- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Hindari Pelecehan Seksual, Setrika Payudara Marak di Inggris?


TS
bpln.leader
Hindari Pelecehan Seksual, Setrika Payudara Marak di Inggris?
Lebih dari satu per tiga murid-murid perempuan di Inggris pernah mengalami pelecehan seksual saat mengenakan seragam sekolah. Fakta itu terungkap lewat sebuah riset yang dilakukan oleh Plan International Inggris. Sumber: Aura/Getty Images/newsweek.com
- Praktik menyetrika bagian dada perempuan dengan sebuah batu panas untuk menghambat pertumbuhan payudara, menyebar di Inggris. Praktik ini berasal dari Afrika yang dilakukan remaja perempuan untuk melindungi mereka dari perhatian lawan jenis, pelecehan seksual dan rudapaksaan.
Relawan di London, Yorkshire, Essex dan West Midlands menceritakan kepada media di Inggris praktik menyakitkan ini dilakukan oleh anak-anak perempuan memasuki usia remaja di sejumlah negara di Afrika. Menyetrika dada dengan batu panas menimbulkan rasa sakit luar biasa sehingga masuk kategori penyiksaan dan tindakan yang sia-sia.
Dikutip dari ndtv.com, Minggu, 27 Januari 2019, PBB menggambarkan praktik ini sebagai satu dari lima kejahatan yang tak dilaporkan terkait kekerasan berdasarkan gender. Para pelaku biasanya ibu yang secara tradisional menilai cara ini ampuh untuk melindungi anak gadis mereka dari perhatian nakal laki-laki, pelecehan seksual dan rudapaksaan.
Ahli kesehatan dan para korban kompak menyebut praktik ini bukan hanya menimbulkan luka batin pada korban, tetapi juga menimbulkan bekas luka secara fisik berupa infeksi, ketidak mampuan untuk menyusui hingga kanker payudara.
Seorang aktivis yang tak mau dipublikasi namanya menceritakan melihat 15 persen sampai 20 persen kasus ini terjadi di Croydon, sebuah wilayah selatan ibu kota London. Praktik ini umumnya dilakukan oleh ibu, tante atau nenek menggunakan sebuah batu panas dengan cara dipijat pada bagian payudara secara berulang-ulang untuk memecahkan jaringan dan memperlambat pertumbuhan payudara.
"Mereka kadang melakukannya seminggu sekali atau dua kali seminggu, tergantung pada hasilnya," kata aktivis tersebut.
[size={defaultattr}]Menurut Margaret Nyuydzewira, Kepala organisasi Perkembangan Perempuan dan Remaja Putri, setidaknya seribu perempuan dan remaja putri di Inggris telah menjadi subjek intervensi praktik ini. Hanya saja, belum ada riset sistematik atau data resmi yang dikumpulkan mengenai ini.
Menanggapi pemberitaan ini, Kepolisian Inggris mengatakan belum menerima tuntutan hukum untuk praktik setrika payudara. Namun Kepolisian tak menampik kecurigaan adanya praktik ini. Sedangkan pemerintah Inggris mengatakan berkomitmen penuh untuk menghapuskan praktik ini. Akan tetapi, para aktivis dan relawan pesimis karena sampai sekarang tak banyak yang dilakukan pemerintah Inggris terkait kecurigaan ini.[/size]
https://dunia.tempo.co/read/1169288/...s/full&view=ok


sebelahblog memberi reputasi
1
2.2K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan