Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adehutabarat135Avatar border
TS
adehutabarat135
Kita Udah Mantan, Kok Kamu Posesif?

Teruntukmu yang masih menyimpan kenangan dan benih bunga yang ingin kau mekarkan pada saat kau membutuhkan ku kelak. Kita tahu bahwa bersama tidak selalu indah, kita tahu bahwa senja tidak selalu menunjukkan bentuk terindahnya untuk kita setiap waktu dan kita tahu bahwa dunia akan memberikan suka dan duka yang penuh dengan kegelisahan untuk melihatku mengacau sesaat sebelum semuanya kembali membaik.

Kesenangan dan kebahagiaanlah yang sering hadir menemani kita saat senja datang, dan sering kita melupakan untuk mengingat hal bahagia dan indah yang kita rasakan saat kita berada pada posisi sulit dan pertengkaran. Namun sekarang aku sadar, jika saja aku mengingat semua kenangan indah kita dan mengalah dalam posisi dimanapun aku berada, semua ini tidak akan terjadi.

Saat itu, kata maafpun seperti kehilangan maknanya. Kau tidak perduli sama sekali. Apakah mungkin waktu itu aku sudah terlambat untuk mengalah? atau kamu sudah memiliki seseorang yang lebih dari aku untuk mengisi kekosongan hatimu? Tapi semua telah berlalu, kau dan aku tidak lagi satu.

Aku merasakan duka yang terlalu dalam, merangkak dalam ruang hampa yang gelap menuju masa depan yang kuharap tiada lagi penyesalan dan ingatan serta kesakitan yang menyesak. Aku pikir semua usahaku akan sia-sia, tapi aku tanpa kuduga aku dapat menjalani itu semua walau sakit dan butuh usaha yang lebih dari sekedar melupakanmu namun menghindari setiap kenangan yang tersimpan dalam foto, tulisan, tempat, serta kamu di hidupku setiap hari.

Setelah semua itu, aku bisa mendapat kebahagiaan yang berbeda dari apa yang kita dapat sebelumnya. Aku tidak mencari seseorang yang dapat mengisi kekosongan hatiku untuk menggantikanmu, tapi aku mencoba memberi hatiku jalan untuk mendapat kebahagiaan sesungguhnya dari masa mudaku saat ini yaitu dengan dikelilingi teman-temanku, sampai waktunya kelak aku dapat mendapat seseorang yang kupikir akan lebih baik dari mu nantinya.

Tapi sekarang apa jadinya?
Engkau datang dengan tingkah mu yang seolah semua yang kau perbuat kepadaku dan yang kau putuskan sendiri tidak pernah terjadi. Matamu menunjukkan arogansi yang membuatmu sungguh tidak menarik sama sekali.

Mey, dia yang telah menjadi masalaluku datang menghampiriku, di kedai tempatku singgah didekat rumah cory setelah aku mengantar corry.

"Kamu jalan sama dia ya?"
"Aku antar dia pulang dari CAK KOPI, disana kami kumpul sama yang lain"
"Kenapa harus kamu yang antar dia pulang kalau yang lain ada disana?"
"Memang kenapa? Kan terserah aku dong, lagi pula diakan teman aku"
"Sekarang aja teman, sebentar lagi kita gak tahu!!"
"Jadi mau kamu apa? Udahlah masa kamu urusin urusan aku sih!!"
"Bukan mau apa-apa. Cuman gak suka liat kamu dekat sama dia terus. Dari kemarin-kemari aku liat kalian berduaaaa terus"
"Yah, kan udah kubilang terserah aku, udah aku pergi dulu masih banyak kerjaan lain daripada jawabin pertanyaan kamu disini. dahh"

Meninggalkannya dengan perasaan kesal, terlihat wajahnya yang begitu murung setelah aku tinggalkan. Bagaimana bisa dia ikut campur dengan urusanku disaat saat seperti ini dan setelah apa yang dilakukannya selama ini.

"Bobi", dengan suara yang lembut memanggil namaku dari belakang saat aku memasuki pintu utama kampus. "Bob, nanti kamu kemana? nanti mau gak temanin aku gak cari buku di Gramedia, tapi tunggu balikin buku dulu keperpustakaan, mau gak?" seperti biasa jika corry yang mengajak aku belum pernah menolak "iya cor bisa, nanti keluar kelas kita jumpa disini aja lagi ya?" denga sigap corry menjawab "yoi bob, makasih ya bob".

Setelah kelas selesai aku turun kebawah, kepintu masuk utama gedung kampus kami. Ternyata Mey disana seperti menunggu seseorang. Aku pura-pura tidak lihat saja, sambil mendekati pintu dan berdiri menunggu corry.

Saat mendekati pintu, mey langsung mendekat "aku mau bicara sama kamu, aku mau minta waktu kamu sebentar".

Sambil melihat kerumunan orang yang mau keluar dari gedung "bicara aja langsung, aku ada janji sama orang gak bisa sekarang".
"yaudah, nanti sore bisakan?"
"iya, nanti aja aku kabarin"

Tiba-tiba Corry datang dan memegang menarik tanganku menuju keluar, karena itu Mey terlihat kesal dan langsung menarik tangan Corry

"Kamu gak ada sopan ya, kami lagi ngomong" kata Corry sambil menunjukkan ekspresi marah
"Oh, iya sorry sorry aku ga perhatiin tadi"
"Kamu kok sok banget sih, emang dia siapa kamu makanya main tarik-tarik aja, Aku pacar dia ya, jangan kamu sok lebih penting"

Aku merasa seperti tersambar petir. Sebelum Mey melampiaskan amarahnya pada Corry, aku langsung menariknya keluar ditempat yang jauh dari Corry

"Kamu apaansih, kamu gak suka liat aku senang? kenapa sih urusin urusanku terus? kamu mutusin aku dan semua udah berubah. Kamu udah punya yang Doni, perhatiin cowo kamu aja sana jangan cari masalah sama urusanku"
"Tapi, aku gak suka liat kamu sama dia terus"
"Yah, terserah aku lah, aku senangnya begitu kok kamu yang repot"

Sambil menangis kecil
"Aku gak suka sama Doni, aku mau balikan sama kamu"
"Balikan? Yah aku gak mau lah, kamu udah putuskan aku sendiri dan udah pacaran sama Doni, sekarang mau minta balikan, aku gak bodoh lah"
"Maafin aku, aku menyesal aku bakalan lakuin apapun bob" sambil menunduk dan menangis
"Dulu waktu aku bilang gitu, kamu dengerin aku? Kan enggak, jadi sekarang kamu pulang sana, aku ada janji sama Corry"

Aku menginggalkannya sendiri dengan tangisan penyesalannya, aku kembali ketempat Corry yang ternyata ditemani Gilda disana

"Maaf cor, tadi dia stress itu banyak pikiran"
"Iya bob gakpapah, ke gramedianya kita batalin dulu aja ya, aku mau balik dipanggil mama"
"oh iyakah, yaudah gakpapah lah, mau aku antarin kan?"
"Gak usah bob, aku sama Gilda aja, dia mau ikut kerumah aku juga. Kami pergi dulu yaa"
"Okelah kalau begitu, hati-hati yaa"

Mereka berdua pergi dan aku pulang. Aku berpikir kalau Corry sakit hati dengan semua ini, dan ternyata benar. Keesokan harinya tampak jelas perbedaan sikap Corry deganku, aku berusaha menyesuaikan diri, namun semuanya sudah kembali normal setelah beberapa minggu.

Aku harap Mey tidak mengurusi urusanku lagi dan tidak bersikap posesif padaku. Aku harap dia tidak memperdulikanku lagi dan tidak berharap lagi karena aku pasti tidak akan mau lagi setelah semua yang telah dia perbuat dan diputuskan sendiri.
serbeng
serbeng memberi reputasi
3
1.7K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan