
source: unsplash.com
Katanya orang Indonesia ramah-ramah, baik, suka menolong, dan punya rasa empati yang tinggi.
Tapi, tunggu dulu. Masihkah seperti itu?
Quote:
Jumat 22 Februari kemarin, media sosial ramai setelah video bunuh diri seorang pemuda di Lampung beredar.
Iya, aksi bunuh diri pemuda tersebut bisa kalian lihat secara jelas. Edan, kan? Orang-orang yang menyaksikan sibuk merekam dan menyebarkan. Buat apa? Biar orang lain bisa tau gimana proses bunuh diri? Biar terkenal? Atau emang udah jadi kebiasaan?
Ini aneh loh, aneh banget.
Mengutip dari kompas.combukan satu-dua orang yang merekam, tapi banyak. Salah satu saksi di tempat kejadian, Heni, mengatakan "Bahkan, saya melihat dari atas itu juga ada laki-laki yang berpakaian hitam. Saya pikir dia bernegosiasi (dengan korban) supaya tidak bunuh diri, tetapi malah ikutan mengambil gambar."
Saya gatau apa yang dirasakan laki-laki tersebut. Entah apakah dia menyesal sampai sekarang atau malah biasa aja.
Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan di sini.
Pertama, stop kebiasaan menyebarkan video bunuh diri, kecelakaan, dan sebagainya. Apakah yang merekam dan membagikan gak punya perasaan? Gimana seandainya amggota keluarga kalian yang ada di video? Siapa yang ingin hal seperti ini diketahui banyak orang?
Selain itu, dr. Jiemi Ardian mengatakan kalau video yang disebarkan bisa mendorong orang lain yang memang punya niat bunuh diri untuk ikut melakukan bunuh diri, menimbulkan komentar buruk dari netijen-yang-maha-tahu-segalanya.
Gatau gimana perasaan mereka yang merekam secara langsung, saya pun yang cuma liat sebentar untuk memastikan, langsung merinding dan prihatin.
Iya, saya ikut liat video yang viral itu. Untuk memastikan adanya suara yang bilang "loncat, loncat."
Karena di media online hal ini disebutkan terus. Dan itu nyata, ada suara seperti itu. Apakah aksi bunuh diri sudah masuk ke kategori hiburan?
Tolong, jangan seperti itu terus. Kita gak dididik seperti itu waktu kecil dulu. Semua yang kita dapetin di sekolah adalah hal yang bisa membantu kita menjadi orang baik.
Apa nyawa manusia sudah gak ada artinya lagi? Coba pikirkan baik-baik.
Korban adalah seorang pemuda, pasti punya keluarga, orang tua, kakak/adek, teman, atau mungkin juga pacar. Gak ada yang tau berapa banyak orang yang akan menangisi korban, menyesal karena gak bisa menyelamatkan korban. Lalu, yang ada di lokasi kejadian dengan entengnya "mendorong" korban untuk melakukan aksinya. Kalian ini manusia apa setan? Atau setan dalam wujud manusia? Atau manusia yang mirip setan?
Kalau mereka yang ada di lokasi kejadian membaca tulisan ini, tolong tanyakan sekali lagi pada diri kalian masing-masing. Apa kalian puas setelah melihat kejadi seperti itu? Merasa ketagihan? Atau menyesal?
Jadi apakah korban bunuh diri atau dibunuh oleh banyak orang?
Selamat datang di negara berflower.
Quote: