riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Kerecehan yang Membawa Rejeki
Hai GanSis!! Gimana, judul thread ini uda mirip judul sinetron yang tayang pagi hari, yang disukai ibu-ibu, yang di tv dulu ada ikan terbangnya, yang kalau malam dangdutan dan *eh kok jadi banyak 'yang' nya ya, entar jadi sayang eh terus ditinggali. *eh kok

LUPAKAN SAJA OPENING GAK PENTING INI


Quote:


Sudakah GanSis mengenal sosok pria diatas. Dia ini adalah seorang pria China yang belakangan menjadi viral karena "mahakarya" beliau yang bikin decak kagum. Tapi saya simpan dulu Koko satu ini untuk dibahas nanti.

Oke, sebelum ini saya sudah bikin thread tentang Useless Box. Disitu saya tulis, "Alat ini membuktikan kalau teknologi tidak harus berguna"



Kalau boleh revisi, saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada alat atau apapun di dunia ini yang tidak berguna, yang ada hanya kita yang belum, salah dan tidak tahu cara menggunakan suatu alat. Sehingga alat tersebut seakan tidak berguna. Alat canggih sekalipun kalau digunakan oleh orang yang salah juga akan terlihat seperti onggokan barang tak berguna.

Disini saya ingin mengatakan, makna "tidak berguna" dalam thread ini bukanlah benar-benar tidak berguna. Karena barang tidak berguna juga ada gunanya. Duh, jadi bingung ya.

Seperti Useless Box, sekalipun namanya sudah jelas-jelas membuktikan kalau kotak tersebut tidak berguna. Namun nyatanya Useless Box tetap memiliki kegunaan. Nyatanya Useless Box tersebut dihargai ratusan ribu hingga satu juta Rupiah.

It's all abou economy

Quote:


Oke GanSis, kita ketemu sama Koko ini lagi. Namanya Geng Shuai. Saya pikir, dia ini orang China yang terintimidasi dengan tuduhan terhadap China yang akrab dengan barang KW. Makanya dia bikin alat inovasinya sendiri. Hhehe itu asumsi saya saja kok, gak usah dipikirin.

Bagaimana pun kita perlu beri apresiasi hasil karya dia. Sekalipun alat-alat inovasinya selalu bikin orang yang melihatnya geleng-geleng kepala.

Geng Shuai sejatinya adalah pria asal Cina yang biasa-biasa saja. Lahir di Hebei, sebuah desa kecil di luar Beijing, Shuai mulai belajar memotong pisau dari pelat baja sejak usia 7 tahun, diajari langsung oleh sang ayah yang seorang tukang las. Lulus SMP, Shuai berhenti sekolah dan mengikuti jejak ayahnya bekerja di bidang pengelasan. Kini, pria 30 tahun itu telah menikah dan memiliki dua orang anak.

Jadi basic-nya Geng Shuai ini seorang tukang las. Sebelum menjadi absurd seperti sekarang. Geng Shuai awalnya memanfaatkan media sosial seperti Kuaishou dan Weibo (medsosnya Cina) untuk memasarkan produk (normal) dari bengkel lasnya. Namun usaha normalnya tersebut gagal. Dagangannya sepi pembeli.

Geng Shuai lalu mulai berpikir ide-ide liar nan absurd. Dan boom!! ternyata orang-orang banyak suka, tertawa dan terhibur. Terhibur dari barang-barang receh. Receh tak berguna yang membawa rejeki. Seperti judul thread ini.

Sejak itulah Shuai memutuskan untuk menjadi pengrajin besi penuh waktu di Kuaishou. Berturut-turut ia menciptakan penemuan-penemuan absurd dari ide-idenya yang liar: bungkus gawai dari pisau daging, mangkuk tahan gempa agar mie tidak tumpah, hingga tas berbentuk Mjolnir: nama palu yang menjadi senjata andalan Thor, salah satu superhero rekaan Marvel.

Khusus soal tas Mjolnir itu, Shuai mengatakan: “Ini sangat fashionable. Kalau ada jambret yang berusaha mencuri, Anda tinggal lemparkan ke mukanya.”

Hitung-hitungan penghasilan Geng Shuai, setiap kali ia tampil live sambil membuat penemuan terbaru, ia mendapatkan $150 atau sekitar Rp2,2 juta—jika video tersebut mencapai dua juta penonton.

Quote:


Video Bungkus Gawai dari pisau daging ditonton 24 juta kali, kursi bahagia 14 juta kali, sisir raksasa dari baja ditonton 8 juta kali dan inovasinya yang lain. Hitungin aja sendiri, bikin ngiler kan..

Absurdnya ide Geng Shuai ternyata selaras dengan penonton setianya. Fans Geng Shuai meminta agar dirinya terus membuat alat-alat tidak berguna lainnya. Semakin absurd alat yang dibikin Geng Shuai, maka semakin banyak penontonnya. Bahkan ada orang yang mengirimi Geng Shuai gawai canggih agar kualitas livestreaming semakin bagus.

Gak heran kalau penonton setianya menjuluki Geng Shuai sebagai "The Useless Edison" atau "Edison yang tidak berguna". Lebih keselnya lagi, "Edison" disini diambil dari nama "Thomas Alva Edison".

Terlepas dari berguna atau tidak berguna, atau malah berguna karena gak berguna. Tentu tidak ada orang yang mau dirinya dianggap tidak berguna. Sekalipun Geng Shuai yang masih kekeuh bahwa barang-barang yang dibuatnya memiliki kegunaan. Kepada Washington Post ia mengatakan: “Orang mengatakan penemuan saya tidak berguna, tetapi saya pikir ada dua dimensi kegunaan: kepraktisan dan hiburan. Saya suka melakukan ini. Jadi, ya, ini berguna." bisaae ngelesnya.

Kamu boleh berdebat kalau gak setuju sama Geng Shuai ini. Bahkan Ibu Geng Shuai ini juga awalnya gak yakin sama profesi yang digeluti anaknya. Takut dianggap bukan pekerjaan profesional. Namun setelah anaknya mendapat penghasilan tetap dari pekerjaan gak biasa ini, Ibunya baru mulai menyadari pekerjaan anaknya nyata adanya.

Trend profesi gak biasa seperti ini saat ini atau kedepannya akan terus berkembang ya. Karena dijaman serba dinamis ini, dimana perkembangan teknologi seakan tak terbendung. Tentu akan semakin banyak inovasi yang bisa menjadi sumber pendapatan. Sekalipun sebagian orang menganggapnya sesuatu recehan. Biarin saja receh, tapi kalau bisa menghasilkan banyak uang. Gimana dong? Jadi pengen juga.

Sekarang bikin caption bisa jadi duit, teman curhat sewaan jadi duit dan lainnya. Kalau kata netizen: "Di luaran sana orang uda bisa jadi jutawan dari barang-barang tak berguna. Disini kita masih mikirin caranya makan jalan tol. Ada-ada saja warga dari negara ber-flower"

Positifnya mari kita ambil pembelajaran dari Geng Shuai ini. Bahwa rejeki memang bisa datang dari arah yang tak terduga dan tidak biasa.

Memberikan pesan, bahwa semakin banyak orang yang suka hal-hal anti-mainstream, hingga lama-lama anti-mainstream pun bisa jadi mainstream atau biasa. Maka itu teruslah berinovasi.

Sebagain orang mungkin masih menganggap Vlog, Ojol dan bisnis online sejenisnya dianggap kurang menjanjikan. Maka itu sebagian lebih memilih main aman dengan jadi karyawan dan terima gaji per bulannya. Karena lebih menjanjikan.

Namun nyatanya perusahaan terbesar di dunia ini lebih di dominasi Microsoft, Youtube, Google, Amazon serta Facebook. Perusahaan yang bisa dibilang selama ini mendukung ide-ide receh seperti Geng Shuai, Youtuber dan konten kreator lainnya menjadi besar.

Inilah faktanya. Bahwa hal nyeleneh, absurd, bahkan tak berguna pun laku dijual. Kita mungkin lebih tertarik dengan video seorang pria menghancurkan sepeda motor ketimbang menonton pria yang merakit seperti motor.

Quote:

Kenyataannya memang begitu. Sudahlah. Kita gak bisa pungkiri lagi.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 16 Februari 2019

Spoiler for Sumber & referensi:
Diubah oleh riandyoga 16-02-2019 05:49
0
1.3K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan