Halo penghuni kaskus, ane punya sedikit cerita nih, dimana cerita tersebut karangan ane sendiri, yang ane tulis didalam note menggunakan handphone ane sendiri.
Yuk yang mau baca langsung aja scroll ke bawah, "happy reading guys"
Spoiler for Note:
Note : Beberapa adegan mengandung unsur vulgar dan kekerasan, mohon untuk cermat dan bijak dalam membaca setiap kalimatnya.
Diperuntukan untuk remaja 18+ untuk menghindari kerancuan dalam mencerna setiap isi kalimat yang terdapat pada cerita.
Quote:
Sedikit tak masalah bagiku.
Cukup dengan senyum mereka, letihku berganti kebahagiaan.
Sedikit tentangku, sebelum lenyap disekap jeruji.
13 Tahun sudah aku tinggal didalam istana megah ini, akhirnya ini saatnya untukku kembali menghirup udara luar yang segar, dimana diluar sini tidak ada rasa kekerabatan untuk orang sepertiku ini, berbeda jauh dengan suasana didalam istana itu, saat aku pertama kali menginjakkan kakiku disana, semua orang menyambutku dengan sorak sorai yang amat ramai, bahkan memperlakukan ku layaknya tuan mereka.
====={(«=»)}=====
Quote:
Namaku Satria, aku tinggal dan besar di suatu pemukiman kumuh di palembang, tepat dibelakang rumahku sungai musi membentang dengan luasnya, aku hidup dan tinggal dengan keluargaku, ibu, kedua adik perempuanku dan seorang pria yang sedikit lebih tua dariku, aku bahkan malu mengakuinnya sebagai ayahku.
Aku seorang pelajar pada pagi hari, berbeda halnya di malam hari, aku bertransfomasi menjadi seorang pemuda yang suka menyalurkan bakatku pada bidang musik, dimalam hari aku selalu membawa gitar kecil kesayanganku, dimana setiap petikannya dihasilkan dengan sebuah benang ke'nur layangan yang kudapat dari lapangan sekitar rumahku, disana biasanya terdapat beberapa anak kecil yang sedang bermain layangan, aku mengumpulkan benang ke'nur yang terlilit tak beraturan, benang tersebut ku rapikan dan ku buat memanjang seukuran 1 meter sesuai kebutuhan ku.
Quote:
Suamiku meminjam sejumlah uang kepada seseorang, nominal yang sangat besar bagiku, sementara itu aku tidak dapat menahannya karna akupun membutuhkan beberapa uang tersebut untuk mencukupi kebutuhan anak - anakku serta keperluan untuk makan kami sekeluarga, uang yang sudah suamiku pinjam tersebut masih tersisa cukup banyak, dia berencana mengunakan uang tersebut untuk membuka sebuah usaha bersama temannya.
Dia dan temannya berencana membuat usaha peternakan ikan lele di daerah tempat tinggal temannya itu, suamiku merapihkan segala sesuatunya dengan matang, dia memasukan perlengkapannya kedalam sebuah ransel besar, saat keberangkatannya aku dan kedua anak perempuanku memberikan senyuman untuk sekedar menyemangatinya di perjalanan nanti, berbeda hal nya dengan anak tertuaku, dia bahkan seolah tidak peduli dengan apa yang akan ayahnya lakukan ini.
====={(«=»)}=====
Kuhantamkan pipa besi pada sesosok pria kekar yang sedang menyeret paksa adik perempuanku ini, pipa tersebut dengan sukses mengenai bibir sang pria, adikku terlihat kesakitan pada pergelangan tangannya yang dicengkeram dengan kuat oleh si pria tersebut, dia menangis dengan menyebutkan nama lelaki yang sangat ku benci, menambah perihnya luka hatiku, kembali kuhantamkan pipa tersebut, tepat ku hantamkan pada pucuk kepala sang pria yang masih sibuk memegang bibirnya yang masih mengucurkan darah.
====={(«=»)}=====
Quote:
Dua bulan sudah ayahku pergi tanpa kabar, ibu hanya mengatakan bahwa pria muda tersebut sedang menjalankan sebuah usaha bersama dengan temannya, selama itupun uang yang ku dapat diam - diam kuberikan pada adikku sekedar untuk menambah uang jajannya, agar mereka tidak memintanya pada ibuku.
pada siang hari itu rumahku didatangi 2 orang pria dewasa dengan badan kekar, baru kuketahui ternyata pria muda yang kubenci telah meminjam sejumlah uang pada seorang rentenir, dengan perjanjian pengembalian tempo dua bulan lamanya, pria dewasa tersebut juga menyatakan bahwa akan membawa salah satu adikku jika uang belum dikembalikan sesuai perjanjian.
====={(«=»)}=====
Masih mengenakan seragam aku melihat ibuku ditahan oleh seorang pria dewasa berbadan kekar, seorang pria lainnya berusaha menggapai adik perempuanku, pria tersebut berhasil memegang pergelangan tangan adikku dengan paksa dan akan pergi meninggalkan rumahku, aku bertanya pada ibuku mengenai apa yang kulihat ini, dia menangis dan menjawab bahwa pria muda berangsek yang tidak lain adalah ayah tiriku menjual adikku pada seorang rentenir, aku bergegas mengambil pipa besi di kamarku dan menyusul menghampiri adikku dengan tergesa.
Quote:
Plot/alur sengaja dibuat tidak teratur agar lebih menarik minat para pembaca.