Ekspor, yang kita ketahui sebagai kegiatan mengirimkan barang dari dalam ke luar negeri, adalah salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Negara tujuan ekspor kita yang terbesar, adalah China (15,77%), Amerika Serikat (11,00%) dan Jepang (10,15%), sumber. Untuk China, komoditas terbesar untuk ekspor adalah bahan bakar mineral, besi dan baja. Ekspor kita masih saja didominasi oleh kekayaan-kekayaan alam kita. Padahal, sejatinya, kita pun memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Bukankah kita sepatutnya punya produk kita sendiri, yang bisa menembus pasar ekspor? Namun realitanya, nilai ekspor dari produk UMKM kita masih sangat kecil, sekitar 17%. Tetangga kita, Filiphina sudah menyentuh angka 25%, sedangkan Thailand sudah menyentuh angka 30%, sumber. Presiden Jokowi sendiri adalah sosok yang berkomitemen pada UMKM, dengan berbagai kebijakannya seperti memangkas  Kredit Usaha Rakyat dari 23% menjadi 7%, serta menurunkan Pajak Penghasilan dari 1% menjadi 0.5% sumber.
              
Berbagai kendala dihadapi oleh pelaku UMKM  kita, seperti susahnya mencari eksportir yang mau mewadahi dikarenakan eksportir memang berorientasi pada kuantitas dan UMKM kita tentu sangat bersusah payah dalam meningkatkan produktivitas. Kendala lainnya adalah berbelitnya regulasi, dan kurangnya modal untuk mengembangkan bisnis. Kurangnya modal menjadi kendala yang paling umum kita temuin pada para pelaku UMKM kita. Bank-bank berplat merah kita pun sejatinya mempunyai banyak program untuk permodalan para pelaku UMKM, namun kendalanya masih tetap ada yakni kemudahan untuk memperoleh modal tersebut. Pihak perbankan biasanya mempunyai syarat tertentu sebelum memberikan pinjaman modal, dimana regulasi ini diatur di UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Namun, dalam realisasinya, proses permodalan ini masih banyak dipengaruhi oleh berbagai kriteria/syaratyang justru memberatkan para pelaku UMKM itu sendiri sebagai pemohon modal.
              
Hal ini menjadi perhatian Adre Sudrajat Usman, salah seorang caleg DPR-RI dari Partai Nasdem. Beliau menegaskan tentang pentingnya kemudahan dalam modal bagi pelaku UMKM agar masalah-masalah umum seperti tidak terpenuhi syaratnya pengajuan kredit dapat diminimalisir, sumber. Dengan semakin mudahnya untuk mendapatkan modal, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka, meningkatkan produktivitas, dan terjun dalam pasar ekspor. Tentunya kita akan berbangga apabila melihat produk-produk lokal kita, digunakan oleh warga negara lain.