Kaskus

News

lpdpAvatar border
TS
lpdp
Negara Berkembang Sulit Bangun Postur Militer yang Kuat
Jakarta, Beritasatu.com - Lemahnya perekonomian di negara berkembang adalah kendala untuk membangun postur militer yang kuat dan disegani.

Inilah yang pada akhirnya membuat seluruh negara berkembang tidak akan mampu membangun kekuatan militer yang tangguh.

"Jika perekonomian yang lemah di negara berkembang dijadikan dasar membangun kekuatan militer, artinya kekuatan militer mengikuti keadaan ekonomi. Maka dapat dipastikan negara berkembang itu tidak akan mampu membangun kekuatan militer yang tangguh," kata pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, dalam peluncuran bukunya, "Aku Adalah Peluru", di Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Berkaca dengan apa yang terjadi di Indonesia, kondisi tersebut tentunya membutuhkan persamaan persepsi. Tanpa adanya usaha yang nyata dan dukungan masyarakat, TNI tentunya tidak akan bisa berbuat banyak.

Menurut Connie, salah satu tugas terpenting para tentara profesional adalah memikirkan konflik bersenjata di masa depan. Karena itu, visi poros maritim dan dirgantara dunia selayaknya mampu mendorong perubahan untuk memastikan bahwa kekuatan TNI yang dibangun siap mencegah konflik, membentuk lingkungan keamanan, dan memenangkan perang.

Diingatkan Connie, konsep TNI sebagai tentara profesional seharusnya berfokus pada tiga pertanyaaan besar. Yakni apa tingkat perang yang akab dihadapi, bagaimana lingkungan yang akan dioperasikan, dan masalah apa yang ingin bangsa selesaikan.

"Jawaban atas pertanyaan itu akan mendorong Indonesia bangkit dan berfokus pada ketiga tingkat perangnya yang taktis, operasional dan strategis," ungkap Connie.

Karena itu, untuk mendukung terciptanya TNI yang kuat, militeristik, dan profesional, semuanya membutuhkan kesepakatan dari seluruh elemen bangsa. Yakni TNI yang mampu mengantisipasi revolusi dan transformasi teknologi militer dari strategi yang didasarkan pada evaluasi ancaman menjadi strategi yang didasarkan pada kapasitas dan kapabilitas pertahanan.

Penulis buku "Aku Adalah Peluru", Bara Pattyradja menjelaskan, buku Aku adalah Peluru merupakan sebuah ikhtiar literer untuk menengok kembali perjalanan seorang perempuan tokoh intelektual Indonesia. Bukan semata latar kehidupan personalnya, tapi juga pemikirannya.

Menurutnya, sosok Connie Rahakundini Bakrie yang lekat dengan dunia militer atau pertahanan keamanan tidak bisa dilepaskan dari buku tersebut. Sehingga pemikirannya mengenai sektor militer dan pertahanan keamanan sangat kental mewarnai buku tersebut.

Melalui buku itu, dirinya juga mengajak agar pembaca dan masyarakat pada umumnya untuk meresapi nasionalisme dan semakin percaya diri untuk tampil dalam pergaulan di dunia internasional.

https://www.beritasatu.com/nasional/...yang-kuat.html

Kalau boleh saya membandingkan, antara amerika dan Indonesia:

Indonesia anggaran militernya 107 Triliun

Amerika anggaran militernya 11.000 triliun

Apa ga gila tuh perbandingan nya? emoticon-Takut
4
3.5K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan