar
Pada akhirnya
Semua masa lalu kan sirna
Bersama kisah baru yang terajut indah
Bersemayam dalam luka yang telah kering
Mengulas cerita yang lebih indah dari masa usang
Ya, terimakasih kepadamu
Yang telah menggetarkan sesuatu dalam dada yang tak bisa ku artikan,
Kini ku mampu mengartikan
Apa itu yang selalu membuatku enggan beranjak untuk berkata
‘hai masa kini’ aku datang
‘hai masa usang’ terimakasih telah menuntunku ke jalan yang berlubang nan riang
Hingga saatnya detik ini aku berkata ‘aku bahagia’ arigatou onii-san...
Kepadamu, kekasihku ‘aku mencintaimu, ya! Cinta terakhirku
Mari kita bangun kasih seluas sahara
Menenggelamkan sesuatu dalam dada yang tidak bisa kita rengkuh di masa usang
Biarlah kini kita lukiskan menjadi sesuatu dalam dada yang tidak bisa kita artikan
Cukup dengan berkata aku mencintaimu sekarang dan masa akan datang biarlah masa usang menghilang, karena kita akan mengarungi kisah mendatang dengan riang. Oh beruang maduku sayang”
Mari kita ucapkan bersama-sama
Sembari menikmati orange senja
Yang kian menghilang dari pelupuk mata
Mari kita jalani malam ini dengan penuh cinta
Meminang malam pada rembulan dalam gulita
Cinta sampai akhir menutup nama kita
Menjadi kasih yang tidak pernah usang pada jayanya
Oh beruang maduku sayang...
NY Kota Mangga 26/07/2015
***
HUJAN MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kamu mengajariku menggores pilu rindu
Di setiap sajak yang aku hembus lirih merdu
Terlarik pada lukisan lembut awan biru
Menggantung asa ingin bertemu
Tidakkah kau pun jua sama?
Ingin menitihkan gemercik rindu dengan hening
Menengadahkan gelisah yang lama
Menuai terjun rindu bersama air yang menopang
Jangan tutupi rona liku-liku
Sebab aku tak ingin menapak dalam semburat pelangi yang pekat
Akan ku hujani rindu ini dalam karamnya hatiku
Sebab aku ingin mencurahkan teduhnya rindu tanpa sekat
Tersipu di ujung terakhir tetes rindu
Bergejolak mesra kian mewarnai duhai rindu
Pelangimu akan bersandar di awan rindu
Aku dan kamu saling memadu reda wahai rindu!
Kota Mangga, 04/09/2015
***
ROMANCE GILA MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kau tak pernah lekang dalam buaian rindu
Terombang ambing dalam gelap pekat
Aku yang gila karenamu, kini berseru!
”Kau bukan tuhan mungkin hanya malaikat”
Yang selalu mengiringi setiap hembus dosa-dosaku
Memancingku untuk berjibak kebaikan
Menyirnakan khilaf dengan tulus di setiap sujudku
Asa menuai ridho-Nya tak terabaikan
“keep longing you”
Enha, Indramayu 2012
***
NATSUKASHI
Oleh : Erie Jaegar
Kasihku terimakasih atas sebongkah rasa yang engkau beri
Kasihku terimakasih atas detik waktu yang telah kita lalui
Kasihku terimakasih atas riang tawa yang telah kita bingkai
Kasihku terimakasih atas seulas senyum yang menjerat mimpi
Sembilan puluh hari telah kita patri
Dalam rinai semu rasa yang telah mati
Kamulah kasih yang telah membuatnya tegak berdiri
Hidup seperti cenayan yang baru mencintai
Membangun cinta layaknya muda mudi
Itulah yang engkau beri kasih, untukku kembali mencintai
Ya! Aku jatuh cinta kepadamu kasih, sampai saat ini
Meski pada lembayung senja nyatanya aku sendiri
Kembali mati!
Menitikkan semu yang di rasa mengalir derai
Lantas dimanakah cinta yang hakiki?
Aku! Bukan kamu yang kini kembali mati
Bukankah kita sama-sama menggores nadi?
Dalam menuai rasa menghujam hingga nanti
Kamu! Oh kekasihku, yang menjadikanku kembali mati
Onii-san natsukashi
Erie ‘Enye’
Kota Mangga 14/09/2015
Natsukhasi : Rindu
***
MAWAR MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kuncup rona mawar kian datar
Wewangian pun kian memudar
Tangkai mengering sangar
Bagai burung dalam sangkar
Silau oranye mengitar
Pada lembayung senja tatapan nanar
Di ujung ufuk temaram lamur
Rindu yang basah segera ke jemur
Bersama mawar yang kini menjadi tawar
Kota Mangga 2016
***
CUMBU MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Aku berseru
Aku rindu!
Aku ragu!
Aku dungu!
Hingga lekung sabitku mengerucut lucu
Pun tak kau dengar, tetap terpaku
Duh, kau yang di sana sungguh mengeliarkan aku
Dalam lentera malam ini aku ingin bertemu
Dalam gulitanya pijar akan ku bisik lembut kudukmu
Menggema sampai pori-pori lembut bak sutera baru
Rangkaian ribuan kekata cumbu
Mengharap balasan kekata manis nan merdu
Biarkan bermekaran di setiap liuk hembus nafasku
Sumringah hati kala kau mencumbu mawar bibirku
Dalam mimpi malam pertama kerap memicu
Kerucut hingga melembab tak lagi mengering layu
Bisikkan kekata rindu walau tak seindah syair melayu
Akan ku dengar sepenuh hati sebab itu sungguh merdu
Duhai kasih, dengarkan sajakku yang merindu
Eri 08 oktober 2015
***
BUTIRAN LEMBUT DALAM SUJUD
Oleh : Erie Jaegar
Kutapakkan kening dalam lembutnya sajadah
Kelopak mata menutupi pancar indah
Menjadi gulita dalam senyap
Kedua tangan yang beriringan membujur tepat di bawah lekung sabitku
Mengalir lirih dalam rona pucat pipiku sesuatu yang lembut nan hangat
Menjadikan dua gua yang tepat merekat
Pada kedua tangan mengembung mengempis mengisi
Kucoba mendongak kanan kiri, namun tetap mengalir derai
Hingga mengaliri jari jemari kian meresap pada sajadah
Entah itu apa yang ku rasa, aku tak jua mengerti
Cinta?
Sayang?
Gelisah?
Pun, Rindu?
Entahlah semua itu lahir dari kalbu
Sesuatu yang jatuh pada setiap insan yang dinamakan “hati yang merindu”
Enha Kota Mangga 11 oktober 2015
***
MATI MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Dengar!
aku bersua rindu
Ku genggam batang pedang
Ku ayunkan lirih rapih
Tertuju satu arah akan ku tancapkan
Lepas landas hingga mengupas
Berbunyi nyaring mendengking
Dalam muramnya rindu kian menggebu
Sebab hati takkan mati
Jiwanya akan abadi
Pun jasadnyalah yang kini kian pergi
Salam teruntukmu yang berada di surgawi
RO 10 oktober 2009
***
SEBENING EMBUN SEBENANG TALI RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Layaknya putih selalu bersih
Memandang pelangi tak adanya pun tetap asih
Merah yang selalu megah saat mentari kilaukan oranye
Menyibakkan pandangan seluas pusaran alam
Bak hitam namun tak bisa kelam
Kilau pasi menyemburat alam
Biar, biarlah menyinari secarik dedaunan
Kulumat mistis dalam buai embun pagi
Berenang dalam segumpal kasa
Kasar!
Tak lagi serat sutera terasa
Hanya rona kian menyinari dunia
Dalam beningnya cinta
Mengikat rasa bak seuntai tali rindu
Menyatukan seruan dedoa
Yang kita panjatkan segenap rasa
Eri, Sumur Adem 06.04.2016
***
PIJAR SENJA
Oleh : Erie Jaegar
Wangi senja meruak semesta
Semburatnya mengalihkan pandangan akan bayang-bayang lena
Samar di hadapan kedua lensa
Pun menganga nun merana dalam jiwa
Terlerai pada rasa yang terlepas raga
Menanggung rindu dalam gelombang seirama
Dalam uraian kekata yang merota
Meski yang ku dapati hanyalah gema
Yang kian membising mengitari luas sahara
Bila sang waktu berpihak aku bersua
Sayang...
Ini sinar rindu yang menghempas jiwa
Oktober 2015
***
RONA RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Seperti hitam yang gelap
Aku selalu mengulum rindu dalam lelap
Seperti putih nun suci
Aku tak jua palingkan hati tuk membenci
Sang merah gagah jua berani
Aku ingin tuangkan rindu-rindu dalam sepi
Si hijau teduh menenangkan tiap insan
Sebab aku ingin dalam diam memijarkan
Semburat orange diujung senja
Dalam petang tiada ku ungkap rindu yang kian meraja
Sebab, birunya laut pasang kian menerjang
Rindu yang diam akan segera ku tuang
Dalam cokelat kopi pekat hingga tersirat
Bahwa cokelat menetra rona yang melambung sekat
Kini biarkan rona-rona merindu
Mewarnai hamparan-hamparan kalbu
Enha, 23 Oktober 2015
***
PUISI SONETA RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Di sepertiga malam
Ku hela doa penghias hajat
Seratus satu biji tasbih terikat
Membina rinduku yang kelam
Ku lantun merdu senada
Seraya air mata berderai lembut
Melebam jiwa kian pekat
Menghadap Sang Pencipta
Selaksa rasa asmarandana
Cinta nun anugerah terindah
Dalam ridu bersimponi
Menitih rindu terperdaya iri
Ampuni rindu kian membuncah
Sebab Sang Pencipta rindu tiada dua
Eri, 24 Oktober 2015
***
KALA IDGHOM MERINDU (siluet segelas rindu)
Oleh : Erie Jaegar
Berbising pada hikayat sendi
Menjuntai gema sampai naluri
Dalam dendang tilawah sehari-hari
Ingin berpijak sampai bumi tertinggi
Tak lain tak jua, sekedar ingin berbagi
Atas rasa kian mendengung tergenapi
Sesuatu yang bergetar melambai
Dengung menggerutu
Duhai hati
Aku merindu
Duhai kau yang ku cintai!
Enha, Rusunawa UNWIR 31 Oktober 2015
***
HASRAT MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Saat menghunjam terasa
Ingin ku percikkan kekata rindu
Menindih nafas menahan diri
Kulakoni agar tak jua ku bersua
Biarlah Sang Pencipta-Mu saja yang tahu
Sebab rasa yang kian meluap pun atas anugerah-Nya
Ini hanya sambaran hati kala tiada
Menanti sepucuk kekata yang dinanti
Bahwa kau pun sama merindui diri ini
Yang tak bertadah dalam lipat sajadah
Aku!
Rindu...
En, 31 Oktober 2015
***
BIRU MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Tidak adakah penyejuk jiwa selain Pencipta
Rupanya bak penghianat agama!
Nun jua terlerai puas hasrat dunia
Hanya secontong amal pelipur lara
Melukis jengkal kehidupan tiada rona
Mendongak kebiru langit mencari rona
Oh, birulah yang tetap menyemburat rasa
Rindu ...
En, Rusunawa Unwir 2015
***
TERIMAKASI SUDAH MEMBACA SAMPAI SINI
Kenapa gansis. Puisinya bosenin yaaa? hihii. Maapkaeun atuhlah. Namanya juga ini pepuisi dari draf yang usang dan sayang kalo kagak di save di mari
ini hanya sebagian, masih banyak lagi ini di draf 
Laptop sudah berat kebanyakan file. Mohon nitip tulisan gajeku ya kaskus
Oleh : Erie Jaegar
Menepis dahaga merindu
Walau tak kunjung temu
Kau, kini mengelilingi kamarku
Penuh khitmat bayang masa itu
Sungging senyum membisu
Menobatkan rasa yang takkan ku biarkan berlalu
Du ... du ... du ... du ...
Aku rindu
Dermayu, 01 Mei 2016
***
KENANG LALU
Oleh : Erie Jaegar
Ambisi yang erat menyirnakan semua resah
Yang telah tercipta begitu indah
Laksana pujangga yang membukukan kisahnya
Aku, hanya ingin menulis yang terdalam dari hati
Membiarkan butiran lembut membasahi pipi
Dan biarkan mata ini membengkak
Hingga tak bisa melihat abjad dalam keyboard
Hingga tak bisa lagi mengetik kata demi kata bak pujangga
Aku hanya ingin merangkainya hanya untukmu
Biarkan semuanya sirna, mengalir hingga rasa yang terdalam
Bersama angin malam dini hari yang semakin kelam
Pun menari dalam rinduku yang suram
Kendati salah mencintaimu
Biarkan ragu yang kan menyapu rasa yang menahun membisu
Terpaku melihat rona kehidupan yang tak selaras ambisi lubuk hati
Merah yang selalu gagah, berani mewarnai tiap detiknya darah ini mengalir
Panah yang telah menghunjam di hati tak akan mudah lepas
Kendana hati ini untuk mengikat kenangan yang terhempas
En, Indramayu 18-08-2014
***
SUARA HATI
Oleh : Erie Jaegar
Biarkan pena ini menjadi saksi abadi
Apa yang tertera di lubuk hati
Kenangan yang tak pernah mati
Ambisi yang terucap sehidup semati
Tertatih menuju puncak yang sejati
Cinta yang hakiki di mana dikau berdiri?
Aku sungguh merindukan dikau bediri di sini!
Menghapus bulir lembut di pipi
Mengubah tangisku menjadi riang di masa kini
Mengenyahkan semua masalalu yang selalu terbebani
Mengupas semua lebam yang menghujam di hati
Hingga menjadi tawa tiga jari setiap hari
Janganlah dikau bersembunyi!
Tetaplah di sini, bersama diri ini
Mengarungi kisah yang hakiki
Marilah, kita rangkai kenangan termanis menuju puncak yang abadi
Hanya dikau dan diri ini yang akan ada hingga akhir sejati
En 21.08.2014
***
BILA WAKTUNYA TIBA
Oleh : Erie Jaegar
Jiwa yang layu tak mewarnai
Ingatan pun mulai mengering
Jemari lentik hanya bisa berkutik
Tak ada lagi ambisi, hanya ingin bertemu alam kedua
Dunia bising terasa asing
Suara keheningan berbisik di telinga
Tak seorangpun mendengarnya
Bahkan ia hanya terbaring
Tenang, hanya hembusan nafas terbata-bata kecil
Suara nyaring mendengking
Bagaikan orang bisu, hendak berteriak?
Ampuni segala khilaf yang menumpuk
Kereta terakhir akan menjemput
Lidah tertarik menuju pangkal
Nama-Nya tak lagi mampu tersalinkan
Ia hanya berpasrah tuk pergi diiringi sembilu
Bibir tua telah mengering basi
Mata lembut pun turun ke bumi
Meratapi sekujur tubuh yang telah kaku
Kini hanya tinggal sendu
Oh nafas terakhir yang beku
Kini rindu tiada lagi terpaku
Indramayu Oktober 2015
***
RINDU UNTUK KEKASIH
Oleh : Erie Jaegar
Merinduimu bagai tertusuk duri limau
Runcingnya tumpulkan asa
Segera menjelma rindu yang menyatu
Kian nyata
Kepadanya seseorang yang aku sebut
Kekasih ...
Indramayu 2016
***
PUISI BALADA BERUANG MADU
Oleh : Erie Jaegar
Pada akhirnya
Semua masa lalu kan sirna
Bersama kisah baru yang terajut indah
Bersemayam dalam luka yang telah kering
Mengulas cerita yang lebih indah dari masa usang
Ya, terimakasih kepadamu
Yang telah menggetarkan sesuatu dalam dada yang tak bisa ku artikan,
Kini ku mampu mengartikan
Apa itu yang selalu membuatku enggan beranjak untuk berkata
‘hai masa kini’ aku datang
‘hai masa usang’ terimakasih telah menuntunku ke jalan yang berlubang nan riang
Hingga saatnya detik ini aku berkata ‘aku bahagia’ arigatou onii-san...
Kepadamu, kekasihku ‘aku mencintaimu, ya! Cinta terakhirku
Mari kita bangun kasih seluas sahara
Menenggelamkan sesuatu dalam dada yang tidak bisa kita rengkuh di masa usang
Biarlah kini kita lukiskan menjadi sesuatu dalam dada yang tidak bisa kita artikan
Cukup dengan berkata aku mencintaimu sekarang dan masa akan datang biarlah masa usang menghilang, karena kita akan mengarungi kisah mendatang dengan riang. Oh beruang maduku sayang”
Mari kita ucapkan bersama-sama
Sembari menikmati orange senja
Yang kian menghilang dari pelupuk mata
Mari kita jalani malam ini dengan penuh cinta
Meminang malam pada rembulan dalam gulita
Cinta sampai akhir menutup nama kita
Menjadi kasih yang tidak pernah usang pada jayanya
Oh beruang maduku sayang...
NY Kota Mangga 26/07/2015
***
HUJAN MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kamu mengajariku menggores pilu rindu
Di setiap sajak yang aku hembus lirih merdu
Terlarik pada lukisan lembut awan biru
Menggantung asa ingin bertemu
Tidakkah kau pun jua sama?
Ingin menitihkan gemercik rindu dengan hening
Menengadahkan gelisah yang lama
Menuai terjun rindu bersama air yang menopang
Jangan tutupi rona liku-liku
Sebab aku tak ingin menapak dalam semburat pelangi yang pekat
Akan ku hujani rindu ini dalam karamnya hatiku
Sebab aku ingin mencurahkan teduhnya rindu tanpa sekat
Tersipu di ujung terakhir tetes rindu
Bergejolak mesra kian mewarnai duhai rindu
Pelangimu akan bersandar di awan rindu
Aku dan kamu saling memadu reda wahai rindu!
Kota Mangga, 04/09/2015
***
ROMANCE GILA MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kau tak pernah lekang dalam buaian rindu
Terombang ambing dalam gelap pekat
Aku yang gila karenamu, kini berseru!
”Kau bukan tuhan mungkin hanya malaikat”
Yang selalu mengiringi setiap hembus dosa-dosaku
Memancingku untuk berjibak kebaikan
Menyirnakan khilaf dengan tulus di setiap sujudku
Asa menuai ridho-Nya tak terabaikan
“keep longing you”
Enha, Indramayu 2012
***
NATSUKASHI
Oleh : Erie Jaegar
Kasihku terimakasih atas sebongkah rasa yang engkau beri
Kasihku terimakasih atas detik waktu yang telah kita lalui
Kasihku terimakasih atas riang tawa yang telah kita bingkai
Kasihku terimakasih atas seulas senyum yang menjerat mimpi
Sembilan puluh hari telah kita patri
Dalam rinai semu rasa yang telah mati
Kamulah kasih yang telah membuatnya tegak berdiri
Hidup seperti cenayan yang baru mencintai
Membangun cinta layaknya muda mudi
Itulah yang engkau beri kasih, untukku kembali mencintai
Ya! Aku jatuh cinta kepadamu kasih, sampai saat ini
Meski pada lembayung senja nyatanya aku sendiri
Kembali mati!
Menitikkan semu yang di rasa mengalir derai
Lantas dimanakah cinta yang hakiki?
Aku! Bukan kamu yang kini kembali mati
Bukankah kita sama-sama menggores nadi?
Dalam menuai rasa menghujam hingga nanti
Kamu! Oh kekasihku, yang menjadikanku kembali mati
Onii-san natsukashi
Erie ‘Enye’
Kota Mangga 14/09/2015
Natsukhasi : Rindu
***
MAWAR MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Kuncup rona mawar kian datar
Wewangian pun kian memudar
Tangkai mengering sangar
Bagai burung dalam sangkar
Silau oranye mengitar
Pada lembayung senja tatapan nanar
Di ujung ufuk temaram lamur
Rindu yang basah segera ke jemur
Bersama mawar yang kini menjadi tawar
Kota Mangga 2016
***
CUMBU MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Aku berseru
Aku rindu!
Aku ragu!
Aku dungu!
Hingga lekung sabitku mengerucut lucu
Pun tak kau dengar, tetap terpaku
Duh, kau yang di sana sungguh mengeliarkan aku
Dalam lentera malam ini aku ingin bertemu
Dalam gulitanya pijar akan ku bisik lembut kudukmu
Menggema sampai pori-pori lembut bak sutera baru
Rangkaian ribuan kekata cumbu
Mengharap balasan kekata manis nan merdu
Biarkan bermekaran di setiap liuk hembus nafasku
Sumringah hati kala kau mencumbu mawar bibirku
Dalam mimpi malam pertama kerap memicu
Kerucut hingga melembab tak lagi mengering layu
Bisikkan kekata rindu walau tak seindah syair melayu
Akan ku dengar sepenuh hati sebab itu sungguh merdu
Duhai kasih, dengarkan sajakku yang merindu
Eri 08 oktober 2015
***
BUTIRAN LEMBUT DALAM SUJUD
Oleh : Erie Jaegar
Kutapakkan kening dalam lembutnya sajadah
Kelopak mata menutupi pancar indah
Menjadi gulita dalam senyap
Kedua tangan yang beriringan membujur tepat di bawah lekung sabitku
Mengalir lirih dalam rona pucat pipiku sesuatu yang lembut nan hangat
Menjadikan dua gua yang tepat merekat
Pada kedua tangan mengembung mengempis mengisi
Kucoba mendongak kanan kiri, namun tetap mengalir derai
Hingga mengaliri jari jemari kian meresap pada sajadah
Entah itu apa yang ku rasa, aku tak jua mengerti
Cinta?
Sayang?
Gelisah?
Pun, Rindu?
Entahlah semua itu lahir dari kalbu
Sesuatu yang jatuh pada setiap insan yang dinamakan “hati yang merindu”
Enha Kota Mangga 11 oktober 2015
***
MATI MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Dengar!
aku bersua rindu
Ku genggam batang pedang
Ku ayunkan lirih rapih
Tertuju satu arah akan ku tancapkan
Lepas landas hingga mengupas
Berbunyi nyaring mendengking
Dalam muramnya rindu kian menggebu
Sebab hati takkan mati
Jiwanya akan abadi
Pun jasadnyalah yang kini kian pergi
Salam teruntukmu yang berada di surgawi
RO 10 oktober 2009
***
SEBENING EMBUN SEBENANG TALI RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Layaknya putih selalu bersih
Memandang pelangi tak adanya pun tetap asih
Merah yang selalu megah saat mentari kilaukan oranye
Menyibakkan pandangan seluas pusaran alam
Bak hitam namun tak bisa kelam
Kilau pasi menyemburat alam
Biar, biarlah menyinari secarik dedaunan
Kulumat mistis dalam buai embun pagi
Berenang dalam segumpal kasa
Kasar!
Tak lagi serat sutera terasa
Hanya rona kian menyinari dunia
Dalam beningnya cinta
Mengikat rasa bak seuntai tali rindu
Menyatukan seruan dedoa
Yang kita panjatkan segenap rasa
Eri, Sumur Adem 06.04.2016
***
PIJAR SENJA
Oleh : Erie Jaegar
Wangi senja meruak semesta
Semburatnya mengalihkan pandangan akan bayang-bayang lena
Samar di hadapan kedua lensa
Pun menganga nun merana dalam jiwa
Terlerai pada rasa yang terlepas raga
Menanggung rindu dalam gelombang seirama
Dalam uraian kekata yang merota
Meski yang ku dapati hanyalah gema
Yang kian membising mengitari luas sahara
Bila sang waktu berpihak aku bersua
Sayang...
Ini sinar rindu yang menghempas jiwa
Oktober 2015
***
RONA RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Seperti hitam yang gelap
Aku selalu mengulum rindu dalam lelap
Seperti putih nun suci
Aku tak jua palingkan hati tuk membenci
Sang merah gagah jua berani
Aku ingin tuangkan rindu-rindu dalam sepi
Si hijau teduh menenangkan tiap insan
Sebab aku ingin dalam diam memijarkan
Semburat orange diujung senja
Dalam petang tiada ku ungkap rindu yang kian meraja
Sebab, birunya laut pasang kian menerjang
Rindu yang diam akan segera ku tuang
Dalam cokelat kopi pekat hingga tersirat
Bahwa cokelat menetra rona yang melambung sekat
Kini biarkan rona-rona merindu
Mewarnai hamparan-hamparan kalbu
Enha, 23 Oktober 2015
***
PUISI SONETA RINDU
Oleh : Erie Jaegar
Di sepertiga malam
Ku hela doa penghias hajat
Seratus satu biji tasbih terikat
Membina rinduku yang kelam
Ku lantun merdu senada
Seraya air mata berderai lembut
Melebam jiwa kian pekat
Menghadap Sang Pencipta
Selaksa rasa asmarandana
Cinta nun anugerah terindah
Dalam ridu bersimponi
Menitih rindu terperdaya iri
Ampuni rindu kian membuncah
Sebab Sang Pencipta rindu tiada dua
Eri, 24 Oktober 2015
***
KALA IDGHOM MERINDU (siluet segelas rindu)
Oleh : Erie Jaegar
Berbising pada hikayat sendi
Menjuntai gema sampai naluri
Dalam dendang tilawah sehari-hari
Ingin berpijak sampai bumi tertinggi
Tak lain tak jua, sekedar ingin berbagi
Atas rasa kian mendengung tergenapi
Sesuatu yang bergetar melambai
Dengung menggerutu
Duhai hati
Aku merindu
Duhai kau yang ku cintai!
Enha, Rusunawa UNWIR 31 Oktober 2015
***
HASRAT MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Saat menghunjam terasa
Ingin ku percikkan kekata rindu
Menindih nafas menahan diri
Kulakoni agar tak jua ku bersua
Biarlah Sang Pencipta-Mu saja yang tahu
Sebab rasa yang kian meluap pun atas anugerah-Nya
Ini hanya sambaran hati kala tiada
Menanti sepucuk kekata yang dinanti
Bahwa kau pun sama merindui diri ini
Yang tak bertadah dalam lipat sajadah
Aku!
Rindu...
En, 31 Oktober 2015
***
BIRU MERINDU
Oleh : Erie Jaegar
Tidak adakah penyejuk jiwa selain Pencipta
Rupanya bak penghianat agama!
Nun jua terlerai puas hasrat dunia
Hanya secontong amal pelipur lara
Melukis jengkal kehidupan tiada rona
Mendongak kebiru langit mencari rona
Oh, birulah yang tetap menyemburat rasa
Rindu ...
En, Rusunawa Unwir 2015
***
TERIMAKASI SUDAH MEMBACA SAMPAI SINI

Kenapa gansis. Puisinya bosenin yaaa? hihii. Maapkaeun atuhlah. Namanya juga ini pepuisi dari draf yang usang dan sayang kalo kagak di save di mari


Laptop sudah berat kebanyakan file. Mohon nitip tulisan gajeku ya kaskus

I LOVE YOU ALL



Yuuuk cuuuus puulaaang

Eeeh sekali lagi jangan lupa kasih


Diubah oleh erie2904 17-03-2019 15:57


mudatarantula memberi reputasi
7
1.7K
17
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan