- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alasan golput. Yg golput masuk!!!


TS
Fajar61018
Alasan golput. Yg golput masuk!!!
Pemilu besok ane golput. Ga dateng ke tps.
Alasannya:
1. Pemilu itu kan 1 orang 1 suara, suara terbanyak dia yg menang. Berarti suara para profesor, doktor, orang cerdas jenius, nilainya sama dengan suara orang-orang yg rada blo'on, idiot, bodoh, telmi (telat mikir). Suara para ulama, pendeta, pastor, ahli ibadah, nilainya sama dengan suara seorang maling/ koruptor, pramuria, mucikari, bandar narkoba, pembunuh, dukun.
2. Pemilu itu buang-buang duit. Mulai dari pileg, pilpres, pilkada gubernur, walikota/ bupati. Coba kalo duitnya dipake buat memberi makan rakyat Indonesia yg kelaparan.
3. Usia pemilu di Indonesia baru puluhan tahun (dimulai tahun 1955 kalo ga salah). Kalo 1 orang 1 suara mulai 2004. Sedangkan sejarah bangsa Indonesia yg mulai dicatat pada abad ke-5, ga mengenal sistem pemilu. Yg ada, pemimpin/ raja diganti kalo mati.
4. Sedangkan pemilu itu tradisi yg dimulai & dipopulerkan oleh negara Amerika. Sejak Amerika merdeka tahun 1776, tiap 4 tahun sekali mengadakan pemilu buat ganti pemimpin.
5. Warisan budaya bangsa Indonesia yg udah berusia seribuan tahun ga dilestarikan (rakyat ga ikut campur dalam urusan pemilihan pemimpin). Malah ngikutin budaya Amerika (seluruh rakyat bisa menentukan pemimpin tiap sekian tahun)
6. Muak ngeliat poster gambar caleg dimana-mana. Udah kaya pengemis. Ntar kalo jadi pejabat, paling ujung-ujungnya jadi maling. Pejabat yg baik malah bisa ikutan jadi maling karena lingkungan temen-temennya banyakan malingnya. Ane males nyebut koruptor, terlalu halus bahasanya. Bilang aja maling, maling besar. Kalo maling ayam, sendal, kan maling kecil. Paling yg dicolong ga nyampe 100rb
7. Pemilu itu banyak negatifnya. Menghalalkan segala cara untuk bisa berkuasa. Menjatuhkan nama baik lawan politiknya, mencari-cari kesalahan, gibah, debat kusir. Padahal semua itu dilarang dalam Islam.
8. Karena ane orang Islam, pastinya tokoh panutan ane Nabi Muhammad ﷺ dan para muridnya (sahabatnya رضي الله عنهم). Nabi itu kan, selain sebagai pemimpin agama, juga sebagai pemimpin negara. Menjelang beliau ﷺ wafat, beliau ﷺ mewasiatkan kepemimpinan negara kepada orang termulia setelah para Nabi & Rosul, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq. Kemudian ketika Abu Bakar mau meninggal, beliau mewasiatkan kepemimpinan kepada Umar. Lalu ketika Umar terluka karena ditikam orang kafir ketika sedang solat Subuh, Umar mewasiatkan kepada 6 orang yg dijamin surga (Utsman, Ali, Zubair, Tolhah, Sa'ad, Abdurrohman), agar 6 orang itu bermusyawarah untuk menentukan seorang pemimpin dari salah satu diantara mereka. Maka terpilihlah Utsman. Setelah Utsman wafat yg dibunuh oleh para pemberontak khowarij, maka diangkatlah Ali sebagai pemimpin. Begitu seterusnya sifat estafet kepemimpinan. Pemimpin diganti kalo mati, & tidak semua rakyat boleh memilih pemimpin. Bahkan negeri-negeri zaman dahulu juga begitu. Coba tanya mbah gugel tentang kerajaan Romawi, Persia, dinasti Cina, Mongol (Jengis Khan, Hulagu Khan, Kubilai Khan), raja-raja benua Eropa. Mereka semua mengganti pemimpin kalo pemimpinnya mati.
9. Untuk memperbaiki keadaan rakyat, bukan dengan cara ganti pemimpin. Tapi mestinya tiap-tiap rakyat berubah menjadi rakyat yg baik. Seperti jangan buang sampah sembarangan, taat peraturan, dsb. Coba misalkan rakyat Jepang ditukar dengan rakyat Indonesia. Kira-kira Indonesia bakalan maju ga? Rakyat Indonesia tukeran ama rakyat Brazil. Dijamin timnas Indonesia bisa juara piala dunia, wkwkwk.
10. Ntar ditambahin kalo kepikiran yg lain.
Tapi meskipun ane golput, siapapun pemimpin yg terpilih, ane sih oke-oke aja. Yg penting Indonesia tercinta ini aman, damai, toleran.
Alasannya:
1. Pemilu itu kan 1 orang 1 suara, suara terbanyak dia yg menang. Berarti suara para profesor, doktor, orang cerdas jenius, nilainya sama dengan suara orang-orang yg rada blo'on, idiot, bodoh, telmi (telat mikir). Suara para ulama, pendeta, pastor, ahli ibadah, nilainya sama dengan suara seorang maling/ koruptor, pramuria, mucikari, bandar narkoba, pembunuh, dukun.
2. Pemilu itu buang-buang duit. Mulai dari pileg, pilpres, pilkada gubernur, walikota/ bupati. Coba kalo duitnya dipake buat memberi makan rakyat Indonesia yg kelaparan.
3. Usia pemilu di Indonesia baru puluhan tahun (dimulai tahun 1955 kalo ga salah). Kalo 1 orang 1 suara mulai 2004. Sedangkan sejarah bangsa Indonesia yg mulai dicatat pada abad ke-5, ga mengenal sistem pemilu. Yg ada, pemimpin/ raja diganti kalo mati.
4. Sedangkan pemilu itu tradisi yg dimulai & dipopulerkan oleh negara Amerika. Sejak Amerika merdeka tahun 1776, tiap 4 tahun sekali mengadakan pemilu buat ganti pemimpin.
5. Warisan budaya bangsa Indonesia yg udah berusia seribuan tahun ga dilestarikan (rakyat ga ikut campur dalam urusan pemilihan pemimpin). Malah ngikutin budaya Amerika (seluruh rakyat bisa menentukan pemimpin tiap sekian tahun)
6. Muak ngeliat poster gambar caleg dimana-mana. Udah kaya pengemis. Ntar kalo jadi pejabat, paling ujung-ujungnya jadi maling. Pejabat yg baik malah bisa ikutan jadi maling karena lingkungan temen-temennya banyakan malingnya. Ane males nyebut koruptor, terlalu halus bahasanya. Bilang aja maling, maling besar. Kalo maling ayam, sendal, kan maling kecil. Paling yg dicolong ga nyampe 100rb
7. Pemilu itu banyak negatifnya. Menghalalkan segala cara untuk bisa berkuasa. Menjatuhkan nama baik lawan politiknya, mencari-cari kesalahan, gibah, debat kusir. Padahal semua itu dilarang dalam Islam.
8. Karena ane orang Islam, pastinya tokoh panutan ane Nabi Muhammad ﷺ dan para muridnya (sahabatnya رضي الله عنهم). Nabi itu kan, selain sebagai pemimpin agama, juga sebagai pemimpin negara. Menjelang beliau ﷺ wafat, beliau ﷺ mewasiatkan kepemimpinan negara kepada orang termulia setelah para Nabi & Rosul, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq. Kemudian ketika Abu Bakar mau meninggal, beliau mewasiatkan kepemimpinan kepada Umar. Lalu ketika Umar terluka karena ditikam orang kafir ketika sedang solat Subuh, Umar mewasiatkan kepada 6 orang yg dijamin surga (Utsman, Ali, Zubair, Tolhah, Sa'ad, Abdurrohman), agar 6 orang itu bermusyawarah untuk menentukan seorang pemimpin dari salah satu diantara mereka. Maka terpilihlah Utsman. Setelah Utsman wafat yg dibunuh oleh para pemberontak khowarij, maka diangkatlah Ali sebagai pemimpin. Begitu seterusnya sifat estafet kepemimpinan. Pemimpin diganti kalo mati, & tidak semua rakyat boleh memilih pemimpin. Bahkan negeri-negeri zaman dahulu juga begitu. Coba tanya mbah gugel tentang kerajaan Romawi, Persia, dinasti Cina, Mongol (Jengis Khan, Hulagu Khan, Kubilai Khan), raja-raja benua Eropa. Mereka semua mengganti pemimpin kalo pemimpinnya mati.
9. Untuk memperbaiki keadaan rakyat, bukan dengan cara ganti pemimpin. Tapi mestinya tiap-tiap rakyat berubah menjadi rakyat yg baik. Seperti jangan buang sampah sembarangan, taat peraturan, dsb. Coba misalkan rakyat Jepang ditukar dengan rakyat Indonesia. Kira-kira Indonesia bakalan maju ga? Rakyat Indonesia tukeran ama rakyat Brazil. Dijamin timnas Indonesia bisa juara piala dunia, wkwkwk.
10. Ntar ditambahin kalo kepikiran yg lain.
Tapi meskipun ane golput, siapapun pemimpin yg terpilih, ane sih oke-oke aja. Yg penting Indonesia tercinta ini aman, damai, toleran.
0
1.5K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan