Braveheart1995Avatar border
TS
Braveheart1995
Jum'atan Pakai Undangan, Kayak Mau NIkahan Aja. Om Wowo Mau Nikah?



Akhi, apakah Islam itu politik? Atau politik itu adalah Islam? Pertanyaan ini membingungkan. Namun, yang kita saksikan, agama pun bisa menjadi bahan kampanye yang paling empuk, khususnya di Indonesia, orang-orang yang menggambarkan dirinya tampak relijius bermunculan bak jamur di musim hujan. Tak terkecuali paslon nomor dua.


Kalau beberapa waktu yang lalu kita saksikan om Wowo berjoget-joget di acara natal keluarganya, dan juga pernah ikut memimpin secara kristen kematian ibunya, tiba-tiba banyak warga yang bertanya-tanya, apakah om Wowo Kristen?

Dan apalagi, om Wowo dulu jarang terlihat shalat atau pun menjadi Imam Sholat. Dan yang paling menyebalkan bagi kubu om Wowo, saat mengucapkan gelar doa nama Nabi Muhammmad bagian belakang menjadi “Hulaihi”. Sehingga banyak warga yang bertanya-tanya “Apakah om Wowo bisa ngaji?, kan dia pilihan ijtima Ulama?, jangan-jangan ulama-ulamaan saja yang milih dia?”

Begitulah kalau visi misi kurang greget sehingga hanya bisa menggunakan semburan kebohongan dan juga upaya politisasi agama. Dan kali ini, karena tidak mau dibilang atau ngak mau malu kalau dirinya tidak begitu islami, maka disebarlah undangan shalat jumat di Semarang. Jelas saja ini langkah politisasi kubu ono yang sudah panik karena junjungannya memang belum paham Islam.

Dari beberapa video yang beredar, om Wowo mengaku berkiblat ke Barat, artinya, Islam yang begitu komprehensif hanya digunakan sebagai polesan saja karena kebutuhan meraih suara, padahal Islam dengan keluasan cakupannya bisa membawa politik menjadi lebih indah, bukan malah sangat horor. Dan kita akui bangsa Indonesia memang banyak yang menyandang Islam, itu bisa dilihat dari KTP-nya.

Dan terkadang yang terjadi juga, sebagian besar orang Indonesia mau memilih karena berdasarkan kesamaan, baik itu agama, dan juga suku. Sifat ini diakui masih ada, karena itulah sudah terbaca dengan terang. Dan para politisi seperti kubu Om Wowo tak mau kehilangan jumlah suara yang signifikan ini, meskipun mungkin juga banyak diantara mereka tidak begitu rajin shalat hariannya.

Wowo akhirnya bisa shalat jumat di Semarang, namun sayangnya tidak bertindak sebagai Imam. Harusnya dia jadi Imam di sana, agar masyarakat bisa yakin benar bahwa tanpa perlu ada tantangan test ngaji dan jadi Imam Shalat, sudah terlihat. Namun Om Wowo hanya datang dengan pakaian putih yang tampak relijius, atau setor muka.

Sebelumnya ada undangan jumatan yang tersebar dengan stempel Gerindra, disitu banyak kejanggalan bahasa, atau undangan sangat tidak Islami, dan sepertinya yang buat undangan itu tidak jeli, atau memang belum paham Islam?

Pertama, salam pembuka tidak mengucapkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, malah dengan pedenya pakai salam Indonesia Raya. Kemudian ada tertulis “Tuhan YME”, kenapa bukan “Allah SWT”?

Dalam Islam, tulisan Allah SWT itu sudah lazim, tapi ini seolah-olah undangan itu tidak terkait dengan Islam. Tapi bagaimana pun, untuk shalat jum’at, tak perlu ada undangan, selama orang itu muslim yang sudah akil balig, akan segera bergegas ke Mesjid. Kewajiban itu tak perlu undangan. Apakah setiap Prabowo mau shalat harus ada undangan? Kan repot, dan bisa-bisa jadi aliran baru yang sesat. Hehehee.

Kemudian disebutkan “ibu-ibu”, padahal kita tahu dalam mahzab Syafii yang mayoritas digunakan di Indonesia, wanita tidak jumatan. Yang diwajibkan laki-laki, tentunya yang sudah akil baliq. Maka apakah sebagian besar personel Gerindra paham Islam? Jangan-jangan mereka belum akll baliq? Wkwkww

Lalu ada kata yang terdengar mubazir “Shalat jumat berjamaah”. Yang namanya shalat jumat pastilah berjamaah, ngak mungkin sendiri-sendiri. Begitu disebut shalat jumat, umat sudah tahu akan berjamaah. Dan lucunya, jumatan disebut sebagai acara, padahal jumatan itu ibadah, bukan acara nikahan yang pakai undangan.

Maka sungguh banyak kejanggalan dari undangan yang telah disebarkan oleh kubu koalisi Prabohong. Dan liciknya, dalam undangan itu disebutkan tidak menggunakan atribut partai. Ini adalah upaya ngeles agar tidak dibilang sedang kampanye diam-diam di Mesjid.

Sebenarnya kegiatan ibadah mulai dari Maulidan hingga jumatan, ini kerap disalahgunakan, para koalisi hoax ini menjadikan kegiatan utama kampanye secara masif di mesjid-mesjid dan di majelis-majelis. Para penggeraknya selain dari HaTei juga dari Pekaes, satu koalisi yang namanya #KoalisiKriminal. Memang mereka militan, tapi dalam kecurangan.

Bagi mereka, kebenaran itu adalah ketika bisa berkuasa, meskipun harus kerjasama dengan orang-orang kafir, asalkan dapat kekuasaan atau jatah kue kekuasaan, mereka lakukan. Agama menjadi masakan atau gorengan nikmat untuk melancarkan serangan-serangan kampanye.

Meskipun Prabowo sudah datang shalat jumat di Semarang, dan memang tidak akan ada yang bisa tahu isi hati Prabowo, namun, masyarakat sudah bisa menganalisa dengan baik, agama tetap sangat berpotensi dijadikan kampanye. Dan sangat mengherankan, tantangan tes mengaji dan jadi Imam Shalat belum terpenuhi, kini tiba-tiba muncul jumatan di Semarang.
Kenapa Prabowo tidak ke Aceh saja jumatan? Sekalian menjawab tantangan tes ngaji para Dai Aceh? Bukankah ini lebih baik dan lebih tepat, begitu diumumkan bahwa Prabowo bisa jadi Imam Shalat, maka ini kan sesuatu yang menggembirakan dan menjadi nilai tambah bagi koalis ini?

Tapi yahh.. mereka kan sedangkan menjalankan sistem kampanye Firehose of Falsehood, yaitu semburan kebohongan? Jadi buat apa om Wowo susah-susah belajar jadi Imam Sholat dan mengaji? Karena intinya, mereka memburu kekuasaan, bukan menjadi negara ini menjadi negara yang relijius yang penuh berkah dan rahmat.

Namun, itu belum terjadi, hanya muncul di semarang. Shalat jumat dengan menggunakan undangan pula. Adehhh.. ini mau jumatan apa rapat konsolidasi partai? Pakai undangan segala.

#JumatanKarenaUndangan

Sumber: https://seword.com/politik/jumatan-p...ikah-c0pPoo12g





Apa yang Salah Dari Jumatan Bersama Prabowo?

 
Tak ada larangan buat siapapun umat Islam mau Jumatan. Masjid diciptakan untuk semua golongan. Tapi, sayangnya, kubu Prabowo adalah kumpulan orang-orang MUNAFIK.
 
Kalau emang sekarang menggembar-gemborkan MASJID UNTUK SEMUA GOLONGAN, lalu mengapa mereka melakukan kampanye bahkan ujaran kebencian di Masjid dengan alasan perjuangan Islam? Apakah itu artinya Masjid untuk semua golongan? Mengapa dulu kelompok mereka menolak mengurus ijazah salah seorang umat Islam hanya karena berbeda pandangan politik dengan mereka? Bukankah itu namanya MUNAFIK ketika kini belagu bilang Masjid untuk semua golongan tapi mereka justru yang membelah Masjid menjadi arena politik!

Lalu, sekarang mereka juga mengatakan bahwa apa salahnya Prabowo kalau Jumatan? Loh, kalau emang mau ngomong kayak gitu sekarang, bukankah dulu kubu mereka yang mengangkat isu Jokowi sebagai PKI, Jokowi anti-Islam dan sebagainya? SUNGGUH JELAS sangat munafik kubu Prabowo. Mereka yang makan tai tapi orang lain yang dibilang bau!

5
5.6K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan