- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menepikan Makna Toleransi


TS
skydavee
Menepikan Makna Toleransi

source:google.com
Deru suara mesin diesel meraung-raung dalam sebuah ruangan beratapkan seng berdinding kayu dengan ukuran sekitar 5x4 meter. Terdapat 3 mesin diesel ber-merk Kubota, 1 Dongfeng dan 1 berlabel Yanmar. Itu artinya, ada 5 mesin diesel yang berlomba memuntahkan kepulan asap hitam melalui corong knalpot yang sudah dimodifikasi, saat mesin dinyalakan pada saat bersamaan.
Berkali-kali tangan bapak sibuk membongkar bagian mesin yang sedang bermasalah dengan peluh memenuhi disekujur wajah. Saya hanya menemani beliau. Jika ada waktu luang barang beberapa detik, bapak berusaha menjelaskan pelbagai alat beserta fungsinya. Namun, hanya sedikit yang melekat di dalam benak. Diantaranya piston, dan segulungan kumparan yang ada di dinamo.
"Dinamo biasanya direkatkan pada bagian belakang mesin, berisi lilitan kabel yang selanjutnya diputar melalui mesin utama, kemudian menciptakan arus listrik". Demikian penjelasan ringkas dari seorang pria yang tidak pernah mengenyam pendidikan disebuah perguruan tinggi. Tetapi, beliau adalah salah satu mekanik andalan di kampung bila ada mesin diesel yang rusak.
***
"Tiap komponen yang ada di mesin itu berbeda nak. Seperti yang kau tengok. Ada piston, ada timming chain asyembly, atau engkol yang digunakan untuk menyalakan mesin. Semua bekerja sesuai dengan fungsinya. Sama halnya badan manusia. Kau perhatikan. Kita punya tangan, kaki, mulut dan tubuh yang lainnya". Kata bapak, disela-sela waktu ketika beliau selesai membongkar dan memperbaiki satu unit mesin yang sedang rusak.
"Samalah kek hidup ini. Ada banyak perbedaan. Ada orang yang jadi petani. Yang buka bengkel ada. Along-along (sebutan untuk pedagang sayur dan kebutuhan memasak keliling) juga sering ditunggu semua Mamak-mamak yang mau masak. Tak payah harus belanja jauh-jauh kan?". Kata bapak selanjutnya.
"Kau bayangkan kalau semua jadi petani. Apa yang mau dikerjakan kalau ada honda yang rusak? Kalaupun semua kaya, terus siapa yang mau kerja jadi buruh mendodos sawit?" Tandas beliau sembari mencuci tangannya yang menghitam karena oli mesin yang baru saja dibongkarnya. Sebuah pelajaran moral dari seorang pria bersahaja yang selama ini begitu mencintai kami sekeluarga.
***
Belasan tahun berlalu, apa yang pernah saya dengar dari bapak, mulai terasa kebenarannya. Perbedaan adalah keniscayaan untuk ditiadakan. Ia selalu ada dalam tiap sendi kehidupan ini. Mustahil melakukan penyeragaman demi mencapai tujuan bersama, jika perbedaan harus diberangus tanpa pandang bulu. Justru perbedaan adalah warna lain yang menghiasi hidup. Sesekali, perbedaan malah menjadi alternatif lain diantara pilihan yang tersedia.

source:google.com
Terbaru, perbedaan prefensi politik kembali menghangat seiring dengan semakin dekatnya hajatan demokrasi bertajuk pemilu. Meski sesungguhnya genderang berisik telah ditabuh semenjak pilpres 2014 yang silam, namun tarian panasnya seakan kembali dimunculkan pada tahun 2019 ini.
Tak hanya menyasar kehidupan di dunia maya, gesekan karena perbedaan paslon yang begitu dipuja dan dipuji, meringsak juga ke dalam kehidupan nyata. Perang komentar disertai letupan argumentasi tak pantas, adalah kejadian yang biasa terjadi dan bukan merupakan hal mengagetkan lagi. Tragisnya, perbedaan ini sanggup memicu retaknya ikatan persahabatan, bahkan dalam hubungan keluarga pun tak luput tercerabut dari kejadian ini.
***
Keragaman yang tercipta di nusantara adalah kekayaan yang dipunyai negeri ini. Kekayaan ini, terkadang tidak diketemukan di negara lain. Keragaman yang dimaksud, meliputi suku, agama, budaya, adat istiadat dan bahasa. Satu faktor atau bisa lebih diantaranya, terjadi secara natural. Siapa yang bisa memilih terlahir dari suku tertentu? Siapa pula yang bisa meminta terlahir dengan mata belo? Atau menginginkan katup mata yang sipit?
Ajang yang seyogianya merupakan pesta demokrasi, banyak ternodai oleh ulah sekumpulan manusia picik. Nilai sakral pemilu sebagai pergantian tampuk pimpinan R-1 sesuai konstitusi, ikut terdegradasi dan terhempas dalam titik nadir terendah. Melahirkan suasana tak sehat, ajang sumpah serapah dan pengkafiran bagi mereka yang tidak dalam satu aliansi. Makna toleransi, seakan dikebiri hanya demi kepentingan politik praktis. Tidak ada lagi ruang tersedia bagi cahaya toleransi untuk tetap menyala di lingkungan yang sejatinya heterogen.
Sialnya lagi, banyak framingagama digunakan sebagai tameng. Melaluinya, mereka bebas melakukan interpretasi sesuai kehendaknya. Tak lagi kemaslahatan umat dijadikan sebagai skala prioritas. Sebegitu-kah keinginan untuk berkuasa? Dimana sisi kemanusiaan tak lagi dijunjung tinggi? Segala yang berbeda tampak tak ubahnya sampah tanpa faedah?
***
Berdasarkan ulasan Wikipedia, makna toleransi adalah saling menghormati dan menghargai. Menunjukkan sikap toleran, itu sama artinya menghargai sesama ciptaan Tuhan. Sebab, bukan sebuah perkara yang sulit jika Tuhan menciptakan semua makhluknya menjadi seragam. Menciptakan semua manusia menjadi ras Kaukasoid misalnya. Akan tetapi, semua terlahir tak sama. Beragam suku, ras dan budaya menjadi bagian dari sendi-sendi kehidupan di dunia ini.
Oleh sebab itu, mari hargai sesama ciptaan Tuhan, dengan tidak menjulukinya dengan atribut tak pantas hanya karena perbedaan politik. Hentikan segala omong-kosong dari semua pihak yang menghalalkan segala cara demi jagoannya memenangkan pemilihan presiden. Rebutlah suara rakyat dengan cara terhormat dan penuh dengan keikhlasan. Niscaya semua pihak akan saling menghormati dan terhindar dari berbagai friksi.
Salam
©Skydavee 2019
Diubah oleh skydavee 13-03-2019 09:08
2
682
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan