- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Cinta pada sahabat sendiri? Menyakitkan


TS
buatcurhatdoang
Cinta pada sahabat sendiri? Menyakitkan
Sebelumnya, saya izin menggunakan akun saudara saya utk mencurahkan cerita ini.
Saya mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri begitu pula sahabat saya, sahabat yg saya kenal dari Sekolah Dasar,
Saya akan memperkenalkan setidaknya sebagian besar dari diri saya. Saya laki laki berperawakan tinggi besar. Saya bisa dibilang gemuk tapi bukan gemuk sekali karena saya mempunyai tinggi di atas rata rata orang indonesia. Wajah saya jujur, menurut saya sendiri pas pas an ke arah 'jelek' karena kulit saya yang hitam dan gelap akibat saya tidak merawat kulit saya sendiri. Tapi disamping itu, saya adalah orang yang cukup ceria dan banyak yang bilang saya "lucu" dan bisa bikin ketawa terus hehe. Saya juga cukup di kenal di angkatan saya di jurusan maupun fakultas karena saya ikut aktif dalam kepanitiaan dan saya mempunyai teman yang banyak. Saya juga bisa bermain gitar, saya juga kiper futsal yg dulu menjadi kiper utama saat sma, dan saya juga lumayan bisa bermain basket. Untuk masalah akademik, saya bisa dibilang alhamdulillah pintar. Saya ingin menutup kekurangan saya di fisik dengan kelebihan di bidang lain. Lalu saya akan mendeskripsikan sahabat saya.
Sahabat saya adalah perempuan tinggi normal, kulitnya agak sedikit gelap. Tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, dan yang pasti berhijab. Bukan sok alim lo ya hehe tapi kriteria saya adalah mencari yang berhijab. Tapi menurut orang orang, sahabat saya tidak bisa dikategorikan sebagai cewek cantik dan ideal. Seenggaknya dia masuk kategori biasa saja. Tapi karena dia sangat humble, dia juga banyak berteman dengan beberapa orang termasuk banyak temannya yg laki laki.
Saya sudah kenal sahabat saya dari SD, kami cukup dekat. Ibu kamu saling kenal dekat satu sama lain, lalu kami satu SMP,dan bertemu di SMA. Dan ternyata takdir membawa kami untuk berteman lagi karena kami satu almamater kuliah. Saya sering main ke rumahnya, mengerjakan tugas yang sebenernya bukan tugasnya karena kami beda kelas, atau sekedar mampir, atau rapat organisasi sma. Oh iya, kami juga osis di SMA. Saya juga sering belajar di rumahnya. Intinya kami kenal dekat, dan kami sering curhat tentang "gebetan" kami berdua, karena kami memang tidak suka satu sama lain. Iya, saya berhasil berpacaran dengan salah satu cewek di awal SMA dan saya selalu curhat ke sshabat saya setiap ada masalah, sedangkan dia hanya mempunyai crush crush seperti kakak kelas atau cowok terkenal di angkatan. Dan selera sahabat saya ini, adalah cowok cowok ganteng dan hebat serta terkenal di sekolah. Dan sahabat saya ini tergila gila dengan kpop atau cogan. Intinya dia melihat fisik dan muka cowo lalu dia bisa tergila2
Intinya, kami tidak suka satu sama lain karena emang saya punya pacar dan sudah terlalu dekat, as a bestfriend.
Tapi, jujur saya seperti mempunyai rasa yang cukup aneh ke dia saat SMA, contohnya saat saya merasa senang saat mengantar nya pulang, atau saya senang saat membelikannya makanan dsb. Rasa yang aneh menurut saya pada saat itu.
Skip, rasa aneh itu membawa saya semakin ke sini, saya jadi senang ke rumahnya daripada ke rumah pacar saya, saya senang saat membonceng dia ke masjid untuk shalat maghrib, dan saya kesini semakin berpikir "jangan jangan saya menaruh hati pada orang ini, tidak jangan sampai". Dan saya berharap saya tidak dapat satu univ dengannya,dan boom takdir berkata lain. We are studying at the same college, but different major and faculty. Damn.
In the beginning of college life, saya putus dengan pacar saya (atau skg saya sebutnya mantan) karena dia kuliah di kota lain. Saya kuliah di perantauan, mantan saya juga merantau tapi di kota berbeda. Rasa aneh yg saya sebutkan tadi, sekarang sudah benar benar terasa. Saya semakin yakin kalo saya punya perasaan dan menaruh hati padanya. Tapi itu hal yang gak mungkin saya sampaikan. Dan mungkin itu rasa yang salah.
Di awal dunia kampus, saya dekat dengan cewek lain, . Hubungan nya cukup lancar, lalu entah kenapa saya tidak punya perasaan lebih pada cewe ini. Sehingga sebelum menyentuh kata pacaran, saya sudahi hubungannya. Begitu juga di jurusan, di awal semester 2 saya mendapatkan info kalau ada yg suka sama saya. Kali ini cewenya menurut saya sangat cantik. Muka pas pas an tapi kok bisa disukain cewe cantik? Mungkin karena kelebihan yg saya punya tadi ya hehe. Tentu saya coba dekati, dan ternyata lancar lancar saja. Tapi kembali lagi, saat saya chat dengan sahabat saya, sahabat saya selalu menjadi prioritas begitu juga dengan rasa senang saya saat chat atau keluar. Berbeda, saya merasa lebih condong ke sahabat saya untuk masalah perasaan. Dan saya akhirnya benar benar menyadari. Oh damn, i like her or maybe i love her, my bestfriend. Akhirnya saya akhiri hubungan dengan teman jurusan saya yg cantik. Sampai saya banyak yg gossipin yg pada intinya "muka pas pas an kok nolak cewe cantik". Tapi ini masalah perasaan yang benar benar cukup rumit, sahabat saya orang yang cukup judes di chat, dia masih mencari cogan untuk hatinya, dan menurut saya itu cukup sulit. Dan akhir akhir ini saya jarang keluar dengan sahabat saya, saya sudah jaeang chat. Ingin saya benar benar menyatakan perasaan, tapi menurut saya itu adalah hal yang salah. Tapi perasaan juga tidak bisa disalahkan, saya takut bisa jadi tidak suka sapa sapa lagi kecuali dia. Saya juga sering mimpi tentang dia. Tapi saya sadar saya bukan cogan atau laki2 bertampang menawan, seperti idamannya. Iya, saya paling mindeer kalau dihadapkan situasi ini. Sekaeang tujuan saya adalah mendapat ipk bagus, daftar di perusahaan yang saya paling inginkan. Lalu saat saya sukses, siapa tahu, saat dewasa nanti kriteria seseorang bisa berubah. Dan saya ingin bertanya, apakah kriteria (cowok) nanti saat mencari pasangan masih berpegang pada cowo ganteng? Atau sudah beda pemikiran? Dan apakah salah jatuh cinta pada sahabat sendiri? Terimakasih gan mungkin ada yang mau komen atau menjawab.
Terimakasih
Saya mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri begitu pula sahabat saya, sahabat yg saya kenal dari Sekolah Dasar,
Saya akan memperkenalkan setidaknya sebagian besar dari diri saya. Saya laki laki berperawakan tinggi besar. Saya bisa dibilang gemuk tapi bukan gemuk sekali karena saya mempunyai tinggi di atas rata rata orang indonesia. Wajah saya jujur, menurut saya sendiri pas pas an ke arah 'jelek' karena kulit saya yang hitam dan gelap akibat saya tidak merawat kulit saya sendiri. Tapi disamping itu, saya adalah orang yang cukup ceria dan banyak yang bilang saya "lucu" dan bisa bikin ketawa terus hehe. Saya juga cukup di kenal di angkatan saya di jurusan maupun fakultas karena saya ikut aktif dalam kepanitiaan dan saya mempunyai teman yang banyak. Saya juga bisa bermain gitar, saya juga kiper futsal yg dulu menjadi kiper utama saat sma, dan saya juga lumayan bisa bermain basket. Untuk masalah akademik, saya bisa dibilang alhamdulillah pintar. Saya ingin menutup kekurangan saya di fisik dengan kelebihan di bidang lain. Lalu saya akan mendeskripsikan sahabat saya.
Sahabat saya adalah perempuan tinggi normal, kulitnya agak sedikit gelap. Tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, dan yang pasti berhijab. Bukan sok alim lo ya hehe tapi kriteria saya adalah mencari yang berhijab. Tapi menurut orang orang, sahabat saya tidak bisa dikategorikan sebagai cewek cantik dan ideal. Seenggaknya dia masuk kategori biasa saja. Tapi karena dia sangat humble, dia juga banyak berteman dengan beberapa orang termasuk banyak temannya yg laki laki.
Saya sudah kenal sahabat saya dari SD, kami cukup dekat. Ibu kamu saling kenal dekat satu sama lain, lalu kami satu SMP,dan bertemu di SMA. Dan ternyata takdir membawa kami untuk berteman lagi karena kami satu almamater kuliah. Saya sering main ke rumahnya, mengerjakan tugas yang sebenernya bukan tugasnya karena kami beda kelas, atau sekedar mampir, atau rapat organisasi sma. Oh iya, kami juga osis di SMA. Saya juga sering belajar di rumahnya. Intinya kami kenal dekat, dan kami sering curhat tentang "gebetan" kami berdua, karena kami memang tidak suka satu sama lain. Iya, saya berhasil berpacaran dengan salah satu cewek di awal SMA dan saya selalu curhat ke sshabat saya setiap ada masalah, sedangkan dia hanya mempunyai crush crush seperti kakak kelas atau cowok terkenal di angkatan. Dan selera sahabat saya ini, adalah cowok cowok ganteng dan hebat serta terkenal di sekolah. Dan sahabat saya ini tergila gila dengan kpop atau cogan. Intinya dia melihat fisik dan muka cowo lalu dia bisa tergila2
Intinya, kami tidak suka satu sama lain karena emang saya punya pacar dan sudah terlalu dekat, as a bestfriend.
Tapi, jujur saya seperti mempunyai rasa yang cukup aneh ke dia saat SMA, contohnya saat saya merasa senang saat mengantar nya pulang, atau saya senang saat membelikannya makanan dsb. Rasa yang aneh menurut saya pada saat itu.
Skip, rasa aneh itu membawa saya semakin ke sini, saya jadi senang ke rumahnya daripada ke rumah pacar saya, saya senang saat membonceng dia ke masjid untuk shalat maghrib, dan saya kesini semakin berpikir "jangan jangan saya menaruh hati pada orang ini, tidak jangan sampai". Dan saya berharap saya tidak dapat satu univ dengannya,dan boom takdir berkata lain. We are studying at the same college, but different major and faculty. Damn.
In the beginning of college life, saya putus dengan pacar saya (atau skg saya sebutnya mantan) karena dia kuliah di kota lain. Saya kuliah di perantauan, mantan saya juga merantau tapi di kota berbeda. Rasa aneh yg saya sebutkan tadi, sekarang sudah benar benar terasa. Saya semakin yakin kalo saya punya perasaan dan menaruh hati padanya. Tapi itu hal yang gak mungkin saya sampaikan. Dan mungkin itu rasa yang salah.
Di awal dunia kampus, saya dekat dengan cewek lain, . Hubungan nya cukup lancar, lalu entah kenapa saya tidak punya perasaan lebih pada cewe ini. Sehingga sebelum menyentuh kata pacaran, saya sudahi hubungannya. Begitu juga di jurusan, di awal semester 2 saya mendapatkan info kalau ada yg suka sama saya. Kali ini cewenya menurut saya sangat cantik. Muka pas pas an tapi kok bisa disukain cewe cantik? Mungkin karena kelebihan yg saya punya tadi ya hehe. Tentu saya coba dekati, dan ternyata lancar lancar saja. Tapi kembali lagi, saat saya chat dengan sahabat saya, sahabat saya selalu menjadi prioritas begitu juga dengan rasa senang saya saat chat atau keluar. Berbeda, saya merasa lebih condong ke sahabat saya untuk masalah perasaan. Dan saya akhirnya benar benar menyadari. Oh damn, i like her or maybe i love her, my bestfriend. Akhirnya saya akhiri hubungan dengan teman jurusan saya yg cantik. Sampai saya banyak yg gossipin yg pada intinya "muka pas pas an kok nolak cewe cantik". Tapi ini masalah perasaan yang benar benar cukup rumit, sahabat saya orang yang cukup judes di chat, dia masih mencari cogan untuk hatinya, dan menurut saya itu cukup sulit. Dan akhir akhir ini saya jarang keluar dengan sahabat saya, saya sudah jaeang chat. Ingin saya benar benar menyatakan perasaan, tapi menurut saya itu adalah hal yang salah. Tapi perasaan juga tidak bisa disalahkan, saya takut bisa jadi tidak suka sapa sapa lagi kecuali dia. Saya juga sering mimpi tentang dia. Tapi saya sadar saya bukan cogan atau laki2 bertampang menawan, seperti idamannya. Iya, saya paling mindeer kalau dihadapkan situasi ini. Sekaeang tujuan saya adalah mendapat ipk bagus, daftar di perusahaan yang saya paling inginkan. Lalu saat saya sukses, siapa tahu, saat dewasa nanti kriteria seseorang bisa berubah. Dan saya ingin bertanya, apakah kriteria (cowok) nanti saat mencari pasangan masih berpegang pada cowo ganteng? Atau sudah beda pemikiran? Dan apakah salah jatuh cinta pada sahabat sendiri? Terimakasih gan mungkin ada yang mau komen atau menjawab.
Terimakasih
0
829
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan