- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gerindra DKI Soal Saham Bir: Kebetulan Usahanya Bir, yang Penting DUITnya


TS
mendadakranger
Gerindra DKI Soal Saham Bir: Kebetulan Usahanya Bir, yang Penting DUITnya
Quote:
https://news.detik.com/berita/d-4454...enting-duitnya
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penolakan anggota DPRD DKI Jakarta terhadap penjualan saham produsen Anker Bir lantaran ingin meraup untung dari penjualan bir. Fraksi Gerindra meminta persoalan itu untuk tidak dilihat dari barang yang diperdagangkan saja.
"Lihatnya nggak begitu. Kita kan butuh duit untuk pembangunan. Hanya itu kan kebetulan usahanya bir. Yang penting kan duitnya," ujar Wakil Ketua F-Gerindra DPRD DKI, Syarif, kepada wartawan, Selasa (5/3/2019).
Syarif meminta Anies untuk melihat secara menyeluruh persoalan wacana penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Bahwa, hal ini juga mencakup persoalan pendapatan yang diberikan perusahaan terbuka itu kepada Pemprov DKI. Mengingat, pembangunan di DKI membutuhkan anggaran yang besar.
"Kita legislatif punya pandangan bahwa kita masih butuh banyak duit untuk pembangunan. Maka dibuatlah BUMD, lalu dibuat jadi PT, lalu setor devidennya ke Pemda. Ketika itu dilepaskan kan berkurang pendapatan kita. Visinya di situ. Ada pengurangan pendapatan daerah kita, pendapatan lain-lain. Pendapatan lain-lainnya itu yang akan berkurang. Nah legislatif boleh dong berpendapat. Loh ada banyak saham gitu dilepas, nanti kita usaha gimana?" tuturnya.
Selain itu, Syarif juga meminta harus ada solusi pasca saham di produsen Anker Bir itu dijual. Dia enggan setelah pelepasan, tidak ada usaha pengganti untuk menggantikan saham yang dijual tersebut.
"Harusnya ada jalan keluar. Kalau seumpama ada yang keberatan saham birnya. Bisa nggak pemerintah membeli saham usaha lain. Kalau memang kepentingannya mencari duit, mencari pendapatan. Atau dituker dengan pembelian saham lain. Jangan setelah dilepas, uang segar itu mengendap ke mana?" kata Syarif.
"Kayak dulu misalnya zamannya Pak Sandi itu BUMD itu harus masuk ke lantai bursa. Melantai di bursa. Kan di sana kita berarti naruh pialang, jadi bisa kita memperdagangkan saham kita kemudian ditukarkan dengan saham yang lain. Saya sih lihat positif saja pendapat Pak Ketua. Tolong dipikirkan solusi dari pelepasan saham itu," imbuhnya.
Syarif pun mengaku memahami sikap penolakan yang disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi. Sebab, jika tidak ada solusi pasca pelepasan saham, menurutnya hal itu akan sia-sia.
"Saya sih sarankan gubernur lebih tepat, jika dilepas, sudah dipikirkan belum pengganti usaha itu. Kan yang lebih penting itu daripada usaha birnya. Ya kan? Kalau memang belum ketemu, ya saya turut merasakan apa yang dirasakan Ketua (Ketua DPRD DKI Prasetio Edi) kalau Gubernur tidak memikirkan solusi dari pelepasan saham itu. Itu sebenarnya mau buat apa uang itu?" ujar Syarif.
Sebelumnya, Anies mengaku akan melaporkan anggota Dewan DKI yang menolak penjualan saham produsen Anker Bir pada warga DKI. Hal itu disampaikan Anies saat menanggapi pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi (Pras) yang dengan tegas menolak penjualan saham pemprov di produsen Anker Bir.
"Kalau menurut warga memang sesuai aspirasi wakilnya, kita akan jalan terus. Tapi kalau warga tidak setuju, sampaikan ke Dewan. Jadi Dewan itu kan wakilnya rakyat ya. Jadi ketika wakil rakyat tidak menyetujui, ya kami lapor ke rakyat," jelas dia.
"Ini Dewan Anda ingin punya saham bir terus, ingin punya untung dari uang bir," imbuh Anies.
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penolakan anggota DPRD DKI Jakarta terhadap penjualan saham produsen Anker Bir lantaran ingin meraup untung dari penjualan bir. Fraksi Gerindra meminta persoalan itu untuk tidak dilihat dari barang yang diperdagangkan saja.
"Lihatnya nggak begitu. Kita kan butuh duit untuk pembangunan. Hanya itu kan kebetulan usahanya bir. Yang penting kan duitnya," ujar Wakil Ketua F-Gerindra DPRD DKI, Syarif, kepada wartawan, Selasa (5/3/2019).
Syarif meminta Anies untuk melihat secara menyeluruh persoalan wacana penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Bahwa, hal ini juga mencakup persoalan pendapatan yang diberikan perusahaan terbuka itu kepada Pemprov DKI. Mengingat, pembangunan di DKI membutuhkan anggaran yang besar.
"Kita legislatif punya pandangan bahwa kita masih butuh banyak duit untuk pembangunan. Maka dibuatlah BUMD, lalu dibuat jadi PT, lalu setor devidennya ke Pemda. Ketika itu dilepaskan kan berkurang pendapatan kita. Visinya di situ. Ada pengurangan pendapatan daerah kita, pendapatan lain-lain. Pendapatan lain-lainnya itu yang akan berkurang. Nah legislatif boleh dong berpendapat. Loh ada banyak saham gitu dilepas, nanti kita usaha gimana?" tuturnya.
Selain itu, Syarif juga meminta harus ada solusi pasca saham di produsen Anker Bir itu dijual. Dia enggan setelah pelepasan, tidak ada usaha pengganti untuk menggantikan saham yang dijual tersebut.
"Harusnya ada jalan keluar. Kalau seumpama ada yang keberatan saham birnya. Bisa nggak pemerintah membeli saham usaha lain. Kalau memang kepentingannya mencari duit, mencari pendapatan. Atau dituker dengan pembelian saham lain. Jangan setelah dilepas, uang segar itu mengendap ke mana?" kata Syarif.
"Kayak dulu misalnya zamannya Pak Sandi itu BUMD itu harus masuk ke lantai bursa. Melantai di bursa. Kan di sana kita berarti naruh pialang, jadi bisa kita memperdagangkan saham kita kemudian ditukarkan dengan saham yang lain. Saya sih lihat positif saja pendapat Pak Ketua. Tolong dipikirkan solusi dari pelepasan saham itu," imbuhnya.
Syarif pun mengaku memahami sikap penolakan yang disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi. Sebab, jika tidak ada solusi pasca pelepasan saham, menurutnya hal itu akan sia-sia.
"Saya sih sarankan gubernur lebih tepat, jika dilepas, sudah dipikirkan belum pengganti usaha itu. Kan yang lebih penting itu daripada usaha birnya. Ya kan? Kalau memang belum ketemu, ya saya turut merasakan apa yang dirasakan Ketua (Ketua DPRD DKI Prasetio Edi) kalau Gubernur tidak memikirkan solusi dari pelepasan saham itu. Itu sebenarnya mau buat apa uang itu?" ujar Syarif.
Sebelumnya, Anies mengaku akan melaporkan anggota Dewan DKI yang menolak penjualan saham produsen Anker Bir pada warga DKI. Hal itu disampaikan Anies saat menanggapi pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi (Pras) yang dengan tegas menolak penjualan saham pemprov di produsen Anker Bir.
"Kalau menurut warga memang sesuai aspirasi wakilnya, kita akan jalan terus. Tapi kalau warga tidak setuju, sampaikan ke Dewan. Jadi Dewan itu kan wakilnya rakyat ya. Jadi ketika wakil rakyat tidak menyetujui, ya kami lapor ke rakyat," jelas dia.
"Ini Dewan Anda ingin punya saham bir terus, ingin punya untung dari uang bir," imbuh Anies.
Komeng TS
Partai pengusung pun ga setuju sama gabener

2
4K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan