Kaskus

Entertainment

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Yuk, Saatnya Mengingat Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika
Yuk, Saatnya Mengingat Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika

Pesta demokrasi tinggal menghitung hari. Jika dimulai dari hari ini, maka ada waktu 36 hari tersisa. Geliat dari ajang lima tahunan ini, sebenarnya sudah terlihat semenjak beberapa bulan yang silam. Tentu saja, yang paling kentara adalah aktifitas calon anggota legislatif, baik untuk tingkat DPRD, DPR maupun DPD.

Lihatlah, sepanjang jalan, nyaris dipenuhi oleh pelbagai baliho, poster, stiker dan aneka alat peraga kampanye lainnya.

Yuk, Saatnya Mengingat Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika
source:google.com

Belum lagi kegiatan kampanye dengan cara menyapa konstituen secara langsung. Entah melalui panggung besar, lantas diselingi dengan menggelar acara dangdutan, atau terjun ke masyarakat dengan sistem door to doorala marketing focus direct. Pastinya, saya mendapat berkah dari ajang lima tahunan ini. Mereka datang dengan sopan, menceritakan visi dan misinya, dan pada ujung kalimat sebelum perpisahan, tim sukses meminta do'a sekaligus dukungan. Lalu sepasang telenan dari kayu untuk alat penunjang masak-memasak, dan pisau nan lucu sukses menjadi milik saya. Alangkah indahnya dunia ini sobat.

Tak ketinggalan, tanpa mengeyampingkan pemilihan calon legislatif, yang kelak akan menjadi penentu kebijakan umat, pilpres juga akan diadakan secara serentak dengan pemilihan legislator. Pada momen ini, kedua pasangan putra terbaik milik bangsa akan berebut suara demi menuju kursi R-1. Sebagaimana kita ketahui, capres dan cawapres (berturut-turut sesuai nomornya), yang dimaksud adalah Joko Widodo berpasangan dengan KH. Ma'aruf Amin, dan pasangan Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno.

Yuk, Saatnya Mengingat Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika
source:google.com

***
Pemilu merupakan rutinitas yang dalam kondisi normal, pasti terjadi saban lima tahun sekali. Sistem demokrasi secara langsung ini, meski ditengarahi berbiaya besar, dianggap sebagai salah satu sistem yang terbaik. Rakyat, sebagai penentunya, diajak untuk melihat secara langsung sosok pemimpin yang kelak akan menjadi nakhoda sebuah bahtera besar bernama Indonesia. Dipundak calon pemimpin tersebut, nantinya segala harapan dan do'a terpanjat supaya bangsa dengan segala kemajemukannya ini, bisa dibuat sejahtera. Kemajemukan yang sesungguhnya anugerah terindah dari kemurahan Tuhan.

***
Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia adalah kekayaan tak ternilai harganya. Berbagai suku, agama, kebudayaan, hingga bahasa, lahir dan menjadi corak serta ciri khas tersendiri, yang sedari awal disadari oleh para pendiri bangsa ini. Bila ditarik kembali pada masa yang lalu, kongres Sumpah Pemuda merupakan salah satu momentum yang menegaskan hal tersebut secara lugas.

Kita memang berbeda dalam banyak perkara. Entah dalam hal suku, agama atau perbedaan lainnya. Namun, segenap perbedaan melebur menjadi satu tatkala kita berikrar menjadi bangsa yang satu, yakni bangsa Indonesia. Terlepas dari suku apa kita berasal, atau agama apapun yang kita anut, terlebih hanya perbedaan preferensi dalam politik semata. Kita dalam naungan bumi pertiwi yang sama. Sungguh teramat mahal biaya yang harus dikeluarkan bila segala perbedaan lantas dijadikan sebagai ajang pembenar untuk bermusuhan. Jika hal tersebut terjadi, itu sama artinya kita semua mengkhianati cita-cita para penjuang yang telah berkorban harta bahkan nyawa, demi terwujudnya negara tercinta ini dari penjajahan. Bukankah hidup dalam kondisi damai itu menyenangkan?

Kehidupan ini sudah keras. Jika hanya sebab perbedaan pandangan dan arus politik yang tak sama lantas menciptakan keadaan mencekam, ini adalah kejadian yang naif. Serupa dengan hingar-bingar dunia maya yang semarak dengan segala sumpah serapah.

Perbedaan itu lumrah dalam kehidupan berdemokrasi. Lagipula, setiap paslon memiliki tujuan yang sama baiknya. Terlepas apakah itu hanya sekedar lip servicedengan orientasi meraup suara konstituen. Lagipula, suara rakyat adalah kekuatan terbesar yang tidak akan ada satu tembok kekuasaanpun di dunia ini yang mampu menghadangnya.

So, mari kita hadapi konstestasi politik ini dengan hati yang bersih, suasana hati yang riang dan jauhkan dari segala friksi. Bila pun perbedaan itu ada, rahasiakan semua di bilik suara. Junjung tinggi-lah sisi kemanusiaan dengan memberikan toleransi kepada saudara-saudara kita yang memang memiliki preferensi politik berbeda. Tak baik menghukum ikatan persahabatan, konon lagi jalinan persaudaraan demi sikap fanatik yang berlebihan. Lantas merusak tatanan yang dengan susah payah telah dirancang oleh pendiri bangsa ini.

Cobloslah apa yang sesuai dengan nurani kita. Ingat, meski sudah lama diciptakan, slogan Bhineka Tunggal Ika, adalah kalimat perajut yang sanggup merekatkan segenap perbedaan dalam satu kesatuan. Setidaknya, selama kurang lebih 74 tahun semenjak negara ini merdeka.


Selamat memilih....


©Skydavee 2019
Diubah oleh skydavee 13-03-2019 16:16
1
1K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan