YenieSue0101Avatar border
TS
YenieSue0101
Memaknai Kata 'Tuman' yang Sedang Viral


Baca juga : Menyimak Obrolan Para Hantu Kekinian


Malam, Gansis! Tongkrongin Kaskus, yuk!

Gansis, akhir-akhir ini, teman-teman di grup Whatsapp saya sering membahas kata tuman. Beberapa meme lucu sempat nangkring di chat-chat mereka. Saya sampai dibuat tertawa terpingkal-pingkal membaca meme-meme tersebut.

Sebenarnya apa sih arti kata tuman dan kenapa bisa sampai seviral itu?

Kata tuman diambil dari bahasa Jawa, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bisa berarti menyukai sesuatu kemudian ketagihan. Misal dalam kalimat berikut :

“Udah punya istri, masih aja ngelirik istri orang. Tuman!

“Pinjem motor, balikinnya nggak mau isi bensin. Tuman!

Saya menemukan kalimat-kalimat lain yang lebih kocak lagi dalam bahasa Jawa, entah siapa yang menulisnya pertama kali :

"Tonggo obah sitik, leh rasan-rasan sak RT.
Tuman!"
(Tetangga gerak dikit, digosipin satu RT. Tuman!)

"Pengen bojo ayu, ra gelem ragat.
Rabio kadal. Tuman!"
(Mau istri cantik, nggak mau modal. Nikah aja sama kadal. Tuman!)

"Nongkrong karo aku, ngrasani kae.
Nongkrong karo kae, ngrasani aku. Tuman!"
(Nongkrong sama aku, gosipin dia. Nongkrong sama dia gosipin aku. Tuman!)

Dari kalimat-kalimat yang dibuat berdasarkan kata tuman, sepertinya memang kata tuman bermakna negatif. Kata tuman menggambarkan kebiasaan buruk seseorang yang kemudian menjadi candu.

Jadi, Gansis, jika salah satu teman mengatai kalian dengan kata tuman, maka mungkin saja kalian telah melakukan kebiasan buruk dan ketagihan untuk terus mengulanginya. Wah, jangan sampai dikatai tuman ya, Gansis. Kalian akan mendapat cap negatif dari teman-teman kalian. 😉


Sebenarnya siapa sih, yang pertama kali memperkenalkan kata tuman di media sosial. Usut punya usut, ternyata kata tuman berasal dari percakapan seorang tua dengan anaknya yang bandel. Akhirnya kata tuman malah viral dan menjadi bahan guyonan di media online.

Yah, masyarakat kita memang latah, Gansis. Apapun yang booming atau sedang menjadi tren saat itu pasti langsung diikuti oleh sebagian besar orang. Khususnya pengguna media sosial seperti kita, Gansis, yang diberi kemudahan mengakses segala hal melalui jaringan maha ajaib ini.

Semua berbalik pada diri kita masing-masing. Perlu tidaknya, atau apakah ada manfaatnya kita mengikuti tren tersebut. Jika dirasa tidak bermanfaat, ya tidak usah diikuti. Apakah kalian bangga menjadi orang yang bermental ikut-ikutan? Terlebih latah dalam hal yang buruk.
Diubah oleh YenieSue0101 12-03-2019 15:02
19
20.8K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan